Ketika banyak orang tinggal bersama, berkumpul dan bekerja di sebuah tempat dalam waktu yang bersamaan, resiko gesekan atau pun perselisihan hingga tindak kejahatan akan selalu ada. Untuk mengurangi resiko, aturan pun dibuat dengan hukuman yang berat ringannya tergantung pada jenis pelanggaran.
Pada saat itulah keberadaan para penegak hukum diperlukan, dan kantor serta tempat tahanan pun perlu dibuat. Keberadaan Kantor Polisi Sawahlunto tentunya merupakan bagian dari sistem pemerintahan kolonial yang dibuat untuk memastikan bahwa kepentingan ekonomi mereka di Sawahlunto bisa tetap terjaga.
Kantor Polisi Sawahlunto dilihat dari atas rel kereta api tua, dengan beberapa buah pohon pinus di depannya. Atap-atap bangunan lama di Kota Sawahlunto ini tampak kebanyakan menggunakan lembaran-lembaran seng. Genteng hanya terlihat pada bangunan-bangunan gedung yang lebih kokoh dan mewah. Sepertinya memasang atap seng lebih murah ketimbang memasang genteng, selain lebih mudah dipasang.
Mungkin hanya untuk mengikuti rasa penasaran atau untuk memastikan bahwa gedung yang di sana itu adalah benar Kantor Polisi Sawahlunto, yang membuat kami mendekati bangunan itu. Sebuah tengara sederhana yang dipasang pada dinding luar Kantor Polisi Sawahlunto menjadi bukti sahih bahwa bangunan ini memang merupakan gedung tua.
Tampak luar Kantor Polisi Sawahlunto yang tampak sederhana dan mulai terlihat usang, dengan tambahan atap bergaya Minangkabau di bagian depan bangunan yang terkesan agak dipaksakan. Mungkin sekali atap itu ditambahkan belakangan setelah jaman kemerdekaan, namun jika itu asli dari awal maka mungkin merupakan bentuk pendekatan pada orang lokal.
Ketika saya lihat dari samping kanan Kantor Polisi Sawahlunto juga terlihat agak kusam dan uzur. Meski sempat ada keinginan untuk masuk ke dalam kantor, namun karena masih dijadikan sebagai kantor polisi aktif, saya pun urung untuk memotret bagian dalam gedung.
Taman bermain di sebelah samping kiri Kantor Polisi Sawahlunto, dengan cat warni-warni dan gambar-gambar binatang, yang tampak seperti taman bermain bagi anak TK. Di latar belakang tampak tiga buah Silo berukuran raksasa tempat penyimpanan batubara.
Boleh jadi taman bermain itu merupakan bagian dari fasilitas yang ditambahkan kemudian yang diperuntukkan utamanya bagi anggota polisi yang telah berkeluarga dan berputera, serta masyarakat sekitar. Bagaimana pun anak-anak sangat memerlukan tempat bermain yang dekat dengan tempat tinggal.
Bangunan yang menyerupai bedeng di sayap sebelah kanan Kantor Polisi Sawahlunto dengan latar belakang ketiga Silo beton yang menjulang tinggi menjadi ikon kota. Seorang anak perempuan terlihat tengah melintas, entah hendak pulang ke rumah atau baru akan ke rumah temannya untuk bermain.
Foto-foto bangunan Kantor Polisi Sawahlunto di atas diambil lebih dari lima tahun lalu, sehingga ada kemungkinan penampakannya sudah berubah. Semoga saja saat ini salah satu bangunan tua di Kota Sawahlunto ini sudah direvitalisasi dan dalam keadaan lebih baik ketimbang pada waktu saya berkunjung ke sana.
Mengapa bangunan tua harus dijaga adalah karena memiliki nilai tinggi dan biasanya dibangun dengan bahan berkualitas, betonnya tebal dan kuat serta memakai jenis kayu dari hutan tua yang sudah tidak ada atau sulit ditemui lagi. Saat melihat bangunan tua orang bisa melihat sejarah arsitektur dan budaya suatu daerah. Karenanya setiap kota butuh bangunan tua untuk menjaga ruh dan warisan sejarah masa lalu.
Kantor Polisi Sawahlunto
Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Lokasi GPS: -0.68107, 100.77577, Waze. Rujukan : Hotel di Sawahlunto, Peta Wisata Sawahlunto, Tempat Wisata di Sawahlunto.Diubah: Februari 24, 2018.Label: Sawahlunto, Sumatera Barat
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.