Dewi Kilisuci atau Sanggramawijaya yang dikenal sebagai kedi (tidak menstruasi) adalah putri mahkota Raja Airlangga yang menolak menerima tahta kerajaan Kahuripan, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan cara menjadi pertapa di Gua Selomangleng hingga muksa, lenyap ditelan bumi. Belakangan saya mendapat informasi dari kuncen bahwa tempat mukso Dewi Kilisuci berada di dalam kompleks Situs Krendhowahono.
Makanan tradisional bernama Pentol tampak dijajakan di atas sebuah motor berpayung di depan regol undakan menuju ke Gua Selomangleng. Rindang pepohonan di sekitar lokasi Gua Selomangleng cukup membantu untuk mengurangi panasnya matahari Kediri yang cukup menyengat kulit. Dua tiang batu yang tinggal bagian bawahnya mungkin reruntuhan gapura, serta arca batu tidak utuh diletakkan di ruang terbuka di kaki Gua Selomangleng. Saya kira Dinas Purbakala perlu membuat Candi Bentar di mulut undakan. Membiarkan situs apa adanya bukan pilihan terbaik. Borobudur pun direstorasi untuk menjadi seperti sekarang ini.
Ada dua buah mulut gua di lokasi Gua Selomangleng ini, yang terbentuk dari batuan andesit berwarna hitam berukuran cukup besar, sehingga bisa terlihat mata dari jarak yang jauh. Akses ke Gua Selomangleng ini tidak terlalu sulit, dicapai dengan melewati jalanan batuan alam menuju mulut gua. Sebuah arca batu Dwarapala berukuran kecil dengan wajah yang telah rusak dan tangan menggenggam sebuah gada tampak diletakkan di sekitar tengah-tengah undakan menuju Gua Selomangleng. Perbukitan tempat dimana Gua Selomangleng berada letaknya tidak terlalu tinggi, sehingga cukup mudah untuk dicapai.
Patung Dwarapala lainnya yang kepala juga rusak diletakkan di ruang terbuka di kaki gua. Beberapa tumpukan batu yang tidak jelas bentuknya juga teronggok di lokasi yang sama, sementara di sebelah kirinya, di permukaan lereng batuan, terdapat ukiran sulur-suluran yang sudah tidak utuh lagi. Gua Selomangleng memiliki tiga buah ruangan, dengan lokasi ruangan utama berada di pintu masuk gua yang pertama. Dari ruang utama ke ruangan yang lain dihubungkan masing-masing oleh sebuah rongga kecil yang ada di sebelah kiri dan kanan ruangan utama.
Dinding Gua Selomangleng penuh dengan relief yang dipahat diatas dinding batuan gua yang keras. Sebuah relief manusia dalam posisi bertapa dipahat pada pilar batu lengkung Gua Selomangleng. Ruangan Gua Selomangleng cukup gelap, sampai gelap sekali, sehingga menyulitkan pengambilan gambar.
Sayangnya tidak ada keterangan sama sekali di bawah semua relief Gua Selomangleng, namun seluruh relief itu tampaknya terkait kisah tentang Dewi Kilisuci. Relief yang tampak pada foto di atas barangkali adalah relief Patih Buto Luhcoyo yang selalu setia mendampingi Dewi Kilisuci.
Tempat pembakaran dupa, serta sebuah altar tempat meletakkan bunga kanthil dan mawar yang berada di dalam Gua Selomangleng. Beberapa relief pada dinding Gua Selomangleng tampak sudah berwarna kehitaman, mungkin karena asap dupa yang sering dibakar di sana.
Di dalam Gua Selomangleng terdapat ceruk yang mungkin pernah digunakan sebagai sebuah tempat pertapaan. Bertapa adalah sebuah ritual fisik, rasa, dan karsa untuk tujuan mensucikan jiwa, mempertebal kekuatan batin atau meningkatkan ilmu kesaktian, atau untuk tujuan mendekatkan pada Sang Pencipta.
Pada permukaan dinding gua berikutnya ada relief sepasang manusia di dalam kotak segi empat, relief manusia lainnya dengan beragam posisi, serta sejumlah ornamen bunga. Mungkin itu adalah relief yang menceritakan kisah saat Dewi Kilisuci dilamar oleh Prabu Kelono Siwandono, Raja Bantar Angin.
Permukaan dinding Gua Selomangleng boleh dikatakan penuh dengan relief berbentuk gunungan dan beberapa relief manusia. Ada pula relief Kala atau Banaspati di dalam Gua Selomangleng. Relief Kala di daerah Jawa Timur biasanya lengkap dengan rahang bagian bawah, sedangkan di daerah Jawa Tengah biasanya tanpa rahang bawah.
Akan sangat membantu bagi para pengunjung jika saja dibuat keterangan pada benda-benda yang berada di sekitar lokasi Gua Selomangleng ini. Setidaknya kisah penemuan dan perkiraan penggunaannya, jika informasi yang jelas tidak tersedia. Sayang sekali jika para pengunjung pulang dengan kepala kosong, tanpa tahu apa yang sesungguhnya mereka lihat di sana.
Gua Selomangleng Kediri merupakan tempat wisata bersejarah yang harus dikunjungi ketika anda berada di Kota Kediri, karena selain aksesnya yang mudah, berkunjung ke Gua Selomangleng ini seperti memasuki sebuah lorong waktu, dan mengingatkan kepada kita bahwa kemuliaan dunia bukanlah segalanya, setidaknya bagi seorang Dewi Kilisuci.
Gua Selomangleng Kediri
Alamat : Desa Waung, Kecamatan Mojoroto, Kediri, Jawa Timur. Lokasi GPS : -7.80723, 111.97287, Waze. Rujukan : Hotel di Kediri, Tempat Wisata di Kediri, Peta Wisata Kediri.Diubah: April 24, 2018.Label: Gua, Jawa Timur, Kediri, Selomangleng, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.