Saat itu Toko Merah terlihat sepi, tidak terlihat ada aktivitas apa pun di gedung ini ketika saya berada di sana. Dengan sedikit sentuhan pengusaha bertangan dingin, Toko Merah yang luasnya 5.000 m2 ini mungkin bisa menjadi sebuah hotel klasik, restoran berkelas dan coffee shop tempat nongkrong bagi para pelancong.
Belakangan bangunan dari jaman kolonial yang ada di Jakarta sudah mulai banyak mendapat perhatian dari pemprov, terutama sejak digencarkannya program revitalisasi kota tua. Sebuah kota memang akan jauh lebih menarik dan bernyawa dengan adanya bangunan kuno yang terawat dan indah, karena hanya dengan begitu akar dan sejarah kota akan terus hidup.
Bangunan Toko Merah, yang meski masih terlihat berdiri kokoh, waktu itu sudah memerlukan perawatan untuk membuatnya menjadi segar kembali. Selain itu centang perenang kabel-kabel telepon dan listrik sangat mengganggu pemandangan. Meskipun Photoshop bisa menghilangkannya, namun bukankah lebih baik jika dinas terkait mengubur kabel-kabel itu di dalam tanah, untuk menciptakan pemandangan yang indah dan bersih.
Warna dominan merah pada bagian luar gedung ini memang bisa membuat orang beranggapan bahwa ada hubungannya dengan warna favorit pada bangunan tradisional Tionghoa. Meskipun demikian tak tampak sama sekali pengaruh arsitektur oriental pada dinding dan atap bangunan ini, oleh karena memang merupakan bangunan peninggalan dari jaman kolonial. Di tembok depan gedung terdapat Tanda No. 11, yang menunjukkan bahwa Toko Merah berada di Jl. Kali Besar Barat No. 11, Jakarta Barat.
Sejarah Toko Merah
Pada Tengara Cagar Budaya di dinding depan Toko Merah terdapat penjelasan siapa yang membangunnya. Toko Merah juga pernah menjadi tempat tinggal Gubernur Jenderal Jacob Mossel, Petrus Albertus van der Parra, dan Reinier de Klerk.Juga pernah sebagai tempat penginapan Heerenlogement, serta gedung Akademi Maritim (Academiede Marine) Belanda. Lokasi Toko Merah berada tidak jauh dari sebuah gedung tua warisan kolonial Belanda yang berada di seberang Kali Besar. Gedung itu kini digunakan oleh Asuransi Jasa Raharja DKI Jakarta. Di geduang tua di sebelah kanannya, terlihat papan nama yang berbunyi Kantor Pusat PT Kerta Niaga.
Julukan Toko Merah ini muncul pertama kali ketika gedung ini digunakan sebagai toko oleh seorang warga keturunan Cina bernama Oey Liauw Kong pada tahun 1851. Setelah berganti-ganti pemilik, gedung ini akhirnya dimiliki Perusahaan Perdagangan Indonesia. Setelah kantor perusahaan itu pindah ke Jl. Sudirman, bangunan Toko Merah ini dibiarkan kosong.
Belakangan ada informasi bahwa gedung ini sudah diperbaiki, dan disewakan bagi untuk acara pernikahan dan acara lainnya. Interiornya bagus terkesan mewah dan elegan, dengan karpet merak melapisi tangga yang menuju ke lantai atas. Tampaknya memang perlu didatangi lagi ke sana untu melihatnya langsung.
Di pojokan Jl. Kali Besar Barat, beberapa puluh meter sebelum sampai Toko Merah (Jl. Kali Besar Barat adalah jalan searah), juga ada gedung tua elok yang sebelumnya digunakan oleh Chartered Bank. Sebuah gedung tua lainnya yang masih terlihat sangat anggun, terletak di seberang bangunan eks-Chartered Bank. Bangunan itu dimiliki Museum Bank Indonesia.
Masih ada banyak hal yang bisa dilakukan dinas terkait maupun pihak swasta, untuk memanfaatkan gedung Toko Merah, dan gedung-geduang tua semacamnya di kawasan ini, untuk mendukung berkembangnya Kawasan Kota Tua, sebagai kawasan wisata yang berkelas dan bersejarah.
Alamat Toko Merah Jakarta berada di Jalan Kalibesar Barat 11, Jakarta Barat. Lokasi GPS : -6.136096, 106.81141, Waze. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Barat, Tempat Wisata di Jakarta Barat, Hotel Melati di Jakarta Barat, Peta Wisata Jakarta Barat, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta.Diubah: November 15, 2024.
Label: Jakarta, Jakarta Barat, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.