Dari arah Purwokerto, jalan masuk ke perkemahan berada 100 meter setelah SMK Negeri I Kalibagor, di kanan jalan. Lokasi Bumi Perkemahan masuk wilayah Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, berjarak 12,6 km atau 26 menit perjalanan dari Alun-alun Purwokerto. Bumi Perkemahan lazimnya berada di tempat yang sejuk luas, biasanya di perbukitan, dengan pepohonan rimbun, dan sumber air yang mencukupi. Bumi Perkemahan Kendalisada memenuhi kelaziman itu, dalam hal keluasan tempatnya yang ada di perbukitan, hanya saja pepohonannya agak kurang subur, dan ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki.
Selain gedung serbaguna seluas 200 m2, di Bumi Perkemahan Kendalisada juga terdapat asrama seluas 120 m2, dan ruang kantor seluas 100 m2. Di ruang itu saya sempat berbincang dengan seorang petugas. Di sebelah kanan pendopo terdapat warung sederhana yang menyediakan minuman panas bagi pengunjung, serta jajanan ringan, dan mie rebus.
Gerbang masuk ke kompleks Bumi Perkemahan Kendalisada ketika seorang petugas kebersihan tengah membersihkan jalanan dengan perangkat sapu lidinya. Tidak terlihat ada penjaga di sana, dan kamipun langsung masuk ke dalam kompleks mengikuti alur jalan beraspal yang kondisinya masih cukup baik, melewati area pembibitan pohon dan kawasan hutan yang kelihatan relatif muda.
Setelah 200 meter kemudian terlihatlah gapura kedua yang berbentuk candi bentar, serta sebuah pendopo berbentuk joglo berukuran cukup besar di sisi sebelah kanan belakangnya. Candi bentar adalah bentuk gapura bayangan cermin yang bagian atasnya tidak terhubung, biasanya memisahkan bagian luar dengan bagian tengah bangunan.
Meskipun saat itu suasananya tidak begitu ramai dan tidak ada pula rombongan orang yang sedang berkemah di Bumi Perkemahan Kendalisada, namun terlihat ada beberapa orang pria yang tengah duduk-duduk di tepian pendopo ketika kami tiba. Tak jelas siapa mereka, karena saya tak menyapa dan menanyakannya. Mungkin penduduk sekitar, mungkin pula pejalan yang mampir untuk sejenak beristirahat.
Saya hanya sempat melihat dari jauh Danau Bumi Perkemahan Kendalisada yang airnya berwarna kehijauan. Danau itu baru kelihatan setelah saya masuk beberapa puluh langkah ke dalam hutan pinus, tanpa adanya jalan setapak yang jelas. Lantaran terlihat masih cukup jauh dan sepi, saya mengurungkan niat untuk mendekati danau dan kandang rusa
Gapura candi bentar, dan pohon beringin yang berada di depan pendopo Bumi Perkemahan Kendalisada yang meskipun belum terlalu besar namun cukup membantu memberi keteduhan bagi pengunjung. Seorang petugas kebersihan tampak tengah membersihkan daerah sekitar candi bentar dengan sapu lidinya. Sebuah indikasi yang cukup baik.
Area Bumi Perkemahan Kendalisada yang sangat luas ini memang membutuhkan cukup banyak orang untuk menjaga dan merawatnya. Di sekitar area ini terdapat tengara yang menandai peresmian Gedung Lembaga Cadika "Kendalisada" oleh Gubernur Jawa Tengah Soepardjo pada 28 Oktober 1982, dan di sebelah kiri dinding candi bentar, terdapat tulisan Tri Satya.
Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila
- Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
- Menepati Dasa Darma
Dasa Darma adalah ketentuan moral bagi anggota Pramuka. Teks Dasa Darma ditulis pada dinding candi bentar sebelah kanan. Ada pula relief Hanoman dan seorang ksatria melempar lembing. Hanoman mengasuh Pandawa ketika menjadi bagawan di pertapaan Kendalisada. Nama pertapaan Hanoman itulah yang digunakan sebagai nama bumi perkemahan ini.
Jalan menuju ke bagian tengah Bumi Perkemahan Kendalisada, berhias pohon bercabang indah namun tengah meranggas. Di sebelah kanan, di lembah, adalah lapangan luas yang bisa digunakan sebagai lapangan bola ataupun kegiatan berkelompok lainnya. Bangunan yang terlihat di ujung jalan adalah masjid, yang sayangnya saat itu dalam keadaan rusak.
Saat itu musim penghujan belum tiba sehingga kawasan ini terlihat gersang. Kami kemudian naik kendaraan melewati masjid untuk melihat kandang rusa serta danau di bagian tengah Bumi Perkemahan Kendalisada. Kami berhenti dekat tebing yang semula saya kira bukit kapur, namun ternyata tebing itu dilapis bahan semacam terpal tebal namun kaku.
Dari perbincangan dengan petugas, kendala terbesar di Bumi Perkemahan Kendalisada Banyumas adalah air. Usaha memang telah dilakukan untuk menemukan sumber air, namun sejauh itu belum memberi hasil memuaskan.
Tanpa ketersediaan air memadai, tentu menyusahkan bagi para pengunjung. Semoga saja kendala itu telah bisa teratasi agar nantinya bumi perkemahan ini bisa mendekati kenyamanan di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur.
Bumi Perkemahan Kendalisada Banyumas
Alamat : Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Lokasi GPS : -7.489452, 109.295672, Waze. https://www.aroengbinang.com/p/foto-perkemahan-kendalisada-1.htmlHotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Jalan menuju ke bagian tengah Bumi Perkemahan Kendalisada, berhias pohon bercabang indah namun tengah meranggas. Di sebelah kanan, di lembah, adalah lapangan luas yang bisa digunakan sebagai lapangan bola ataupun kegiatan berkelompok lainnya. Bangunan yang terlihat di ujung jalan adalah masjid, yang sayangnya saat itu dalam keadaan rusak.
Saya hanya sempat melihat dari jauh Danau Bumi Perkemahan Kendalisada yang airnya berwarna kehijauan. Danau itu baru kelihatan setelah saya masuk beberapa puluh langkah ke dalam hutan pinus, tanpa adanya jalan setapak yang jelas. Lantaran terlihat masih cukup jauh dan sepi, saya mengurungkan niat untuk mendekati danau dan kandang rusa
Sebuah tengara di Bumi Perkemahan Kendalisada yang menandai peresmian Gedung Lembaga Cadika “Kendalisada” oleh Gubernur Jawa Tengah Soepardjo pada 28 Oktober 1982.
Pada dinding tembok di sebelah kiri candi bentar, terdapat tulisan Tri Satya, yang berbunyi: Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh 1.Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila 2.Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat 3.Menepati Dasa Darma, sementara seorang petugas tampak seperti menari dengan sapunya.
Di samping teks Tri Satya di atas terdapat relief Hanoman dan seorang ksatria dalam posisi melempar sebilah lembing. Hanoman adalah kera sakti putera Bathara Guru dengan Dewi Anjani, sulung Resi Gotama.
Hanoman hidup panjang dari jaman Ramayana, sampai jaman perang Mahabharata dan jaman madya sesudahnya. Adalah ketika telah menjadi bagawan di pertapaan Kendalisada, Hanoman mengasuh Pandawa. Nama pertapaan Hanoman itulah yang digunakan sebagai nama bumi perkemahan ini.
Pada dinding tembok sebelah kanan candi bentar tertulis teks Dasa Dharma sebagai ketentuan moral bagi anggota Pramuka, yang bunyinya berbeda dengan teks Dasa Dharma versi Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Tahun 2012, yaitu 1.Takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa; 2.Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia; 3.Patriot yang sopan dan kesatria; 4.Patuh dan suka bermusyawarah; 5.Rela menolong dan tabah; 6.Rajin, terampil dan gembira; 7.Hemat cermat dan bersahaja; 8.Disiplin, berani dan setia; 9.Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; 10.Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Satu-satunya warung di Bumi Perkemahan Kendalisada. Warung sederhana di dekat pendopo Bumi Perkemahan Kendalisada ini menyediakan minuman panas bagi pengunjung, serta jajanan ringan, dan mie rebus.
Saat itu musim penghujan belum tiba sehingga kawasan ini terlihat gersang, termasuk lapangan rumput utama di Bumi Perkemahan Kendalisada ini. Di latar depan bahkan ada sebuah pohon yang batang bawahnya terbakar, entah oleh karena sebab apa.
Sebuah pohon di Bumi Perkemahan Kendalisada dengan percabangan cantik kami jumpai setelah jalan berbelok ke kanan setelah melewati masjid. Pohon yang meranggas ini menjadi tengara bahwa musim kering sudah berlangsung cukup lama.
Jalan aspal di dalam kompleks Bum Perkemahan Kendalisada yang masih cukup baik. Pepohonan di kiri kanan jalan tampak masih muda dan terlihat tak begitu subur serta kurang terawat dengan banyaknya semak belukar di sana. Perlu penanggungjawab yang sering blusukan melihat kondisi lapangan untuk bisa mengarahkan petugas kebersihan bekerja dengan optimal.
Dekat pohon pada foto sebelumnya terdapat sebuah tebing di sisi kiri jalan utama Bumi Perkemahan Kendalisada. Semula saya kira area ini merupakan bukit kapur. Namun ketika turun dari kendaraan dan melihatnya dari jarak dekat, serta menginjaknya, ternyata tebing itu dilapis bahan semacam terpal tebal namun kaku.
Beberapa anak yang terlihat sangat kecil tengah berjalan di sisi kiri area tebing yang dilapis terpal tebal itu. Entah dimaksudkan untuk apa tempat ini dibuat, namun saya meragukan bahwa kegiatan ini berhubungan dengan kepramukaan. Area ini mestinya merupakan bagian dari hutan lindung, bukan untuk ditebang pohonnya dan dibuat gundul seperti ini. Entahlah, mungkin saya yang gagal paham.
Sebuah bangunan terbuka tampak berada di ujung sana. Dugaan saya bangunan itu merupakan kandang rusa yang berada di tepi danau. Tempat saya berdiri berada beberapa puluh langkah dari tepi jalan dengan melewati semak belukar, tanpa jalan setapak yang jelas. Di sebelah kiri bangunan itu adalah danau.
Gapura kedua yang berbentuk candi bentar, beringin yang cukup rimbun, serta sebuah pendopo berbentuk joglo berukuran cukup besar di sisi sebelah kanan belakangnya. Meskipun tidak ramai dan tidak ada rombongan orang yang tengah berkemah, namun ada beberapa sepeda motor dan beberapa orang pria tengah duduk-duduk di tepian pendopo ketika kami tiba.
Diubah: Desember 19, 2024.
Label: Banyumas, Bumi Perkemahan, Jawa Tengah, Kalibagor, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.