Pada kunjungan ketiga karena kebetulan melintas dekat gereja, barulah beruntung. Saat itu misa baru akan dimulai beberapa menit lagi, dan satpam mempersilahkan saya ke belakang gereja untuk menemui koster dan meminta ijin. "Pencet bel sekali saja", begitu pesannya.
Setelah menemukan ruangan koster saya pun memencet bel, sekali, namun tak ada orang yang keluar. Rupanya ia tak ada di ruangan.
Syukur tak lama kemudian ada anak muda datang menyapa dan lalu kami berjalan beriringan masuk ke ruang gereja tepat di samping area altar, dan meminta saya menunggu selagi ia menemui koster. Sesaat kemudian ia datang dan mengijinkan saya memotret. Begitulah. Keberuntungan tak datang jika tak gigih mencobanya.
 Tampak muka bangunan bergaya kolonial Gereja Katolik St Antonius Purbayan yang tidak sepenuhnya simetri. Bagian sebelah kiri dengan satu pintu lengkung kecil dan satu pintu lengkung besar berbentuk berbeda dan sedikit masuk ke belakang. |  Bagian depan sebelah kanan Gereja Katolik St Antonius Purbayan dengan tiga buah pintu lengkung simetri dengan dua menara pendek dan salib di puncak tengah. Kotak pada tembok di dekat pintu sebelah kiri adalah tengara Benda Cagar Budaya. |
 Tengara Cagar Budaya bagi gedung Gereja Katolik St Antonius Purbayan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta pada November 2012. |  Halaman Gereja Katolik St Antonius Purbayan yang kosong melompong ini akan penuh sesak dengan mobil ketika misa tengah berlangsung. |
 Pepohonan rindang itu berada diantara gedung Gereja Katolik St Antonius Purbayan dan gedung pastoran yang berada di sebelahnya. Sempat ingin masuk ke dalam gedung pastoran namun batal setelah satpam mengatakan tidak ada apa-apa di dalamnya. Keputusan yang mungkin salah. |  Panti Imam atau sanctuarium, bagian utama Gereja Katolik St Antonius Purbayan tempat dilakukannya tindak liturgis dan tempat diletakkannya tiga perabot utama gereja, yaitu kursi pemimpin, ambo dan meja altar. Pada pojok menempel poster "Novena St Antonius di Gereja St. Antonius Purbayan" |
 Pandangan dekat pada Panti Imam atau sanctuarium dimana dilakukan tindak liturgis dan menjadi tempat diletakkannya tiga perabot utama gereja, yaitu kursi pemimpin, ambo dan meja altar. Ambo adalah mimbar, tempat bagi Lectionarium atau Buku Bacaan Misa. |  Ruang utama Gereja St Antonius Purbayan pada pandangan arah ke pintu masuk yang dipenuhi deretan bangku simetris yang disebut Panti Umat. Rangkaian bunga digantung selang-seling pada ujung meja. Ada pula kotak sumbangan, satu di tiap kolom. |
 Sisi sebelah kanan dari sancturium. Pada pojok menempel poster dengan dasar merah bertuliskan "Novena St Antonius di Gereja St. Antonius Purbayan" |  Sisi kiri ruang utama dari arah mana saya masuk, yang seharusnya dari pintu depan. Kaca patri pada dinding memberi warna yang indah pada ruangan. |
 Patung Maria yang berdiri diantara ornamen kayu megah di pusat simetri ruang yang pintu lengkungnya tidak dibuka. Tengara pada dinding kayu berbunyi "Gereja St Antonius Purbayan didirikan November 1916, diperluas dan direnovasi selama th 1987, diberkati kembali oleh Bapak Uskup Agung Mgr. Julius Sarmaatmadja Sy pada tgl 7 April 1988." |  Ruang utama yang mengarah pada altar Gereja Katolik St Antonius Purbayan Solo. Di meja altar terdapat dua pasang lilin di atas tempat tinggi berwarna keemasan. Hiasan bebungaan di depan meja altar memberi kesan tersendiri. Agak ke belakang ada dua pasang tempat lilin di kedua sayap yang masing-masing berisi tujuh batang lilin yang belum dibakar. |
 Pandangan dari arah pojok ke ruangan tengah Gereja Katolik St Antonius Purbayan. Langit-langit tinggi serta angin dingin yang terus ditiupkan dari unit AC ruangan yang jumlahnya cukup banyak membuat hawa di dalam ruangan sangat nyaman. |  Bangku yang tersusun rapi membedakaan gereja dengan tempat ibadah lainnya. Di masjid umumnya terhampar karpet atau polos tanpa alas, di pura orang biasa duduk di bawah, di kelenteng orang berdoa sambil berdiri, kadang berlutut. |
 Bangunan gereja ini bercorak khas bangunan dari kaman kolonial dengan bentuk segitiga pada puncak dinding depan. |  Tengara Cagar Budaya, menjadi penanda bangunan tua ini dilindungi kelestariannya oleh undang-undang. |
 Area dimana petinggi gereja memimpin ritual dan menyampaikan pesan keagamaan kepada umat. Di semua tempat ibadah, pesan-pesan itu mestinya mempromosikan kebaikan dan perdamaian, bukan sebaliknya. |  Sebuah pajangan yang sepertinya menggambarkan sosok Yesus. Di atasnya ada tulisan 'Kenaikan Isa Almasih' dan gambar seekor burung merpati terbang dengan sayap membentang lebar. |
 Tak ingat benar ini patung siapa, namun mungkin Bunda Maria yang sedang menggendong bayi Yesus. |  Prasasti yang berisi informasi bahwa Gereja St Antonius Purbayan didirikan pada November 1916. |
Gereja Katolik St Antonius Purbayan dibangun sejak November 1916, namun lebih dari setengah abad sebelumnya tempat ini telah menjadi stasi Gereja Gedangan Semarang. Stasi adalah pusat kegiatan pelayanan rohani yang letaknya jauh dari paroki. Sementara bagian sebelah kanan memiliki simetri sendiri dengan dua pintu lengkung kecil dengan menara pendek di puncaknya, dan satu pintu lengkung besar dengan tiga jendela kaca patri, dan salib di puncaknya. Pintu kecil di tengah adalah sebenarnya pusat tengah gedung, yang ruang dalamnya berbentuk simetri penuh.
Ruang utama ini dipenuhi deretan bangku simetris dengan langit-langit tinggi yang disebut Panti Umat. Rangkaian bunga digantung selang-seling pada ujung meja. Ada pula dua kotak sumbangan, satu di masing-masing kolom, berbungkus kain putih untuk diedarkan keliling pada saat misa berlangsung. Di belakang pilar-pilar penyangga di sisi kanan kiri ruangan, terdapat deretan patung yang menceritakan perjalanan Yesus yang disebut jalan salib, dimulai dari bagian depan sebelah kiri ruangan gereja.
Pada dinding terdapat sebuah jendela kaca patri bulat dengan ornamen bunga dan merpati di pusatnya, diapit oleh patung bidadari bersayap. Di bawahnya terdapat jendela kaca patri lagi, diapit oleh masing-masing tiga jendela kaca patri di sayap kiri kanan dinding. Ketujuh jendela kaca patri itu memiliki pola dasar ornamen yang sama, namun isi ornamen utama pada masing-masing jendela kaca patri itu berbeda-beda. Ada lukisan kijang, huruf, garuda, hati, dan lambang lainnya.
Menutupi kaca patri di sebelah kiri terdapat foto merpati dengan sayap terpentang dan tulisan "Kenaikan Isa Almasih" melingkari separuh bagian atasnya. Di bawahnya terdapat penggambaran Yesus berpakaian putih dengan tangan mengembang. Pada sayap satunya lagi terdapat foto burung merpati juga, namun dengan tulisan "Novena St. Antonius Purbayan", lalu ada patung seorang pendeta tengah menggendong bayi.
Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan merupakan gereja Katolik pertama di Kota Solo, letaknya persis di sebelah Balaikota Solo. Menurut riwayat, pada 29 Oktober 1905, Romo Cornelis Stiphout SJ dari Pastoran Ambarawa memperoleh ijin untuk mendirikan Gereja di Solo. Misa pertama diadakan di Pastoran pada 22 Desember 1907 karena gereja belum selesai dibangun. Pada November 1916, Gereja St. Antonius Purbayan resmi berdiri di Surakarta dengan surat pengangkatan pada 1918 dan diberkati Romo C. Stiphout SJ yang menjadi Pastor Paroki yang pertama.
Ulang tahun Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan diperingati setiap tanggal 13 Juni karena tanggal itu merupakan hari Santo Pelindung, Gereja Santo Antonius Purbayan. Pada kurun waktu 1986 – 1988, dilakukan pemugaran dan pelebaran sisi dalam gereja, dan diberkati oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Julius Darmaatmaja, SJ pada 1986
Gereja Katolik St Antonius Purbayan Solo
Alamat : Jl. Arifin 1, Solo. Lokasi GPS : -7.56860, 110.83003, Waze. Rujukan : Hotel di Solo, Tempat Wisata di Solo, Peta Wisata Solo.Diubah: Desember 06, 2024.Label: Gereja, Jawa Tengah, Solo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.
