Perjalanan ke Sidemen boleh dikatakan cukup jauh, melewati jalan tidak begitu mulus serta tidak begitu lebar. Namun pemandangan alam sepanjang jalan menuju Sidemen sangatlah indah, dengan bentangan perbukitan hijau menyegarkan, dan saya sempat mengambil fotonya meski sebagian besar hanya dinikmati saja tanpa dipotret.
Setelah sempat bertanya beberapa kali untuk memastikan arah, akhirnya sampai juga ke daerah Sidemen. Tenun Ikat Bali Arta Nadi yang berada agak masuk ke dalam di sebelah kanan jalan sempat terlewati, namun tengara namanya tertangkap mata sehingga kami pun berbalik arah.
Tengara Tenun Ikat Bali Arta Nadi, menempel dinding tembok batu. Dari sini terdapat undakan ke atas menuju sebuah perbukitan dimana bengkel Tenun Ikat Bali Arta Nadi berada.
Sesampainya di atas terdapat sebuah ruang terbuka, dengan bengkel pembuatan tenun ikat berada pada bagian sebelah kiri, toko sebelah kanan, sedangkan tempat desain dan pewarnaan ada pada bagian ujung. Usaha tenun ikat ini telah berdiri sejak tahun 2005.
Suasana di kompleks Tenun Ikat Bali Arta Nadi cukup nyaman. Di toko Tenun Ikat Bali Arta Nadi pembeli bisa memilih kain yang sudah jadi dan siap untuk dibawa jika ada yang cocok soal desain dan harganya.
Saat itu ada dua orang pengrajin wanita Tenun Ikat Bali Arta Nadi tampak tengah bekerja pada sebuah mesin tenun ikat tradisional, ditingkah bunyi papan saling beradu menghentak secara berirama.
Pekerjaan menenun perlu banyak kesabaran karena membutuhkan waktu lama, setidaknya satu bulan untuk tenun ikat biasa, karenanya pengrajin tenun ikat kebanyakan wanita. Sering juga perlu kerelaan, kesederhanaan, karena penghasilan sebagai pengrajin tidaklah besar.
Katakanlah sebuah kain tenun dijual dengan harga Rp.350.000, dikerjakan selama satu bulan, maka bisa dibayangkan betapa kecil penghasilan pengrajinnya dalam sebulan itu.
Meskipun kain songket Sidemen bisa dijual dengan harga Rp.2 juta, bisa pula lebih, namun membutuhkan waktu lebih lama, 4-6 bulan. Hitunglah berapa upah pekerjanya, untuk ia hidup selama 4 - 6 bulan itu. Tidak heran jika jumlah pengrajin tenun ikat kabarnya sempat menurun drastis.
Di bengkel kerja Tenun Ikat Bali Arta Nadi Sidemen tidak semua mesin tenun tradisionalnya bekerja pada siang itu, sebagian terlihat menganggur. Bisa jadi pesanan sedang tidak begitu banyak, atau sebagian pengrajin tengah libur.
Seorang pria tengah membuat desain tenun ikat dalam ruang desain di ujung kompleks bangunan Tenun Ikat Bali Arta Nadi, sebagai awal proses pembuatan tenun ikat.
Di dalam ruang yang berdekatan seorang pengrajin Tenun Ikat Bali Arta Nadi tengah mengiris dengan menggunakan silet kelebihan ikatan yang ia buat. Ikatan-ikatan itu dibuat berdasarkan desain yang telah dibuat sebelumnya, dilakukan sebelum benang dicelup ke pewarna alami. Karena proses ikat mengikat inilah, sebelum benang ditenun, maka hasil kainnya disebut sebagai tenun ikat.
Beberapa diantara tenun ikat yang dibuat Bali Arta Nadi adalah tenun ikat endek dobel, kain endek warna alam, kain gringsing, kain songket, kain songket sutera, kain songket warna alam, serta kain songket katun. Sedangkan motif tenun yang telah menjadi ciri khas dari Desa Sidemen adalah cempaka, celedan, cepuk dan nagasari.
Ciri khas yang menjadi kekuatan lainnya dari kain tenun Desa Sidemen ini adalah cara pewarnaan kain yang menggunakan bahan pewarna alami. Diantara bahan pewarna alami yang digunakan adalah biji pinang, daun mangga, indigo, kayu secam, kulit kayu pingi, kunyit, serta ubi.
Selain kendala menjangkau pembeli langsung, terbatasnya apresiasi masyarakat terhadap tenun ikat, rendahnya pemakaian tenun ikat sebagai pakaian sehari-hari, perlu diteliti juga untuk menggenjot produktifitas pembuatan kain tenun dengan memperbaiki kinerja mesin tenun.
Memangkas waktu produksi dari 30 hari menjadi 15 hari, misalnya, akan berpengaruh besar bagi daya saing tenun ikat, serta bagi kesejahteraan pengrajin. Semoga saja lembaga penelitian serta perguruan tinggi seperti ITB ikut turun membantu pelestarian budaya leluhur ini agar tidak mati suri tergilas kain murah import.
Tenun Ikat Bali Arta Nadi Sidemen
Alamat : Banjar Lantang Katik, Desa Telaga Tawang, Sidemen, Karangasem, Bali. Nomor kontak : 0812 3630 8656, 0813 3862 9343. Lokasi GPS : -8.47289, 115.44879, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Bali, Hotel di Karangasem, Tempat Wisata di Karangasem, Peta Wisata Karangasem, Tempat Wisata di Bali. Tidak semua mesin tenun tradisional itu bekerja pada siang itu, sebagian terlihat menganggur. Bisa jadi pesanan sedang tidak begitu banyak, atau sebagian pengrajin tengah libur.Di dalam ruang yang berdekatan seorang pengrajin Tenun Ikat Bali Arta Nadi tengah mengiris dengan menggunakan silet kelebihan ikatan yang ia buat. Ikatan-ikatan itu dibuat berdasarkan desain yang telah dibuat sebelumnya, dilakukan sebelum benang dicelup ke pewarna alami. Karena proses ikat mengikat inilah, sebelum benang ditenun, maka hasil kainnya disebut sebagai tenun ikat.
Suasana lingkungan kompleks Tenun Ikat Bali Arta Nadi, diambil dari bagian desain kain. Sebelah kiri adalah toko Tenun Ikat Bali Arta Nadi, dimana pembeli bisa memilih kain jadi, siap untuk dibawa.
Pemandangan perbukitan diambil dalam perjalanan meninggalkan Tenun Ikat Bali Arta Nadi. Ada lebih banyak lagi pemandangan indah sebenarnya, namun hanya dinikmati saja tanpa dipotret.
Diubah: Desember 12, 2024.
Label: Bali, Karangasem, Sidemen, Tenun, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.