Saat itu adalah pertama kali kami berkunjung ke daerah Guci di Kecamatan Bumijawa, Tegal, sehingga ada keinginan untuk mengeksplorasi kawasan Wana Wisata dan berharap dapat menemukan tempat yang menarik di sana. Nama Air Terjun Jedor terlihat di salah satu tengara sebelum memasuki kawasan hutan, sehingga menjadi salah satu tempat yang kami tuju.
Namun ketika masih di dalam kendaraan yang berjalan lambat di dalam kawasan hutan, mendadak hujan deras mengguyur kawasan Guci. Suatu hal yang sangat lazim terjadi karena ketinggian tempatnya, dan relatif masih terpeliharanya kawasan hutan, baik di lereng utara maupun lereng selatan Gunung Slamet. Hujan yang masih turun ketika sampai di depan pintu gerbang masuk Air Terjun Jedor tak menyurutkan niat untuk menyambangi air terjun ini.
Gerbang masuk Air Terjun Jedor Guci Tegal yang terlihat masih sangat sederhana dan tanpa penjaga. Pintu gerbang yang sepenuhnya terbuat dari papan kayu dan beratap seng ini sepertinya hanya disediakan sebagai tengara bagi air terjun dan untuk tempat berteduh bagi pengunjung ketika hujan turun, meski hanya mampu memberi perlindungan yang sangat terbatas dari terpaan air.
Tulisan di bawah atap cungkup berbunyi "Selamat Datang di Lokasi Air Terjun Wana Wisata". Pada dinding kayu ada papan kecil berlatar merah tulisan putih berbunyi "Air Terjun Jedor, Waterfall Jedor". Lalu ada tanda parkir dan tulisan "Parkir Sepeda Motor & Mobil" di bawahnya. Boleh jadi hanya ada tukang pakir yang berjaga di hari Sabtu dan Minggu, sementara kami datang di hari Jumat.
Saat itu saya belum tahu seberapa jauh pengunjung harus berjalan untuk sampai ke air terjun, dan tak ada orang yang bisa ditanya. Penjajagan biasa saya lakukan ketika hendak ke air terjun, yang meski ternyata jauh kebanyakan tetap saya jalani juga hingga tiba ke tujuan, terutama ketika ada teman jalan yang bisa saling menyemangati ketika hampir menyerah.
Beberapa puluh langkah kaki yang mengayun di atas jalan setapak di belakang gerbang masuk, tumpahan Air Terjun Jedor sudah tampak bentuknya dari jarak yang tak terlalu jauh. Jalan setapak berlapis batu terlihat basah oleh air hujan yang masih turun meski tak lagi deras.
Melanjutkan langkah kaki sebanyak beberapa depa lagi ke arah dapan maka sampailah saya di sebuah titik dengan pemandangan langsung ke arah curug.
Lantaran hujan belum lama turun, dan sangat mungkin hujan yang deras juga terjadi di kawasan yang lebih tinggi, maka saya tak mendekati area kolam air terjun, namun memilih berdiri dalam jarak beberapa puluh meter dari kedung curug. Langkah pengamanan yang perlu oleh sebab minimnya informasi yang saya miliki saat itu tentang air terjun ini.
Air Terjun Jedor ini diperkirakan tingginya sekitar 15 meter, yang jika debit airnya besar maka tenaga hantamannya akan cukup untuk membuat kedung lumayan dalam di kolam yang berada di bawahnya.
Sebuah pohon tua dengan bentuk yang unik terlihat elok di atas Air Terjun Jedor. Saya kira pohon itu menjadi penghias alam terbaik di air terjun ini.
Pandangan melebar yang memperlihatkan aliran air sungai di bagian bawah Air Terjun Jedor. Jika hujan deras turun di hulu sungai, bagian tengah sungai yang tertutup rumput dan bebatuan itu akan terendam seluruhnya oleh luapan air sungai yang turun dengan kecepatan tinggi dan bisa berbahaya bagi pengunjung.
Hujan belum lama turun dan reda hanya beberapa menit kemudian, sehingga debit air terjun Jedor saat itu terlihat masih kecil dan warnanya pun relatif jernih.
Melangkah lebih dekat lagi dengan melewati pohon kecil yang menghalangi di foto sebelumnya, memberi pandangan bebas ke arah Air Terjun Jedor. Pengalaman di curug lain membuat saya cukup berhati-hati untuk tidak berada terlalu dekat ke curug ketika hujan turun.
Pandangan lebih dekat pada Air Terjun Jedor yang memperlihatkan lingkungan yang relatif masih alami. Hanya saja keberadaan pipa-pipa penyalur air, kemungkinan besar air panas, dari bagian atas gunung ke pemandian dan hotel agak merusak keindahan air terjun ini.
Pandangan yang sedikit agak digeser ke sebelah kanan dari foto sebelumnya. Tak ada warna cokelat pada air yang terjun dari atas sana dan yang mengalir di sungai ke arah hilir pun jernih, menandai bahwa tak ada air bah turun dari arah hulu.
Tanah berumpat yang relatif rata dalam dua tingkatan yang hemat saya akan menjadi tempat yang cukup baik untuk mendirikan kemah.
Meski areanya tak luas, namun masih mencukupi untuk mendirikan satu atau dua buah tenda yang berukuran relatif kecil. Sebelah kiri adalah jalan setapak menuju ke arah air terjun.
Hujan masih turun namun tak sederas beberapa saat sebelumnya, dan saya harus tetap memegang payung selagi mengambil beberapa buah foto. Lingkungan sekitar Air Terjun Jedor Guci bisa dibilang masih sangat alami. Jika pun ada sentuhan tangan manusia hanyalah jalan setapak yang melipir di samping tebing dan pipa pengalir air panas. Selain itu tidak ada bangunan apa-apa di sana.
Nama Jedor konon berasal dari nama seorang lurah, namun tak jelas lurah desa mana dan mulai kapan nama itu digunakan. Karena Guci adalah nama desa, boleh jadi ia lurah desa itu, meski bisa pula bukan. Nama jedor mengingatkan pada mercon yang ketika dibakar sumbunya akan meledak dengan bunyi jedar jeder. Bagusnya, nama itu mudah diingat, dan khas.
Beberapa meter dari gerbang Air Terjun Jedor terlihat ada area berumput yang sepertinya bisa digunakan untuk berkemah. Tidak begitu luas areanya, namun cukup untuk beberapa tenda berukuran kecil. Tempat itu juga tak begitu jauh dari permukiman penduduk, sehingga memudahkan jika sewaktu-waktu memerlukan bekal makanan atau hal yang lain. Lokasi dekat sungai juga ideal untuk mendirikan kemah. Bisa dicoba jika berminat.
Air Terjun Jedor
Alamat : Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Lokasi GPS (parkir): -7.2008156, 109.1648448, Waze. Jam buka : sepanjang waktu. Tiket masuk : retribusi Rp5.000 (hari libur Rp7.000), anak-anak Rp4.500 (Rp6.500). Parkir sepeda motor Rp1.000, mobil Rp4.000. Wana Wisata Guci Rp15.000. Hotel di Guci, Tempat Wisata di Tegal, Peta Wisata Tegal, Hotel di Tegal.Diubah: Desember 08, 2024.Label: Air Terjun, Guci, Jawa Tengah, Tegal, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.