Waduk Sempor Kebumen

Waktu sudah hampir jam 5 sore saat kami mendekati Waduk Sempor Kebumen. Saya melihat ada jalan simpang ke kanan dengan penanda Jalan Sempor, namun Bambang tetap melanjutkan berkendara di jalan utama. Rupanya ada dua akses menuju ke waduk yang namanya sudah terekam sejak saya masih di kelas 2 SD di Jatinom, Klaten.

Keterkenalan itu lantaran berita jebolnya Waduk Sempor pada 1967 yang menelan korban hingga 127 orang, menyusul banjir bandang besar yang melanda Kota Solo akibat meluapnya Bengawan Solo pada Maret 1966, dan gegeran nasional akibat pemberontakan komunis pada tahun 1965. Meskipun ketiga peristiwa itu tak saling berkaitan, namun bekasnya dalam di ingatan. Jarak dari Gua Jatijajar, yang saya kunjungi sebelumnya, ke Waduk Sempor adalah sekitar 20 km arah ke Utara, lalu belok kanan ke Jl Raya Gombong, dan kemudian belok kiri menuju utara setelah melewati RS Purbowangi Gombong. Dari belokan terakhir itu masih 6 km lagi untuk sampai di pintu utama Waduk Sempor pada GPS -7.5664382, 109.4844139.

Keelokan Waduk Sempor ditunjang dengan pemandangan perbukitan di sekelilingnya, sehingga udaranya cukup sejuk meski hanya berada di ketinggian sekitar 30 mdpl. Matahari terbit kabarnya juga bisa dinikmati di waduk ini. Hanya saja fasilitas dan atraksi wisata Waduk Sempor perlu terus dibenahi agar lebih mampu menarik wisatawan datang.

waduk sempor kebumen

Pemandangan dari area di samping kanan tiang portal di awal jalan yang berada di atas bendungan. Portal itu tak bisa dibuka untuk lewat mobil, hanya sepeda motor yang bisa masuk. Pada lereng terdapat logo Dinas Pekerjaan Umum dan tulisan "Bendungan Sempor". Tak terlihat pada foto, di bawah saya, adalah saluran buangan luberan air waduk. Sekitar 500 meter sebelum sampai ke portal ini saya sempat berhenti beberapa saat di pinggir jalan raya karena melihat ada beberapa orang tengah memancing ikan di saluran luberan air Waduk Sempor Kebumen.

Airnya bening dan gelap, pertanda memiliki kedalaman yang lumayan. Begitulah, dimana ada air biasanya ada ikan, dan ada pula orang yang mengaisnya. Agak ke kanan pada lereng di atas terdapat pegangan tangan berwarna biru yang dipasang di samping anak-anak tangga menurun hingga ke dasar lereng bendungan. Lantaran mobil tak bisa masuk, sesaat kemudian kami naik mobil keluar dari portal, belok kanan di jalan raya, memutar dan masuk ke area Kantor Proyek Sempor yang letaknya lebih tinggi.

Pada 1916 Pemerintah Belanda telah menengarai bahwa Sempor merupakan lokasi yang baik bagi sebuah waduk yang memasok air bagi daerah pertanian sekitar. Penelitian lokasi ideal bagi Waduk Sempor dilakukan kembali oleh Pemerintah Indonesia sejak 1950. Pada 1958 pembangunan fisik Waduk Sempor dimulai dan baru selesai serta diresmikan pada 1978.

Jika saja ada waktu yang cukup panjang, tentu akan menjadi pengalaman yang menyenangkan jika bisa naik perahu untuk mengeksplorasi area di sekitaran waduk hingga sampai ke bagian hulu waduk dimana sumber airnya mengalir masuk. Jika ingin murah memang mesti datang di saat akhir pekan, oleh karena bisa ikut wisata air reguler dan tidak harus menyewa sendiri perahunya.

waduk sempor kebumen

Pemandangan mata burung saya lihat dari area di sekitar Kantor Pengelola Waduk Sempor memperlihatkan lintasan jalan aspal di atas bentang bendungan Sempor yang hanya bisa dilalui oleh sepeda motor dan para pejalan kaki. Di ujung jalan itu juga terlihat ada lagi portal belang putih melintang di jalan yang menukik turun dari perbukitan.

Beton menjulang di sebelah kiri dengan cungkup di atasnya serta jembatan berpagar biru di sebelah kanannya adalah bagian dari fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air Sempor, yang ujung bawah bendungannya menjadi tempat pemancingan tak resmi itu. PLTA Sempor memiliki kapasitas 1,1 MW, namun bisa berhenti beroperasi saat kemarau tiba.

Ada perasaan senang karena bisa berkunjung ke Waduk Sempor Kebumen yang namanya sudah saya kenal sejak kecil, dan merupakan bagian dari ingatan masa itu. Selalu ada hal yang menarik ketika mengenang masa-masa kecil yang tak selalu indah namun juga tak terus buruk. Uniknya, apa yang pahit di masa itu sering terasa manis jika dikenang hari ini, dan demikian pula sebaliknya.

Sejumlah perahu wisata tampak tengah sandar di Dermaga Sempor di sisi kanan Waduk Sempor. Pemandangan ini saya lihat dari area di bagian kanan bendungan, setelah sebelumnya berkendara meninggalkan area kantor pengelola ke arah kedatangan dan belok kiri masuk ke Jl Sempor yang saya lihat pada awal kedatangan.

Jalan itu berkelok menanjak sebelum turun dan berakhir di area parkir sisi Timur bendungan Sempor, sekitar 30 meter sebelum bangunan PLTA Sempor. Di sisi ini terdapat Monumen Sempor, tugu peringatan korban yang tewas selama pembangunan Waduk Sempor, termasuk korban jebolnya bendungan pada 1967 itu. Tugu itu diresmikan oleh Ir Sutami pada Maret 1978.

Foto yang juga saya ambil adalah pandangan mata burung lainnya pada bagian atas bendungan Sempor yang enak digunakan sebagai tempat nongkrong. Area di sekitar kantor pengelola ini memiliki pandangan luas ke Waduk Sempor, dan bisa melihat hingga ujung kelok aliran Sungai Cincingguling yang dibendung untuk membuat Waduk Sempor.

Sungai yang juga disebut sebagai Sungai Sempor itu mengalir dari timur laut ke arah selatan di kaki Pegunungan Serayu Selatan dan bermuara di Samudra Hindia. Semoga saja sungai ini tidak menjadi salah satu tempat pembuangan sampah rumah tangga terbesar di Jawa Tengah. Kesadaran masyarakat perlu dibangun, dan fasilitas pun perlu dibuat agar tak ada lagi alasan orang untuk membuang sampah ke sungai.


Waduk Sempor Kebumen

Alamat : Desa Sempor, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen. Lokasi GPS : -7.56649, 109.4845, Waze. Hotel, Tempat Wisata, Peta.

Diubah: Oktober 01, 2019.
Label: Bendungan, Jawa Tengah, Kebumen, Waduk, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »