Kami masuk dari belokan jalan menanjak di sebelah kiri Jl Raya Banyumas - Kalibagor yang berada tepat di seberang akses masuk ke kompleks Bumi Perkemahan Kendalisada. Jarak dari rumah Mersi dimana kami menginap ke belokan Gua Maria Kaliori Banyumas ini adalah 9,9 km, melewati Sokaraja yang terkenal dengan soto dan gethuk gorengnya, serta melewati Pabrik Gula Kalibagor yang hingga saat itu masih dibiarkan terlantar secara sangat menyedihkan.
Dari kelok jalan menanjak itu kami berkendara sejauh 1,6 km di atas jalan sempit namun beraspal mulus melewati ladang ketela pohon, tebu, dan hutan jati muda yang luas dengan pemandangan yang lumayan sejuk, melintasi Panti Wreda Catur Nugraha, hingga berhenti di pertigaan jalan dimana terdapat pos jaga tepat di seberang gerbang masuk lengkung bertulis "Selamat Datang di Goa Maria Kaliori". Setelah sempat turun dari kendaraan dan menyapa petugas jaga untuk memastikan arah yang benar, kami melanjutkan perjalanan dengan berkendara melewati pintu gerbang itu.
Gerbang masuk Gua Maria Kaliori Banyumas yang berada di depan pos jaga itu, dengan beberapa bangunan di dekatnya yaitu Wisma OMI, Sekretariat, dan Rumah Retret Maria Immaculata yang berkapasitas 150 orang. Adalah keberadaan rumah retret itu yang membuat kami agak ragu menentukan arah, sehingga memutuskan untuk bertanya ke penjaga.
Jalanan agak menurun dan permukaannya tidak diaspal namun dipasang paving blok cukup rapi dan kondisinya masih baik. Sesaat kemudian kami melewati bangunan besar di sebelah kiri jalan yang ternyata gedung Gereja Ratu Surga Kaliori, dengan lekuk tempat parkir di dekatnya.
Jalan ini berakhir di area terbuka dengan bundaran kecil dan pohon palem muda di tengahnya. Di tempat itulah kami turun dari kendaraan, mampir sejenak di toko suvenir yang bersebelahan dengan aula, dan lalu melangkah masuk ke dalam area Gua Maria Kaliori melalui jalan selebar dua meter yang dilapis semen. Suasana di sini cukup nyaman karena dinaungi oleh pepohonan yang sangat rindang.
Beberapa langkah dari area parkir dekat toko suvenir terdapat area terbuka menarik dimana di puncak undakannya terdapat replika Patung Pieta. Patung yang menggambarkan tubuh Yesus di pelukan Maria setelah penyaliban ini aslinya adalah karya Michelangelo dan diletakkan di basilika Santo Petrus, Roma, Italia, setelah sebelumnya dipajang sebagai monumen di makam kardinal Perancis Jean de Billheres.
Patung di kompleks Gua Maria Kaliori itu diberkati oleh Dubes Vatican Mgr Leopoldo Girelli pada tahun 2008. Leopoldo Girelli, saat tulisan ini diperbarui, sedang menjabat sebagai Nuncio Apostolik untuk Israel dan Siprus, dan jugamenjadi Delegatus Apostolik untuk Yerusalem dan Negara Palestina.
Tiga buah bangku beton yang disediakan bagi para peziarah diletakkan di pelataran patung, dengan sebuah kotak lilin di sebelah kanannya. Sejenak berada di sana kami pun melanjutkan langkah memasuki area utama kompleks seluas 5,6 hektar ini. Bersama saya saat itu adalah Dewi, Lita Jonathans, Decyca Saune (R.I.P), Olyvia Bendon, dan Rika Febriani.
Pelataran luas dengan patung-patung Maria yang digambarkan dalam pakaian dan gestur tangan berbeda, dua diantaranya tengah menggendong Yesus kecil. Patung-patung dalam relung ini, diantaranya bertulis Ave Maria (Salam Maria), berada di area utama kompleks Gua Maria Kaliori Banyumas.
Ave Maria adalah doa tradisional kaum Katolik kepada Maria untuk memohonkan perantaraannya dan menjadi dasar doa rosario. Sejumlah pohon berbatang sangat besar dan rindang terlihat menaungi area pelataran gua yang luas itu, membuat pengunjung betah duduk berlama-lama.
Di dalam kompleks Gua Maria Kaliori Banyumas terdapat undakan yang berujung pada gerbang Taman Rosario Hidup di samping sebuah pohon tua. Di dalamnya terdapat deret relief tegak yang dilekatkan pada dinding melingkar yang dibuat menyerupai tebing batu gunung. Ada relief kisah Peristiwa Gembira yang diambil dari Injil Lukas, kisah Peristiwa Sedih dari Injil Matius, dan Peristiwa Mulia dari Injil Yohanes.
Sempat pula mengambil foto penampakan Gua Maria Kaliori yang dibibir lubang masuknya dibangun beton lengkung dua lapis, dan diantara kedua beton lengkung itu terdapat lukisan-lukisan kaca patri yang indah. Di bawah patung terdapat prasasti pemberkatan Patung Maria yang dilakukan oleh Paus Johannes Paulus PP II saat Misa Agung di Yogyakarta pada 10 Oktober 1989. Di bawah patung beberapa peziarah duduk takzim di atas lantai marmar mengkilap beralas bantalan tak berkaki.
PP di belakang nama Paus ada yang mengartikan Pastor Pastorum (Shepherd of Shepherds), namun ada pula yang mengartikan Pope and Pontiff yang berarti dia dan dia sendiri (sebagai penerus St. Peter). Gua ini mulai dibangun pada Hari Penutupan Tahun Maria 1988, dengan peletakan batu pertama dilakukan oleh Mgr PS Hardjasoemarta, MSc. Pada 8 Desember 1989 Gua Maria Kaliori diresmikan oleh Dirjen Bimas Katolik Ign Imam Kusenowihardja dan diberkati oleh Mgr PS Hardjasoemarta, MSc.
Saat meninggalkan lokasi menuju Banyumas barulah kami tahu ada akses lain ke Gua Maria Kaliori yang justru merupakan akses utama, dimana di sana terdapat area parkir luas dengan pendopo yang besar, gerbang dan patung Selamat Datang dengan tangan mengembang, Musoleum serta area Makam Katolik yang luas.
Dari gerbang utama itu peziarah bisa berjalan ke arah toko suvenir atau menapaki Jalan Salib yang berliku dengan 15 titik patung sebelum tiba di pelataran Gua Maria Kaliori. Dekat dengan lintasan jalan itu terdapat sebuah area yang digunakan sebagai De Mazenod Youth Camp. Yang menarik dan membuat Olyv kegirangan adalah beberapa meter sebelum pendopo di gerbang utama itu terdapat cungkup makam Pak Kasur dan Bu Kasur.
Gua Maria Kaliori Banyumas
Alamat : Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah. Telepon 0281-796 400, 0281-632 479. Rumah Retret 0815 0790 8080. GPS : -7.495175, 109.3068624, Waze. Parkir : -7.4955154,109.3032146, Waze. Parkir Toko Suvenir : -7.4948958, 109.3061623 , Waze. Jam buka : sepanjang hari dan malam. Harga tiket masuk : gratis. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Pelataran luas dengan patung-patung Maria yang digambarkan dalam pakaian dan gestur tangan berbeda, dua diantaranya tengah menggendong Yesus kecil. Patung-patung dalam relung ini, diantaranya bertulis Ave Maria (Salam Maria), berada di area utama kompleks Gua Maria Kaliori Banyumas. Ave Maria adalah doa tradisional kaum Katolik kepada Maria untuk memohonkan perantaraannya dan menjadi dasar doa rosario.
Penampakan Gua Maria Kaliori yang dibibir lubang masuknya dibangun beton lengkung dua lapis, dan diantara kedua beton lengkung itu terdapat lukisan-lukisan kaca patri yang indah. Di bawah patung terdapat prasasti pemberkatan Patung Maria yang dilakukan oleh Paus Johannes Paulus PP II saat Misa Agung di Yogyakarta pada 10 Oktober 1989. Di bawah patung beberapa peziarah duduk takzim di atas lantai marmar mengkilap beralas bantalan tak berkaki.
Peta Gua Maria Kaliori yang dibuat cukup baik dan lengkap, yang jika dibaca dengan teliti akan membuat pengunjung bisa melihat semua tempat yang ada di sini. Kami melewati Pintu Masuk Gua Maria via Wisma Omi, dan tidak melalui Jalan Salib yang panjang berliku dan menanjak yang mestinya akan cukup melelahkan. Kami juga tidak berkunjung ke De Mazenod Youth Camp dan Gereja Ratu Surga.
Kami sempat berhenti di pos jaga di depan gerbang masuk via Wisma Omi untuk memastikan arah masuk, oleh sebab baru pertama kali itu kami berkunjung ke Gua Maria Kaliori ini, meski sudah sangat sering lewat di depan akses masuknya dari jalan besar.
Olyvia Bendon dan Rika Febriani di belakangnya dengan latar belakang bangunan Rumah Retret Maria Imakulata dan Wisma Omi Kaliori yang berada di samping gerbang masuk yang bagian atasnya berbentuk lengkungan.
Gerbang masuk dari arah atas di seberang pos jaga dimana kami sempat berhenti untuk memastikan arah, karena belum sempat melihat tulisan yang ada di gerbang yang berbunyi “Selamat Datang di Goa Maria Kaliori” itu. Jalanan di ujung sana terlihat menurun, karena letak daerah ini memang berada di perbukitan cukup tinggi.
Lita dan Dewa sedang berjalan meninggalkan area di depan Rumah Retret dimana terdapat denah atau peta kompleks Gua Maria Kaliori Banyumas.
Sudut pandang lainnya pada replika Patung Pieta, yang menggambarkan Yesus di pelukan Maria setelah terjadinya penyaliban terhadap dirinya.
Patung Pieta yang diberkati oleh Mgr Leopoldo Girelli, Dubes Vatican untuk Indonesia, pada 21 Agustus atau September 2008.
Sudut pandang pojok pada Patung Pieta yang menyambut pengunjung ketika masuk ka kawasan Gua Maria Kaliori dari gerbang yang ada di bagian atas bukit.
Suasana di bagian tengah atau aera utama yang letaknya tidak jauh dari lubang Gua Maria Kaliori. Di ujung sana adalah undakan menuju ke area Taman Rosario Hidup.
Tiga orang peziarah tampak tengah duduk di atas bantalan di atas lantai dengan menghadap ke arah patung Bunda Maria yang berada di dalam ruang utama Gua Maria Kaliori.
Diantara dua lengkung beton di bibir atas Gua Maria Kaliori terdapat lukisan kaca patri yang mestinya bercerita seputar kisah Yesus.
Bagian bawah kiri pada lengkung luar Gua Maria Kaliori dengan struktur pelapis beton yang ditata cukup rapi. Patung Bunda Maria terlihat berdiri di dalam sana.
Prasasti di bawah Patung Bunda Maria yang ditandatangani oleh Joannes Paulus P.P. II pada tanggal 10 Oktober 1989 dan ditulis dalam Latin.
Saat itu ada beberapa orang pekerja yang tengah memasang ‘tratag’ atau atap darurat yang biasa dipasang jika sedang ada hajatan, yang secara fungsional sangat berguna namun secara artistik sangat merusak keindahan.
Salah satu patung Bunda Maria yang berada di dalam ceruk gua buatan di tepian area utama Gua Maria Kaliori yang berada di bawah Taman Rosario Hidup.
Patung Bunda Maria berikutnya dalam deretan reluag gua di samping relung gua kecil sebelumnya.
Patung Bunda Maria berikutnya dengan gestur tangan dan pakaian yang berbeda.
Patung Bunda Maria yang ini berbeda lagi pakaiannya serta sedang menggendong bayi Yesus.
Masih patung Bunda Maria lainnya dengan pakaian dan gestur tangan berbeda lagi serta ada salib di atas kepalanya.
Patung Bunda Maria berikutnya yang tengah menggendong Yesus yang mungkin sudah berusia sekitar 2-3 tahun.
Patung Bunda Maria berikutnya yang mirip dengan salah satu patung sebelumnya hanya saja patung ini tidak ada lambang salib di atas kepalanya.
Undakan yang menuju ke area Taman Rosario Hidup setelah melewati deretan relung gua kecil dengan patung Bunda Maria di dalamnya.
Rika Febriani berdiri di dekat deretan relief yang berada di area Taman Rosario Hidup. Tulisan di sebelah kiri bawah berbunyi “Peristiwa Gembira”.
Tiga relief lainnya dengan judul “Peristiwa Sedih” di sebelah kiri atas. Di bagian kiri bawah ada tulisan Matius 26:36:46, lalu Matius 27:15-26, Matius 27: 27-31, Yohannes (tak terbaca tulisan di bawahnya).
Relief yang berjudul “Peristiwa Sedih” dan Matius 26:36:46.
Relief yang diberi judul “Peristiwa Mulia” dan tulisan di bawahnya berbunyi Yohanes 20:1-10.
Prasasti yang ada di Taman Rosaria Hidup yang isinya menyebutkan pemberkatan pada tanggal 20 September 1992 oleh Ikaris Jenderal R Sigit Pramudji PR.
Sudut pandang ke arah Gua Maria Kaliori dengan sebuah pohon cukup besar di latar depan yang membantu memberi keteduhan di area yang lumayan luas ini.
Tempat berpenutup atas tanpa dinding yang semi permanen ini berada di sisi sebelah kiri area utama Gua Maria Kaliori.
Pohon dengan batang cukup besar ini seingat saya merupakan pohon dengan batang terbesar di area utama Gua Maria Koliori. Usia pohon ini mungkin seumuran kompleks gua ini.
Batang atas pohon ini bercabang cukup banyak dan terlihat cukup enak dipandang, meskipun daunnya tidak begitu rimbun.
Berfoto di depan Patung Pieta.
Sesi foto lainnya di depan Patung Pieta.
Pos Keamanan dan Informasi di sebelah kanan dan kantin yang menjual makanan dan minuman di sebelah kiri.
Toko souvenir Goa Maria Kaliori yang menjual berbagai patung Yesus dan Maria, dan cendera mata lainnya.
Kios oleh-oleh khas Gua Maria Kaliori, dengan tulisan di bawahnya menyebutkan bahwa keuntungan penjualan dipersembahkan untuk pengembangan gua.
Tanda ini yang sudah sering saya lihat ketika melintas menuju ke arah Banyumas, namun baru sekali ini saya mampir ke sana. Ini adalah akses masuk dari sebelah atas bukit, atau via Wisma OMI.
Diubah: Desember 18, 2024.
Label: Banyumas, Gua, Jawa Tengah, Kalibagor, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.