Langgar Tinggi Pekojan

Lokasi Langgar Tinggi Pekojan Jakarta berjarak hanya sekitar 160 meter dari Masjid Jami AnNawier, arah ke Timur, memunggungi Kali Angke. Letaknya persis di tepi jalan tak berbahu, dan tak pula memiliki halaman depan. Sedangkan halaman belakangnya selebar sekitar 10 meter berbatas pinggir Kali Angke (Google Map menandainya sebagai Kali Krukut).

Lantaran dulu Kali Angke bisa dilewati kapal untuk mengangkut dagangan, bisa jadi langgar ini dulu menghadap ke dua arah. Setelah kapal tak lagi bisa lewat dan air kali tak lagi sejernih dulu maka halaman belakang Langgar Tinggi Pekojan tak lagi memegang peran penting.

Lantai dasar Langgar Tinggi Pekojan ini berukuran 8 x 24 meter. Pada November 1833 Langgar Tinggi diperbaiki oleh Syekh Said Naum, seorang Kapitan Arab wilayah Pekojan dan saudagar kaya asal Palembang. Jika benar bahwa bangunan langgar ini masih asli sejak 1829, maka Syekh Said Naum tidak merubah bentuk bangunan ini ketika melakukan perbaikan.

Waktu itu bangunan luar Langgar Tinggi Pekojan Jakarta tampak belum lama direnovasi dan masih terlihat cantik. Langgar ini didirikan pada 1249 H / 1829 M oleh seorang pedagang muslim dari Yaman bernama Abubakar Shihab. Langgar dibangun di atas tanah yang diwakafkan oleh Syarifah Mas’ad Barik Ba’alwi.

Penginapan

Alasan mengapa ada langgar meskipun sudah ada masjid di dekatnya bisa jadi untuk kepraktisan karena di lantai bawahnya dahulu adalah tempat penginapan bagi para pedagang. Namun ada pula yang menyebutkan bahwa Langgar Tinggi Pekojan ini dibuat lantaran kapasitas masjid yang waktu itu sudah tak lagi mencukupi. Hal yang lazim terjadi karena berkembangnya jumlah permukiman penduduk yang sangat pesat.

Bagian bawah Langgar Tinggi Pekojan kini tak lagi digunakan sebagai penginapan, namun menjadi toko-toko yang pemiliknya kabarnya masih keturunan Abubakar Shihab. Barang-barang yang dijual di tempat itu juga masih lekat dengan nuansa Arab seperti minyak wangi khas Timur Tengah. Selain itu dijual pula minyak buhur, minyak misik, minyak ular, tasbih, buku-buku agama, sajadah, dan pernak-pernik lain.

Kali Angke

Saya menaiki undakan di sisi kiri langgar yang hanya selebar pintu masuk, setelah sampai di atas undakan itu menyambung ke undakan menurun yang buntu. Sebenarnya tidak buntu, hanya saja pintu yang menuju ke arah Kali Angke itu telah ditutup. Kali yang jaman dulu masih bisa dipakai untuk bersuci dan bisa dilalui perahu itu kini kondisinya sudah sangat buruk.

Saya sempat mengambil foto pandangan ke Kali Angke dari serambi langgar. Air yang kotor dan pendangkalan sungai yang berlangsung berpuluh-puluh tahun telah praktis menghilangkan fungsi sungai sebagai sarana transportasi air. Hampir tiadanya sarana pengolahan limbah rumah dan limbah tempat usaha juga membuat kualitas sungai di Jakarta menjadi sangat rendah, dan menjadi sumber petaka di musim penghujan.

Serambi Langgar Tinggi Pekojan berlantai kayu dengan pilar berlanggam bangunan Eropa. Di sebelah kanan adalah pintu masuk ke dalam ruang utama Langgar Tinggi Pekojan, dengan kisi-kisi jendela yang membantu pertukaran udara di dalam ruang langgar. Pandangan dari serambi Langgar Tinggi Pekojan memperlihatkan lantainya yang terbuat dari bilah kayu dan atapnya disangga pilar-pilar bergaya Eropa. Kombinasi cat tembok warna putih dengan plitur kayu berwarna coklat tua memberi kontras yang sedap dipandang.

Ruang utama Langgar Tinggi Pekojan dasar lantainya dilapis dengan karpet hijau. Bilah-bilah kayu yang menjadi lantai langgar tercetak pada karpet. Sebuah mimbar kayu berukir tampak berada di sudut ruang sebelah kanan. Ruang tempat imam yang menjorok ke luar itu disangga kolom berornamen yang menyerupai model bangunan di Bukittinggi.

Dua buah jendela panjang atau pintu tanggung di sisi kanan adalah tempat keluar untuk menuju balkon depan, yang tak saya coba lewati. Sumber cahaya utama ruang ini pada siang hari berasal dari jendela-jendela di sisi kiri yang dindingnya tidak memiliki balkon.

Dinding Langgar Tinggi Pekojan Jakarta yang putih tebal bergaya kolonial masih terlihat mencorong. Demikian pula genting, kusen, serta pagar-pagar kayu balkon yang semuanya terlihat masih kinclong saat itu. Hanya papan penanda Cagar Budaya yang sudah kusam.

langgar tinggi pekojan jakarta langgar tinggi pekojan jakarta langgar tinggi pekojan jakarta langgar tinggi pekojan jakarta langgar tinggi pekojan jakarta langgar tinggi pekojan jakarta langgar tinggi pekojan jakarta

Sayang penutup plastik berwarna biru di samping bangunan Langgar Tinggi ini sedikit merusak pemandangan. Akan lebih baik jika sisi kiri kanan bangunan ini dibebaskan dan dijadikan halaman serta tempat parkir sehingga menjadikan Langgar Tinggi sebagai obyek wisata sejarah Jakarta.

Alamat Langgar Tinggi Pekojan berada di Jl. Pekojan Raya No. 43, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Lokasi GPS : -6.14154, 106.80594, Waze. Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Barat, Tempat Wisata di Jakarta Barat, Hotel Melati di Jakarta Barat, Peta Wisata Jakarta Barat, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta.

Diubah: November 14, 2024.
Label: Jakarta, Jakarta Barat, Langgar, Masjid, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »