Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan

Berkunjung ke Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan sama sekali tidak perlu usaha ekstra karena dari tepi jalan jaraknya hanya 25 meter. Curug ini masih masuk wilayah Desa Kayupuring, diantara Desa Sokokembang dan Desa Tlogopakis, masih di dalam kawasan Ekowisata Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

Karenanya kami melihat Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan ini saat ke Curug Bajing, namun menyimpannya sebagai kunjungan belakangan. Selain karena lokasinya mudah, debit air curug ini waktu itu terlihat kecil. Maklum saat itu masih di ujung musim kering yang panjang.

Kendaraan roda empat harus parkir di bahu jalan yang relatif sempit, karena tidak ada tempat parkir khusus. Namun di sebelah kanan jembatan ada sepetak ruang melengkung mengikuti bentuk jalan yang bisa dipakai sebagai tempat parkir sepeda motor. Jembatan kecil itu melintang di atas sungai berbatu yang membawa tumpahan air dari kolam curug.

curug sibedug petungkriyono pekalongan

Pemandangan pada Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan dengan air terjun kembar yang debit airnya terlihat kecil itu. Besarnya debit air curug pada musim penghujan setidaknya bisa diperkirakan dari warna menghitam yang terlihat pada dinding bukit aliran airnya, serta pada warna serakan batu yang kehitaman pada badan sungai yang cukup lebar.

Sekelompok anak muda tampak tengah bermain di atas serakan batuan besar yang ada di batang sungai di bawah Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan ini, hal yang mungkin tak mudah dilakukan di musim penghujan. Di ujung sebelah kiri tampak sebuah tangga bambu, yang entah digunakan untuk memanjat apa. Mungkin ada semacam cekungan gua di sana.

Meski tidak semengesankan Curug Bajing, namun karena letaknya yang sangat strategis di tepi jalan ramai maka Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan ini menjadi tempat populer bagi pengunjung untuk mampir beristirahat sejenak. Tersedianya sejumlah warung kopi dan makanan di tepi jalan memperkuat alasan orang untuk berhenti di sini.

curug sibedug petungkriyono pekalongan

Pandang lebih dekat pada area curug. Ada jembatan bambu pendek di sisi kiri sungai yang bisa dipakai sebagai akses menuju ke kolam di bawah Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan. Dari sisi sebelah kanan sungai tempat dimana sepeda motor diparkir juga ada akses menuju ke sisi kanan curug, dan orang bisa dengan mudah menyeberang melewati batuan yang tak licin di tengah sungai.

Ada curug bertingkat kecil terlihat di latar depan di bagian bawah aliran sungai yang mengalirkan air dari kolam Curug Sibedug. Airnya terlihat cukup jernih, khas air dari kawasan hutan di pegunungan yang ekosistemnya relatif masih terjaga dengan baik.

Sejenak kemudian kami menghampiri sebuah warung yang berada di tepian jalan. Kopi yang disediakan di warung-warung itu bukanlah kopi yang biasa ditemui di kota, namun kopi yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat sebagai bagian dari upaya pelestarian kawasan Hutan Sokokembang Petungkriyono yang menjadi habitat Owa Jawa. Selain kopi hutan, telah dibudidayakan juga jenis kopi robusta, excelsa, liberika, dan arabica.

Warung Kopi Owa Petugkriyono adalah salah satu warung kopi yang berada di tepi jalan di dekat Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan, dan warung ini adalah milik Tasuri yang rumahnya di Sokokembang kami kunjungi beberapa saat sebelumnya. Di warung itu pula saya bertemu dengannya yang tengah sibuk melayani sejumlah tamu langganannya.

Selain rumahnya, Warung Kopi Owa Petugkriyono miliki Tasuri ini juga menjadi tempat mangkal sementara bagi mereka yang hendak atau sedang mengeksplorasi Ekowisata Petungkriyono. Di kawasan itu orang bisa menjumpai primata yang disebut Rekrekan (Presbytis fredericae), Owa Jawa (Hylobates moloch) yang langka, dan Lutung Jawa (Trachypithecus auratus).

Menurut Tasuri, sudah 50 kelompok Owa Jawa yang terdata di Hutan Sokokembang Petungkriyono. Satu kelompok biasanya hanya ada 2 ekor dan paling banyak berjumlah 6. Karena area edarnya yang relatif sempit, maka Owa Jawa menjadi mudah untuk ditemukan. Sedangkan lutung relatif jauh lebih luas wilayah jelajahnya, namun jumlahnya juga lebih banyak.

Kami sempat membeli kaos bergambar Owa Jawa di warung Tasuri, yang sebagian keuntungannya digunakan mendanai usaha untuk menjaga kelestarian hutan di wilayah ini. Sokokembang adalah kawasan hutan paling timur di Pulau Jawa yang ada habitat Owa Jawa. Begitulah, ada hal lain yang kami peroleh saat mampir Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan ini.


Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan

Alamat : Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Lokasi GPS : -7.1035144, 109.7262767, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Pekalongan, Tempat Wisata di Pekalongan, Peta Wisata Pekalongan.

Diubah: Desember 10, 2019.
Label: Air Terjun, Jawa Tengah, Pekalongan, Petungkriyono, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »