Santo Petrus: Gereja Katolik Tertua Kedua di Solo

Kali pertama berkunjung ke Gereja Katolik Santo Petrus Solo di daerah Purwosari saya gagal masuk, karena petugas jaga mengatakan bahwa pengurusnya tengah melakukan kegiatan kebaktian pagi. Kegiatan itu selesai dalam waktu sekitar setengah jam lagi, sehingga daripada menunggu saya pun pergi ke tempat lain dulu.

Agak siang saya kembali, dan kali ini petugas jaga langsung mempersilahkan saya masuk untuk menemui pengurus bernama Petrus. Tak sulit mencarinya dan saya diijinkan masuk, ditemannya sambil bercerita tentang Gereja Katolik Santo Petrus paroki Purwosari Solo ini.

Lokasi bangunan Gereja Katolik Santo Petrus Solo berada di Jl. Slamet Riyadi 370, Solo (Surakarta), di pojok pertemuan jalan dengan Jl. Dr. Muwardi dan Jl. Dr. Wahidin. Gereja ini merupakan gereja Katolik tertua kedua di Kota Solo. Halaman gereja ini cukup luas untuk menampung kendaraan jamaah, dan ada pula jalan jalur lambat di depan gereja. Tidak sebagaimana Gereja St. Antonius Purbayan, gereja ini model bangunan depannya memiliki bentuk simetri penuh, termasuk pintu butulan yang ada di sebelah kiri dan kanan bangunan utama. Tembok depan bawah yang dihias batuan memberi kesan kuno yang antik.

Pada bagian tengah ada tiga kolom kaca patri yang tinggi. Kaca patri pada kolom kiri terbang dan pecah terkena angin ribut pada 1996. Di sayap kiri kanan dinding depan terdapat dua lubang hawa, dalam satu kolom yang dihubungkan sebuah garis. Palang salib ada di puncak bangunan dan di puncak cungkup teras Gereja Katolik Santo Petrus Solo ini.

Tulisan "Gereja Katolik" ada pada cungkup teras, sedangkan nama "Santo Petrus" ada di atas pintu butulan kanan. Spanduk pada dinding berisi ajakan untuk kursus pijat kesehatan. Onggokan bata merah di sebelah kanan menjadi tanda bahwa tengah dilakukan perbaikan. Beberapa tukang sedang bekerja ketika saya masuk lewat pintu butulan.


Di bagian utama di ruangan gedung Gereja Katolik Santo Petrus yang disebut panti Imam atau sanctuarium terdapat kursi pemimpin, ambo (mimbar) dan meja altar. Di tempat ini biasa dilakukan tindak liturgis. Liturgi berasal dari bahasa Yunani, leitourgia, yang berarti kerja bersama yang mengandung makna peribadatan kepada Allah.

Patung Yesus pada salib menjadi sentral pemandangan pada area sancturium, dengan kaca patri berbentuk bulat di belakangnya memberi perkuatan terhadap sosok Yesus. Deret dan kolom kaca-kaca patri berbentuk segi empat dan lengkung di bagian puncaknya, juga menambah kesan elok. Relief burung merpati terbang diletakkan di atas patung Yesus.

Di sayap sebelah kiri pada foto adalah patung Yesus dan di sebelah atasnya, agak ke kanan sedikit, adalah Patung Santo Petrus yang membawa sebuah kunci dan buku. Sedangkan di sayap sebelah kanan ruangan utama ini terdapat Patung Bunda Maria dan di atasnya terdapat Patung St. Paulus yang digambarkan tengah menggenggam sebuah pedang.

Petrus menuturkan bahwa konstruksi atap Gereja Katolik Santo Petrus Solo ini terbuat dari kayu jati alas, tanpa penopang. Pilar direkat dengan tetes tebu untuk pengecoran agar jadi keras sekali. Kayu jati tebal pada pintu masih asli. Ruang gereja ini berkapasitas 800 orang, namun yang datang pada perayaan Natalan bisa mencapai 4.000-an.

Deretan patung yang menceritakan kisah Jalan Salib bisa dijumpai pada dinding kiri dan kanan ruangan utama. Ruangan ibadah utama Gereja Katolik Santo Petrus Solo ini berbentuk satu lajur kotak dengan deretan bangku-bangku kayu yang digunakan sebagai tempat duduk umat saat mengikuti kebaktian, dan karenanya disebut sebagai Panti Umat.

Gereja Katolik Santo Petrus Solo dibangun lantaran kapasitas Gereja St Antonius Purbayan sudah tidak memadai untuk menampung umat yang berkembang. Karenanya Mgr. P. Willekens, SJ Vikaris Apostolik Batavia, berniat mendirikan gereja dan paroki kedua di Solo. Yang mengurus persiapan dan pelaksanaan pembangunannya adalah Pater A. Elfrink MSF.

Peletakan batu pertama dilakukan pada Jumat 16 September 1938. Izin bangunan diperoleh dari KAJ Orie yang beragama Katolik, berupa sertifikat tanah R.V.O. No. 476 pada 12 Juli 1940. Diperlukan 20 bulan untuk membangun gereja ini. Pemberkatan dilakukan 29 Juni 1940 oleh Mgr. P. Willekens SJ, Pater A. Elfrink MSF, dan Pater N. Havenman MSF.

Namun secara administratif peresmian Gereja Katolik St. Petrus Solo baru dilakukan pada 29 Juni 1942, dan sejak saat itu Paroki Santo Petrus Purwosari resmi terpisah dari Paroki St. Antonius Purbayan. Meskipun sudah berumur cukup tua, namun bangunan luar gereja ini masih terlihat cantik dan anggun, demikian pula dengan bagian dalamnya.

Gereja Katolik Santo Petrus SoloBagian utama di ruangan gedung Gereja Katolik Santo Petrus ini disebut panti Imam atau sanctuarium dimana terdapat kursi pemimpin, ambo (mimbar) dan meja altar. Di tempat ini biasa dilakukan tindak liturgis. Liturgi berasal dari bahasa Yunani, leitourgia, yang berarti kerja bersama yang mengandung makna peribadatan kepada Allah.Gereja Katolik Santo Petrus SoloKonstruksi atap Gereja Katolik Santo Petrus Solo ini terbuat dari kayu jati alas, tanpa penopang. Pilar-pilar direkat dengan tetes tebu untuk pengecoran agar menjadi keras sekali. Menurut Petrus, kayu-kayu jati tebal pada pintu masih asli.
Gereja Katolik Santo Petrus SoloSancturium atau Panti Imam, dimana terdapat patung Yesus pada tiang salib yang tinggi, patung merpati, lilin putih, mimbar, altar, dan kursi pemimpin. Deret kaca patri pada dinding memperindah area ini.Gereja Katolik Santo Petrus SoloPada sisi kiri, dilihat dari posisi umat, ada patung Yesus dan di atasnya agak ke kanan sedikit adalah Patung Santo Petrus membawa kunci dan buku.
Gereja Katolik Santo Petrus SoloOrnamen pahatan kayu yang indah pada altar Gereja Katolik St Petrus Solo. Ada ukiran keris, payung kerajaan, malaikat, binatang bersayap, dan banyak lagi. Gereja Katolik Santo Petrus SoloPada sisi kanan ruangan Gereja Katolik St-Petrus terdapat patung Bunda Maria, dan di atasnya terdapat Patung Rasul St. Paulus yang digambarkan tengah menggenggam sebuah pedang.
Gereja Katolik Santo Petrus SoloDeretan patung menempel pada dinding tembok sebelah kiri yang menceritakan kisah Jalan Salib bisa dijumpai pada dinding kiri dan kanan ruangan. Ruangan ibadah utama Gereja Katolik Santo Petrus Solo ini berbentuk satu lajur kotak dengan deretan bangku-bangku yang digunakan sebagai tempat duduk umat saat mengikuti kebaktian, dan karenanya disebut sebagai Panti Umat.Gereja Katolik Santo Petrus SoloDi sayap sebelah kiri pada foto adalah patung Yesus dan di sebelah atasnya, agak ke kanan sedikit, adalah Patung Santo Petrus yang membawa sebuah kunci dan buku. Sedangkan di sayap sebelah kanan ruangan utama ini terdapat Patung Bunda Maria dan di atasnya terdapat Patung St. Paulus yang digambarkan tengah menggenggam sebuah pedang
Gereja Katolik Santo Petrus SoloTampak depan bangunan Gereja Katolik Santo Petrus Purwosari Solo. Tidak sebagaimana Gereja St. Antonius Purbayan, gereja ini model bangunan depannya memiliki bentuk simetri penuh, termasuk pintu butulan yang ada di sebelah kiri dan kanan bangunan utama. Tembok depan bawah yang dihias batuan memberi kesan kuno yang antik.Gereja Katolik Santo Petrus SoloJendela kaca patri tinggi dengan lambang salib serta orname geometris tampak pada dinding bagian atas bangunan gereja, menjadi salah satu sumber cahaya pada siang hari.


Gereja Katolik Santo Petrus Solo

Alamat : Jl. Slamet Riyadi 370, Purwosari, Solo. Telp: (0271) 712300. Lokasi GPS : -7.564968, 110.806325, Waze. Rujukan: Hotel di Solo, Tempat Wisata di Solo, Peta Wisata Solo.

Diubah: November 19, 2024.
Label: Gereja, Jawa Tengah, Solo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »