Bangunan Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terlihat menonjol di seberang Barat Alun-Alun Batang yang sebelumnya telah saya kunjungi. Karena kebetulan mobil yang kami tumpangi harus diperiksa supir karena ada suara mencurigakan di roda depan, maka kami berjalan kaki lewat sisi Selatan alun-alun sambil cuci mata.
Di sisi selatan Alun-Alun Batang kami mampir ke halaman gedung pemda yang luas, dengan rumah jauh di dalamnya. Hanya ada tukang kebun yang menyirami tanaman dan menyapu halaman yang asri. Ada tugu burung merak dengan ekor mengembang indah dan kubah kandang burung. Melanjutkan jalan kaki melewati pojok Barat Laut alun-alun, kami menyusuri jalan pedestrian yang dinaungi pohon beringin yang membatasi pancaran matahari pagi yang hangat. Sesampainya di halaman Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terlihat ada kesibukan sejumlah tukang bangunan. Rupanya masjid masih dalam proses penyelesaian renovasi.
Setelah direnovasi, Masjid Agung Darul Muttaqin Batang memiliki dua lantai yang bisa menampung 2000 - 3000 jamaah. Saat itu ruang bagian atas masih dalam pengerjaan, membuat saya tak naik ke sana. Sayangnya pintu masuk ke ruang utama masjid terkunci, sehingga hanya bisa melihat ke dalam dari pintu kaca di serambi yang sudah rapi.
Beringin besar di tengah Alun-Alun Batang yang terbelah sekitar lima bulan setelah foto ini diambil, dengan latar Masjid Agung Darul Muttaqin Batang, menara tunggalnya, dan dua bangunan pendamping yang sama dan sebangun mengapit bangunan utama. Dekatnya masjid dengan alun-alun dan pusat pemerintahan menjadi simbol pentingnya peran ulama.
Yang saya sukai dengan Masjid Agung Darul Muttaqin Batang ini adalah atapnya yang masih mengambil bentuk limasan, bentuk tradisional masjid di Jawa, meskipun telah mengalami renovasi. Ada cukup banyak masjid tua yang kehilangan ciri khas arsitektur lokal setelah mengalami pemugaran, biasanya dengan menelan biaya sangat mahal.
Sayangnya biaya yang mahal untuk melakukan renovasi masjid itu sering hanya sanggup untuk memberi daya tarik visual, yang tak jarang desainnya menggunakan gaya bangunan asing, dan karena itu seperti mencabut akar budaya lokal, menyisakan bangunan indah namun tanpa sejarah, tanpa jiwa.
Pandangan lebih dekat dan lebih utuh pada tampak muka Masjid Agung Darul Muttaqin Batang, yang dahulunya bernama Masjid Jami' Kota Batang, mungkin sebelum Batang menjadi kabupaten lagi, terpisah dari Kabupaten Pekalongan. Batang memiliki sejarah panjang, dan karenanya menyimpan banyak situs bersejarah yang perlu diungkap.
Badan Menara Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terlihat berbentuk segi enam, mungkin melambangkan Rukun Iman yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada para malaikat Allah, Iman kepada kitab-kitab Allah, Iman kepada para rasul Allah, Iman kepada hari akhir, dan Iman kepada takdir baik dan buruk. Secara bahasa Iman berarti membenarkan.
Serambi masjid terkesan sangat datar dan fungsional, nyaris tak ada sentuhan seni budaya, yang biasanya tercermin pada ukiran, relief atau ornamen lainnya. Di sana ada bedug tua polos, lampu gantung, sepasang jam almari mengapit pintu tengah, kaligrafi huruf "Allah" dan "Muhammad" di atas pintu, dengan lelangit beton yang polos datar. Saya kira dengan berjalannya waktu, bedug itu akan diganti dengan bedug baru berbadan kayu, dengan sentuhan ukiran yang elok.
Tulisan nama Masjid Agung Darul Muttaqin Batang dibuat dalam huruf Arab dan Latin yang berada di bagian atas masjid, di bawah atap limasan dan bidang miring, yang tampaknya akan disegarkan. Ornamen kemuncak atap masjid juga berkesan tradisional dengan huruf Arab "Allah" sebagai puncak tertingginya, disangga bentuk geometris tumpeng.
Tinggi Menara Masjid Agung Darul Muttaqin Batang adalah 29 meter, dimana angka 2 melambangkan Allah dan Nabi Muhammad SAW, dan angka 9 melambangkan Wali Songo sebagai penghormatan bagi para penyebar agama Islam yang utama di Jawa. Ruang kantor bagi pengurus masjid dan ruang perpustakaan berada di bagian bawah menara ini.
Sebuah situsweb menyebutkan bahwa pada mimbar kayu Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat ukiran angka 1242 H (1821 M), dan di ruang imam ada pula ukiran angka 1247 H (1826 M). Saya kira angka tahun itu terkait renovasi, bukan tahun berdirinya, karena Kadipaten Batang sudah ada sejak abad ke-17, atau setidaknya abad ke-18.
Alamat Masjid Agung Darul Muttaqin Batang : Kauman, Kec Batang, Kab Batang, Jawa Tengah. GPS : Map, Waze. Hotel di Batang, Tempat Wisata di Batang, Peta Wisata Batang.Diubah: Agustus 31, 2019.
Label:
Batang,
Jawa Tengah,
Masjid,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.