Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri Jakarta lokasinya berada di daerah Kota, tepatnya di ujung Jl. Pintu Besar Selatan selewat Jl. Gajah Mada. Letak museum berseberangan dengan halte Bus TransJakarta Kota, dan bisa diakses melalui lorong bawah tanah yang nyaman arah dari Stasiun Besar Kota jika berkunjung dengan naik KA Komuter Jabodetabek.

Museum Bank Mandiri menempati gedung tua empat lantai yang anggun di Jl. Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat. Gedung ini sebelumnya dimiliki oleh Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorij Batavia. NHM dinasionalisasi oleh pemerintah pada tahun 1960 dan menjadi kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan Urusan Ekspor Impor.

Dengan berdirinya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada 31 Desember 1968, gedung itu pun menjadi kantor pusat Bank Exim. Kemudian dengan meleburnya Bank Exim dengan Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya dan Bank Pembangunan Indonesia ke dalam Bank Mandiri pada tahun 1999, maka gedung tersebut menjadi aset Bank Mandiri.

Bangunan setinggi dan sekokoh gedung Museum Bank Mandiri yang juga sangat luas itu kini jarang dibangun di Jakarta yang makin sempit, apalagi di tempat-tempat lain di Indonesia. Kepraktisan, manfaat fungsional, dan efisiensi biaya lebih menjadi perhatian ketimbang memperhatikan seni arsitektur dan keagungan sebuah bangunan.

Meskipun bukan orang bank, benda-benda yang dipajang di Museum Bank Mandiri Jakarta itu tetap menarik untuk dilihat, setidaknya karena belum pernah sekali pun dalam hidup berkesempatan melihat benda-benda seperti itu. Seperti sebuah buku besar perbankan yang sudah menguning karena berumur tua yang disimpan di lantai satu.

Jakarta Tempo Dulu

Ada sebuah karya instalasi menarik dipajang di ruangan bawah gedung Museum Bank Mandiri. Instalasi ini menggambarkan suasana romantis kota Jakarta pada jaman dahulu kala. Ada keindahan, ketertiban dan citarasa ketika melihat foto-foto kuno. Berbeda dengan keadaan Jakarta sekarang ini yang semrawut, tak ada disiplin, miskin ketertiban.

Berbagai mesin dan peralatan antik dunia perbankan yang kini sudah tidak digunakan lagi bisa dilihat di Museum Bank Mandiri, diantaranya dipasang berjejer berpenutup kaca dan diletakkan di atas meja-meja kecil. Kemajuan teknologi sedikit banyak membawa perubahan ketrampilan dan daya ingat, dan membuat orang malas untuk berpikir dan mengingat.

Museum menjadi tempat yang baik untuk masuk ke lorong waktu masa lampau. Itu yang saya rasakan ketika melihat koleksi buku Tabungan Nasional (TABANAS) tahun 70-an di sebuah ruang museum yang menggugah kenangan. Warna buku itu khas sekali, sehingg dengan mudah saya mengenalinya. Ketika itu semangat untuk menabung benar-benar dipacu.

Gedung Museum Bank Mandiri sangat besar dan luasnya bangunan, sehingga tak semua ruangannya dipakai sebagai museum. Masih ada cukup banyak yang dibiarkan kosong. Bangunan setinggi dan sekokoh ini sudah jarang dibangun di Jakarta dan kadang manfaat fungsional dan efisiensi biaya lebih diperhatian ketimbang seni arsitektur bangunan.

Kaca Patri

Naik ke lantai atas lewat tangga, ada gadis remaja mengamati monitor kameranya setelah memotret dinding kaca ukir berwarna yang sangat indah. Kaca patri itu ada di tangga diantara lantai satu dan lantai dua Museum Bank Mandiri. Selain tangga, di beberapa titik di ruangan museum juga disediakan juga lift bagi pengunjung.

Sederetan koleksi lukisan elok berbagai ukuran saya lihat di sebuah ruangan di Museum Bank Mandiri Jakarta. Di museum ini ada sebuah ruangan pertemuan yang dulu biasa digunakan oleh para pejabat tinggi Bank Mandiri, dilengkapi dengan meja kayu berbentuk lonjong besar. Di ruangan dan meja rapat ini, persoalan-persoalan penting mengenai dunia perbankan pernah dibahas, diperdebatkan dan diputuskan. Pejabat tinggi datang pergi, dan ruang rapat setia menjadi saksi berbagai drama yang terjadi di setiap pertemuan.

Di bagian tengah belakang Museum Bank Mandiri terdapat area bermain untuk anak-anak. Area ini merupakan tempat terbuka yang menjadi sumber oksigen dan peneduh bagi penduduk gedung. Di dekatnya ada toko cindera mata yang lumayan besar, menawarkan tanda kenang dan tanda kunjung dengan harga yang cukup terjangkau bagi kebanyakan orang.

museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta museum bank mandiri jakarta

Museum Bank Mandiri Jakarta merupakan museum perbankan pertama di Indonesia. Gedung dirancang oleh arsitek J.J.J de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de Linde, dengan arsitektur bergaya Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik. Gedung mulai dibangun pada 1929 dan diresmikan 14 Januari 1933 oleh C.J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10.

Alamat Museum Bank Mandiri berada di Jl. Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat, Telp. (021) 690 2000, museum@bankmandiri.co.id. Lokasi GPS : -6.13808, 106.813459, Waze. Jam buka : Selasa s/d Minggu: 09.00 - 16.00, Senin dan hari libur nasional tutup. Harga tiket masuk : dewasa: Rp.2.000. Grup 20 orang: Rp 1.000. Nasabah dengan kartu ATM, pelajar, mahasiswa dan anak gratis. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Barat, Tempat Wisata di Jakarta Barat, Hotel Melati di Jakarta Barat, Peta Wisata Jakarta Barat, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta.

Diubah: November 15, 2024.
Label: Jakarta, Jakarta Barat, Museum, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »