Kunjungan itu saya lakukan setelah Taman Lapangan Banteng mengalami renovasi besar yang direncanakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan diselesaikan di jaman Gubernur Anies Baswedan. Setelah sempat memutari tigaperempat jalan di sekeliling Lapangan Banteng, akhirnya kami parkir di tepi jalan yang berada di depan area Hotel Borobudur.
Di dekat tempat saya parkir mobil, yang berada di seberang jalan dari Hotel Borobudur, ada bundaran air mancur dengan patung di tengahnya, yang tak jelas benar berupa patung apa, namun bagian puncaknya sepertinya adalah empat kepala kuda dengan penutup mata yang menghadap ke arah empat penjuru angin. Di dekat bundaran ini ada sejumlah bangku tempat duduk yang cukup nyaman.
Wajah baru di area sekitar Monumen Pembebasan Irian Barat dengan danau buatan di sisi sebelah kanan dan tempat duduk melingkar di tepiannya seperti bentuk amphitheater. Monumennya sendiri tidak berubah.
Sayang kami tak bisa melihat atraksi cahaya laser dan air mancur oleh sebab hanya dinyalakan pada Sabtu dan Minggu malam pada jam 18.30, 19.30 dan 20.15, masing-masing selama 15 menit. Namun belakangan saya sempatkan untuk datang pada hari Sabtu petang, khusus untuk melihat pertunjukan yang elok dan menghibur itu.
Area Taman Lapangan Banteng di seputaran Monumen Pembebasan Irian Barat terlihat sudah sangat cantik. Banyak orang berolah raga di area taman yang memang telah sangat representatif sebagai ruang terbuka buat olah raga ini. Di sebelah kiri dan kanan terlihat ada papan keterangan, serta bangku-bangku tempat duduk cukup banyak untuk diduduki di pagi dan sore hari.
Sejarah Monumen Pembebasan Irian Barat
Ide awal pembuatan Monumen Pembebasan Irian Barat berasal dari Bung Karno, yaitu ketika berpidato di Yogyakarta, dan dibuat sketsanya oleh Henk Ngantung. Pembuatan Monumen dari perunggu ini dipercayakan pada Team Pematung Keluarga Arca Yogyakarta pimpinan Edhi Sunarso. Perlu 1 tahun untuk menyelesaikan monumen 11 meter ini. Kedua tangan patung terentang ke atas, dengan rantai borgol putus. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden RI Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1963.Berat Monumen Pembebasan Irian Barat yang mencapai 8 ton berdiri di atas landasan setinggi 20 meter dari jembatan, atau 25 meter dari landasan bawah. Karena tingginya, monumen ini menjadi semacam tugu selamat datang ketika bandar udara masih berada di Kemayoran.
Dua kaki tugu penyangga Monumen melambangkan Indonesia dan Belanda, dan perseteruannya dalam memperebutkan Irian Barat digambarkan pada bidang datar yang menjadi landasan kaki Monumen. Pelaksana pembangunan Monumen Pembebasan Irian Barat Jakarta Pusat adalah PN Hutama Karya dengan arsitek FX Silaban. Sebagai ruang terbuka hijau, area monumen dirawat oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta.
Dulu, saya masih sering melihat diselenggarakannya pameran tanaman dan buah-buahan di pinggiran area Monumen Pembebasan Irian Barat Jakarta. Setidaknya setahun sekali pameran semacam itu diselenggarakan, namun sudah cukup lama saya tidak melihatnya. Setelah renovasi, pameran seperti tadinya saya berpendapat sudah sulit untuk dilakukan, namun ternyata saya salah.
Prasasti dan Inskripsi
Sebuah tulisan pada tugu prasasti kecil yang berada di area Monumen Pembebasan Irian Barat menyebutkan bahwa monumen ini dibangun untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat Irian Barat yang memilih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.Lepas bebas dari belenggu penjajahan Belanda, karena wilayah Irian Barat dipertahankan Belanda sejak Konferensi Meja Bundar tahun 1949 dan Belanda mengulur-ulur waktu sampai Bung Karno membentuk Komando Trikora. Kata Irian adalah merupakan singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland.
Di bawah tugu patung Pembebasan Irian Barat ada ruangan yang terbagi dalam dua sayap yang sejajar dengan arah hadap patung. Hanya saja pintunya terkunci sehingga saya hanya bisa melihat dari balik pintu kaca yang meski berjarak cukup jauh namun saya bisa menduga bahwa isinya berisi catatan sejarah seputar operasi Trikora, dan sejarah berdirinya monumen.
Pada tembok di sebelah kanan, mengikuti arah hadap patung, yang di atasnya ada deretan tiang bendera, menempel deretan inskripsi yang berisi cuplikan sejarah nasional. Paling kiri adalah salinan naskah Proklamasi, kemudian salinan Piagam Penyerahan Kedaulatan hasil Konferensi Meja Bundar 27 Desember 1949, cuplikan pidato Muhammad Yamin di Gedung Pemuda pada 12 Agustus 1955, penggalan pidato Zainal Abidin Syah Gubernur Irian Barat pada 10 November 1956, dan masih banyak lagi prasasti lainnya yang bisa dilihat di gallery.
Papua
Sosok patung pada Monumen Pembebasan Irian Barat Jakarta Pusat digambarkan dengan tangan terentang dan sisa potongan rantai melambai melambangkan terbebasnya tanah Papua dari belenggu penjajahan Belanda. Namun pada kenyataannya, bertahun-tahun kemudian setelah bebas dari penjajahan kolonial, tanah Papua masih saja bergolak dengan isu separatisme dan merupakan salah satu wilayah terbelakang di Indonesia.Baru di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dilakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran di Papua untuk mengejar ketertinggalannya dari daerah lain di Indonesia, meski pembangunan itu menghadapi tantangan berupa kondisi alam yang sangat berat serta adanya gangguan keamanan. BBM satu harga hingga ke pelosok juga baru dinikmati oleh rakyat Papua di jaman pemerintahan Jokowi.
Ketika hari beranjak mulai sore lampu-lampu amphitheater dan taman Lapangan Banteng di seputaran Monumen Pembebasan Irian Barat mulai menyala yang menambah cantik dan semarak pemandangan.
Transportasi umum untuk menuju ke Monumen Pembebasan Irian Barat bisa menggunakan Layanan Sistem BRT TransJakarta Koridor 5 Kampung Melayu - Ancol, 2A Kalideres Pulogadung, 5C PGC 1 - Harmoni, dan 6H Lebak Bulus - Senen. Jika menggunakan Kereta Commuter Indonesia bisa naik rute Jakarta Kota - Bogor dan Jakarta Kota - Bekasi.
Monumen Pembebasan Irian Barat
Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Lokasi GPS : -6.17071, 106.835057, Waze. Jam pertunjukan laser dan air mancur: Sabtu dan Minggu pukul 18.30, 19.30 dan 20.15, masing-masing selama 15 menit. Harga tiket masuk gratis. Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Peta Wisata Jakarta Pusat, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat, Nomor Telepon Penting.Diubah: Desember 07, 2024.Label: Jakarta, Jakarta Pusat, Monumen, Wisa, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.