Mentari perlahan meredupkan cahayanya saat langkah kami berempat berhenti di gerbang Makam Ade Irma Suryani di Jl Nipah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tak ada informasi penanda tempat, hanya karena meyakini bangunan yang menjulang di tengah taman sebagai Monumen Ade Irma Suryani, menarik langkah kami untuk mendekat.
Ide untuk pergi bertandang ke makam Ade Irma Suryani mendadak muncul seusai ibadah Minggu, tepat 47 tahun setelah peristiwa G30/S PKI. Keinginanitu kemudian saya tawarkan kepada beberapa kawan, siapa tahu ada yang berminat untuk pergi ke sana bersama-sama.
Akhirnya yang sepakat berkunjung ya kami berempat meski sejujurnya tak seorangpun yang tahu persis dimana letak makamnya. Dengan mengandalkan potongan memori dari informasi yang pernah saya baca di beberapa media; dalam bayangan saya makam Ade Irma Suryani berada di halaman belakang kantor Walikota Jakarta Selatan.
Kompleks Makam Ade Irma Suryani di pelataran belakang Kantor Walikota Jakarta Selatan yang tertata rapi dan cukup bersih, namun tak banyak diketahui orang. Melihat senyapnya kompleks makam Ade Irma, dengan gampang bisa ditebak tak banyak yang berkunjung ke sini.
Hal ini didukung dengan pecahan vas bunga di bagian depan pusara dan keringnya sebuah vas bunga lain di sisi depannya. Beberapa foto yang dipajang di Monumen Ade Irma sudah tampak lusuh dan memudar karena terpaan air hujan dan paparan panas matahari. Malah ada bagian yang tampak kosong, entah belum diiisi gambar atau ada yang mencopotnya.
Tubuh Ade terkena terjangan 6 (enam) biji timah panas pasukan Cakrabirawa pada 30 September 1965 di depan kamar tidur utama rumah orang tuanya. Meski sempat mendapat perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, nyawanya tak tertolong; di hari keenam Ade berpulang ke Surga.
Pak Nas sendiri yang menjadi target Cakrabiwara oleh istrinya Johana, dibantu untuk kabur melalui pintu belakang. Ajudan Pak Nas yang juga tinggal di rumah itu, Kapt. Pierre Tendean ikut menjadi korban penculikan pada malam yang dikenal dengan Gerakan 30 September (G30/S).
Di sisi depan pusaranya sebuah tulisan yang mulai pudar terbaca dengan samar: "Anak saja jang tertjinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ajahmu". Tulisan yang memudar pupus oleh waktu di depan pusara Ade Irma Suryani
Pelataran makam Ade Irma Suryani, nun di sana dalam kesendirian yang sunyi. Kompleks makam Ade Irma sebelumnya berada di Taman Pemakaman Umum (TPU) Blok P, Kebayoran Baru sebelum penggusuran kompleks TPU untuk pembangunan Kantor Walikota Jakarta Selatan pada 1998.
Makam Ade Irma adalah satu-satunya makam yang sengaja dibiarkan di tempatnya, kemudian menjadi bagian dari kompleks Kantor Walikota Jakarta Selatan. Pada 2002, di kompleks makam Ade Irma dibangun sebuah monumen yang dilengkapi dengan beberapa dokumentasi pemakamannya.
Potret diri Ade Irma Suryani yang memudar terkena paparan panas dan air hujan yang menghiasi bagian depan Monumen Ade Irma Suryani.
Ada pula dokumentasi foto Soeharto ketika berkunjung ke makam Ade Irma saat masih berada dalam Kompleks TPU Blok P, Jakarta Selatan. Tak adanya petunjuk ke lokasi ataupun informasi mengenai tempat ini, menjadikan makam Ade Irma tak banyak diketahui publik.
Tak ada penjaga makam yang menghampiri kami sepanjang menanti senja dengan bercengkerama menikmati keripik pisang di pelataran monumen. Hanya ada seorang gadis kecil berkaos merah muda yang tampak melintas ke arah gerbang dan kemudian berbalik ke dalam kompleks walikota tanpa bertegur sapa dengan kami.
Irma Suryani Nasution (Adik), demikian nama yang tertera di atas nisan Pusara putri dari Jenderal Besar A.H. Nasution. Ia lahir pada 19 Pebruari 1960 dan menghembuskan napas terakhir 6 Oktober 1965.
Monumen Ade Irma Suryani Nasution salah satu bagian dari kompleks Makam Ade Irma.
Saat maghrib menjelang, kami pun bersiap untuk beranjak setelah sebelumnya memungut dan memetik beberapa kembang di pelataran makam untuk diletakkan di atas pusara Ade Irma. Lampu penerangan yang ada di sekitar makam sepertinya tidak berfungsi membuat tempat itu mulai gelap.
Namun saat sampai di gerbang, kami kaget karena gerbangnya telah digembok! Oleh sopir truk yang hendak menurunkan barang di belakang makam, kami diminta bersabar karena telah menghubungi petugas keamanan untuk membukakan pintu gerbang.
Menurut info dari sopir truk dan kawannya, pintu gerbang ke makam setiap hari terbuka dan baru digembok setelah tak ada pengunjung.
Hanya saja dia juga heran kenapa sore itu sudah digembok padahal mereka hendak masuk menurunkan barang dan kami masih berada di dalam! Setelah menunggu hampir setengah jam tanpa melihat tanda-tanda petugas mendekat, berempat kami terpaksa memanjat pagar untuk pulang. Selamat beristirahat Ade Irma.
Alamat Makam Ade Irma Suryani Nasution berada di Kompleks Kantor Walikota, Jl Nipah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lokasi GPS: -6.248438, 106.808355, Waze. Hotel di Jakarta Selatan, Hotel Melati di Jakarta Selatan, Peta Wisata Jakarta Selatan, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Selatan.Diubah: Desember 08, 2024.
Label:
Ade Irma Suryani,
Jakarta,
Jakarta Selatan,
Olyvia Bendon,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.