Mobil melewati perkebunan serta perumahan penduduk, melalui Desa Tampusuk, lalu Tondangau. Jalan makin menyempit dan jarang dilewati orang, terlihat dari rimbunnya rumput liar. Kami melewati instalasi geotermal dan sempat berhenti karena rapatnya semak hingga menggores mobil. Sesaat kemudian Danau Linow terlihat diantara pepohonan. Air danau berwarna kehijauan, sangat indah dan sejuk dipandang mata. Ada beberapa dangau di tepian sana, yang sepertinya nyaman untuk menikmati pemandangan. Kami akhirnya sampai di tepian Danau Linow dekat jalan. Di seberangnya ada bangunan geotermal dan geowisata Pertamina. Gedungnya sepi, sehingga kami pun tidak mampir ke sana.
Melalui jalan setapak kami turun ke tepian Danau Linow yang sempit dimana terdapat gazebo kecil. Gelembung gas belerang air Danau Linow tampak dengan jelas naik ke permukaan. Pemandangan di sini sangat indah. Kami lalu meneruskan perjalanan dan belok kanan masuk ke resort Danau Linow yang sangat luas setelah melewati pos jaga.
Oom Leo Supit dan Myra Diarsi tengah difoto oleh Lita di sebuah tempat duduk terbuat dari bambu. Tempat yang nyaman di bawah keteduhan pohon pinus ini berada di dekat area parkir Danau Linow. Tepian area parkir ditumbuhi pepohonan yang menambah keindahan tempat ini. Sejenak kami menikmati suasana dan melihat keindahan danau dari sana.
Di sisi sebelah kiri resort Danau Linow areanya membentuk lereng bukit yang ditumbuhi rerumputan dan ditanami pepohonan yang ditata rapi. Sedangkan di sebelah kanan terdapat sejumlah pondok beratap ukuran sedang rumbia menghaap ke danau. Di depan pondok ada teras atau balkon dengan tempat duduk untuk bersantai menikmati pemandangan.
Danau seluas 34 ha ini bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari Kota Manado, dengan melalui jalan propinsi Manado - Tomohon, lalu jalan propinsi Tomohon - Kawangkoan, kemudian belok ke kiri pada GPS 1.270780, 124.818460
Pemandangan sudut balkon di depan pondok beratap rumbia itu cukup cantik. Sejumlah meja dan kursi disediakan di sana di bawah rindang pohon. Tempat yang sangat ideal untuk menikmati indahnya Danau Linow, dan tempat memesan makanan hangat dan minuman dingin segar. Melewati undakan, kami turun ke balkon sebuah pondok di tepian danau.
Agak jauh di sebelah kiri balkon di atas ada balkon lainnya yang sayangnya kurang nyaman pada siang hari karena terkena dari cahaya langsung matahari, tanpa pelindung sama sekali. Namun cocok untuk menikmati pemandangan di pagi dan sore hari.
Danau Linow ini kadar belerangnya konon tinggi, dan warna airnya bisa berubah sesuai kadar belerang saat itu. Ini tentu tak lepas dari munculnya gelembung-gelembung gas mengandung belerang yang muncul dari dasar danau. Boleh jadi danau ini dahulunya memang merupakan kawah gunung berapi, hanya saja sekarang airnya tidak panas lagi.
Balkon atau teras di depan pondok rumbia yang menjadi tempat teduh nyaman di mana kami betah duduk berlama-lama menikmati keindahan Danau Linow, sembari menunggu datangnya minuman dingin segar dan makanan kecil yang kami pesan. Suasana yang sepi membuat Oom Leo Supit tidak keberatan untuk bergaya saat difoto dengan latar Danau Linow yang cantik.
Kunjungan ke Danau Linow semakin berkesan dengan datangnya sepiring pisang goreng Goroho khas Sulawesi Utara yang dihidangkan selagi panas. Pisang dimakan setelah dicocol dahulu ke dabu-dabu. Sungguh sangat nikmat di lidah dan segera tandas dalam waktu yang singkat. Ice lemon tea yang kami pesan pun terasa sangat segar dan nikmat.
Setelah cukup puas menikmati makanan dan suasana, kami pun meninggalkan resort Danau Linow melewati jalan normal, tidak lagi lewat jalan darimana kami datang. Kondisi jalanan ini cukup lebar dan mulus, sampai kami tiba di pertigaan jalan propinsi Tomohon - Kawangkoan, dan berhenti sebentar untuk menandai GPS belokan ke Danau Linow itu.
Danau Linow merupakan tempat indah di Tomohon yang sangat sayang untuk dilewatkan jika anda sedang berada di Sulawesi Utara. Warna air danaunya yang hijau indah, lingkungannya yang nyaman asri, serta suguhan pisang goreng goroho dengan ice lemon tea dingin memberi kesan mendalam yang bertahan sangat lama di ingatan.
Danau Linow Tomohon
Alamat : Desa Linow, Kelurahan Lahendong Tomohon, Sulawesi Utara. Lokasi GPS : 1.269850, 124.823790, Waze. Tempat Wisata di Tomohon, Hotel di ManadoKunjungan ke Danau Linow semakin berkesan dengan datangnya sepiring pisang goreng Goroho khas Sulawesi Utara yang dihidangkan selagi panas. Pisang dimakan setelah dicocol dahulu ke dabu-dabu. Sungguh sangat nikmat di lidah dan segera tandas dalam waktu yang singkat. Ice lemon tea yang kami pesan pun terasa sangat segar dan nikmat.
Danau Linow yang kami lihat dari sela pepohonan di jalan tembus yang kondisinya cukup memprihatinkan karena tak terawat dengan rumput yang tinggi di tengah jalan dan di kiri kanannya. Namun kesengsaraan melewati jalan tembus itu sirna setelah melihat keindahan Danau Linow yang mempesona.
Pada sela pepohonan lain, Danau Linow terlihat lebih dekat, dan ujung di seberang sana terlihat cukup jelas. Panjang danau ini antara 733 - 866 meter, dengan lebar antara 413 - 652 meter, dan luasnya sekitar 34 ha. Bentuknya seperti bubu menyempit sedikit di bagian atasnya.
Beginilah kondisi jalan tembus ke Danau Linow yang kami lalui ketika berangkat dari Roong, Tondano, Minahasa. Masih ada ruas jalan lainnya yang rumput di tengah jalannya lebih tinggi lagi.
Kondisi jalan yang buruk membuat kami berhenti beberapa saat. Rumput yang tinggi serta semak di kiri kanan jalan mengenai badan mobil. Badan mobil yang tadinya mulus menjadi banyak terjena baret-baret karena semak yang dahannya tajam. Padahal ini terhitung mobil kecil.
Namun hiburan datang lagi ketika kami bisa melihat kembali Danau Linow dari sela gerumbul, meskipun hanya sedikit saja. Kali ini terlihat di sebelah kanan ada ladang yang mestinya menjadi salah satu ujung dari danau ini.
Pandangan lebih jelas pada ladang yang ada di sebelah kanan Danau Linow, dengan beberapa buah dangau yang letaknya cukup berdekatan. Saya sempat membayangkan duduk di atas salah satu dangau itu sambil minum teh dan makanan camilan seraya menikmati pemandangan alam sekitar danau.
Bangunan geotermal dan geowisata Pertamina yang berada di seberang tepian Danau Linow dimana kami berhenti dan turun ke tepian danau. Gedung itu terlihat sepi, dan seperti tak terawat, sehingga kami pun tidak mampir ke sana.
Sebuah gazebo di tepian Danau Linow di tempat kami berhenti. Tempat ini merupakan area umum yang terbuka buat siapa saja tanpa ada penjaga karena letaknya persis di tepi jalan, hanya dibatasi oleh tebing yang rendah. Air danau tampak dangkal di area ini.
Myra tampak tengah menuruni jalan setapak yang sempat untuk menuju ke tepian danau. Lebar tepian danau di area ini juga sempit, agak repot kalau berjalan berpapasan. Sayang di gazebo tidak ada tempat duduk atau tikar.
Gelembung gas belerang yang keluar dari dasar air Danau Linow tampak sangat jelas pada foto ini. Gelembung gas ini hanya kami lihat di area danau di tepian jalan, dan tidak saya lihat di area resort yang airnya lebih dalam.
Pinggiran danau di sebelah sana tampak naik landai hingga ke perbukitan yang ditumbuhi pohon lebat. Area itu tampak hijau dan subur dengan beberapa dangau terlihat berdiri di tepian danau. Di sebelah kiri ada asap putih tebal yang mengepul, seperti uap air panas yang keluar dari bumi.
Gerumbul pohon bambu di tepian danau sebelah kiri yang terlihat subur. Meskipun dikatakan bahwa kadar belerang Danau Linow tinggi, namun seluruh area di pinggiran danaunya justru terlihat sangat hijau subur.
Oom Leo Supit tampak berjalan di tepian Danau Linow setelah mengamati keunikan gelembung gas belerang air danau. Di latar belakang adalah bagian dari sebuah resort Danau Linow yang tertata indah, yang kami kunjungi setelah meninggalkan area terbuka dimana gazebo berada.
Pagar bambu itu tampaknya dimaksudkan untuk membatasi area umum dengan area resort Danau Linow, yang untuk masuk ke dalamnya orang harus melewati pos jaga. Area resort itu memang terlihat ditata dengan baik, berbeda jauh dengan area umum yang tak elok sama sekali.
Lita, Om Leo, dan Myra melangkah masuk ke dalam area resort setelah berbicara dengan petugas jaga yang pos-nya di sebelah palang pintu di belakang sana, sementara mobil diparkir di luar.
Plang tanda parkir di tepian Danau Linow yang indah. Area parkir resort ini cukup luas dan bisa menampung banyak mobil dan bahkan bus besar. Warna air danau memang sangat khas, yang membuat siapa pun akan terpesona ketika melihatnya.
Masih dari tepian parkir resort, adanya pohon cemara serta tanaman bunga di tepi danau menjadikan pemandangan dari tempat ini memang menjadi lebih indah. Alam yang indah memang harus dibarengi dengan penataan lokasi wisata yang berkelas, agar orang merasa nyaman dan berbondong datang.
Diperlukan seorang ahli arsitektur lanskap yang berpengalaman, atau setidaknya orang yang memiliki cita rasa yang baik untuk membuat area resort seperti ini. Sentuhan kecil seperti bangku bambu di ujung sana memberi kesan tersendiri bagi para pengunjung yang datang ke tempat ini.
Sebuah area danau di ujung sana berwarna hijau tua, berbeda dengan warna air di sekitarnya. Warna air danau bergantung pada kandungan belerang di tempat itu, serta sudut pandang dan cahaya matahari yang jatuh ke sana.
Ada yang terasa kurang memang di atas air danau yang sangat indah ini, yaitu perahu, sepeda air, atau kereta angsa. Kadar belerang yang tinggi mungkin adalah penyebabnya, yang bisa membuat orang pusing jika terpapar lebih dari 15 menit saja.
Pemandangan di dekat balkon di depan pondok beratap rumbia itu, yang merupakan salah satu titik pandang yang indah di Danau Linow. Meskipun kadar belerangnya dikatakan tinggi, namun tak tercium sama sekali bau belerang selama saya berada di sana.
Danau Linow memiliki balkoni lain di seberang balkoni pada foto sebelumnya, yang sayangnya kurang nyaman pada siang hari karena tidak terlindung dari cahaya langsung matahari. Namun tempat ini tentu akan sangat nyaman untuk menikmati pemandangan Danau Linow pada pagi dan malam hari.
Tante Stien, isteri Om Leo Supit yang pintar memasak, tengah duduk santai di bahu dinding tembok di dekat pondok tempat kami bersantai. Teduh pepohonan membuat suasana di tempat ini sungguh terasa sangat nyaman dan menenangkan.
Seekor mahluk kecil dengan tubuh berwarna elok yang sempat menarik perhatian saya.
Suasana yang nyaman dan sepi saat itu membuat Oom Leo Supit tidak keberatan ketika diminta untuk bergaya di depan kamera dengan latar belakang Danau Linow yang cantik.
Cafe Linow di bawah sana yang menjadi salah satu fasilitas yang ada di resort Danau Linow, namun kami tidak mampir ke sana, lantaran sudah puas dengan pisang gorengnya yang lezat dan air minumnya yang menyegarkan.
Instalasi Geotermal yang kami lewati saat menuju ke Danau Linow melalui jalan tembus. Foto diambil melalui kaca belakang mobil ketika kendaraan tengah melaju. Kami memang tidak berhenti di tempat ini, meskipun tampaknya terbuka untuk kunjungan wisata.
Diubah: Desember 15, 2024.
Label: Danau, Sulawesi Utara, Tomohon
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.