Di pojok kanan halaman Pura Pusering Jagat terdapat sebuah arena adu ayam yang cukup luas, dengan tempat duduk segi empat bertingkat mengelilingi arena. Namun sepertinya arena ini sudah cukup lama tidak digunakan. Pura Pusering Jagat merupakan salah satu dari enam pura kahyangan jagat yang lokasinya berada di tengah-tengah, dan dipercaya sebagi tempat bersemayamnya (stana) Dewa Siwa. Pelinggih paling utama di Pura Pusering Jagat adalah Pelinggih Ratu Pusering Jagat.
Lontar Kusuma Dewa menyebutkan bahwa Pura Pusering Jagat adalah tempat pemujaan Batara Amangkurat, yaitu dewa penuntun bagi mereka yang sedang memangku kekuasaan atau jabatan agar senantiasa memerintah dengan baik dan bijaksana, serta tidak sewenang-wenang kepada rakyatnya.
Sepasang patung gajah berukuran besar berselimut lumut di halaman Pura Pusering Jagat. Hidungnya tampak pendek karena belalainya menekuk tajam menempel ke mulut. Pada badan gajah terdapat ukiran rantai serta bunga padma. Di sisi luar kedua gajah terdapat masing-masing satu arca raksasa berukuran besar dengan tangan kirinya memegang senjata semacam nanggala namun bagian bawahnya pejal tidak tajam, sementara telapak tangan kanannya menghadap ke atas menyangga sebuah benda pendek.
Gapura depan Pura Pusering Jagat ada tiga buah, yang utama di tengah berupa gapura paduraksa Kori Agung dengan pintu terkunci, dan diapit oleh gapura candi bentar di sisi kanan kirinya. Candi bentar yang di sebelah kanan pagarnya digembok, sedang yang dikiri terbuka, dan dari sana saya masuk ke dalam area pura.
Setelah berjalan beberapa langkah ada lagi beberapa buah candi bentar sebagai jalan masuk ke bagian dalam Pura Pusering Jagat. Sebuah pohon kamboja tua tinggi dengan daun rindang berbentuk unik berada pada sisi kanan pura.
Di dalam area ada Gedong Agung serta pelinggih utama yang disebut Pelinggih Ratu Pusering Jagat. Tempat inilah yang tampaknya menyimpan arca berbentuk kelamin pria (purusa, benih jiwa), dan perempuan (pradana, benih kebendaan), yang ketika bertemu melahirkan kehidupan dan harmoni.
Di sebuah pelinggih terbuka terdapat arca yang bentuknya menyerupai gajah dalam posisi menyamping namun bagian tengah ke belakang tidak terlihat lantaran tertutup kain putih. Persis di depannya sebuah arca batu yang nyaris tertutup seluruhnya oleh kain poleng.
Berjalan beberapa langkah lagi di dalam area Pura Pusering Jagat saya menjumpai bangunan beton yang menjadi tempat penyimpanan arca-arca tua, yang sebagian besarnya telah rusak termakan usia dan sulit dikenali bentuknya.
Pelinggih Pura Pusering Jagat yang menyimpan peninggalan bejana batu berukir Sangku Sudamala, lambang limpahan air suci untuk kehidupan, bertahun Saka 1251.
Terletak di sebuah dudukan beton segi empat tanpa atap, terdapat sebuah batu peninggalan prasejarah dengan bagian depan seperti terpancung melandai oleh benda tajam. Posisi batu ini berada di sebelah belakang pelinggih utama Pura Pusering Jagat.
Masih di tempat terbuka di kolam Pura Pusering Jagat yang airnya kering, terdapat arca Pancuran Utama atau Angga Tirtha setinggi 180 cm. Tangan arca ini memegang jaladwara (saluran air) yang jika ada airnya maka air itu akan keluar dari pusarnya.
Melangkah lebih jauh lagi di area paling belakang Pura Pusering Jagat, dengan rumput yang agak meninggi, terdapat sebuah tatanan berbentuk bulat dengan tugu pendek yang mungkin merupakan bekas sebuah kolam kecil. Tak ada air di sana.
Konon Desa Pejeng, dimana Pura Pusering Jagat berada, dipercaya sebagai pusat Kerajaan Bali Kuno, dan juga pusat alam semesta dimana kehidupan bermula. Mungkin karena itu pula Pura Pusering Jagat juga disebut dalam lontar kuno sebagai Pura Pusering Tasik, atau pura pusatnya samudera.
Pura Pusering Jagat Gianyar
Alamat : Desa Pejeng, Tampaksiring, Gianyar, Bali. Lokasi GPS : -8.51555, 115.29214, Waze. Hotel di Ubud, Hotel di Gianyar, Hotel di Bali, Tempat Wisata di Gianyar, Peta Wisata Gianyar, Tempat Wisata di Bali.Gapura depan Pura Pusering Jagat ada tiga buah, yang utama di tengah berupa gapura paduraksa Kori Agung dengan pintu terkunci, dan diapit oleh gapura candi bentar di sisi kanan kirinya. Candi bentar yang di sebelah kanan pagarnya digembok, sedang yang dikiri terbuka, dan dari sana saya masuk ke dalam area pura.
Di sisi luar kedua gajah terdapat masing-masing satu arca raksasa berukuran besar dengan tangan kirinya memegang senjata semacam nanggala namun bagian bawahnya pejal tidak tajam, sementara telapak tangan kanannya menghadap ke atas menyangga sebuah benda pendek.
Pandangan dari samping belakang patung gajah yang memperlihatkan guratan bunga padma pada badannya.
Sebuah pelinggih dengan puncak terbuka diapit sepasang arca naga bermahkota, memajang sejumlah arca batu kuno dibalut kain poleng namun sudah tak jelas wujudnya.
Setelah berjalan beberapa langkah ada lagi beberapa buah candi bentar sebagai jalan masuk ke bagian dalam Pura Pusering Jagat. Sebuah pohon kamboja tua tinggi dengan daun rindang berbentuk unik berada pada sisi kanan pura.
Di sebuah pelinggih terbuka terdapat arca yang bentuknya menyerupai gajah dalam posisi menyamping namun bagian tengah ke belakang tidak terlihat lantaran tertutup kain putih. Persis di depannya sebuah arca batu yang nyaris tertutup seluruhnya oleh kain poleng.
Sejenis ogoh-ogoh yang disimpan di sebuah bangunan di Pura Pusering Jagat, satu berdasar putih dan satunya lagi berdasar hitam dengan ornamen sama-sama berwarna keemasan.
Berjalan beberapa langkah lagi di dalam area Pura Pusering Jagat saya menjumpai bangunan beton yang menjadi tempat penyimpanan arca-arca tua, yang sebagian besarnya telah rusak termakan usia dan sulit dikenali bentuknya.
Terletak di sebuah dudukan beton segi empat tanpa atap, terdapat sebuah batu peninggalan prasejarah dengan bagian depan seperti terpancung melandai oleh benda tajam. Posisi batu ini berada di sebelah belakang pelinggih utama Pura Pusering Jagat.
Masih di tempat terbuka di kolam Pura Pusering Jagat yang airnya kering, terdapat arca Pancuran Utama atau Angga Tirtha setinggi 180 cm. Tangan arca ini memegang jaladwara (saluran air) yang jika ada airnya maka air itu akan keluar dari pusarnya.
Melangkah lebih jauh lagi di area paling belakang Pura Pusering Jagat, dengan rumput yang agak meninggi, terdapat sebuah tatanan berbentuk bulat dengan tugu pendek yang mungkin merupakan bekas sebuah kolam kecil. Tak ada air di sana.
Bangunan yang bernama Gedong Agung dengan pintu yang tertutup rapat. Hanya terlihat sejumlah payung yang tertutup disenderkan di terasnya. Pada bahu undakan yang cukup curam terdapat arca sepasang naga.
Pintu Gedong Agung dengan detail ukiran rumit pada kayunya. Kedua pegangan pintu berbentuk bulatan dikaitkan dengan sebuah gembok yang terkunci. Tulisan "Gedong Agung" ada di atas pintu kayu.
Sebuah pohon kemboja tua tinggi dengan daun rindang berbentuk unik berada pada sisi kanan pura.
Di pojok kanan halaman Pura Pusering Jagat terdapat sebuah arena adu ayam yang cukup luas, dengan tempat duduk segi empat bertingkat mengelilingi arena. Namun sepertinya arena ini sudah cukup lama tidak digunakan.
Pancatan kaki di arena adu ayam, yang mungkin menjadi tempat yang disediakan untuk berdirinya wasit pertandingan, dengan latar belakang Kori Agung Pura Pusering Jagat.
Diubah: Desember 12, 2024.
Label: Bali, Gianyar, Pura, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.