Lokasi Pantai Tanjung Tinggi berjarak sekitar 6 km dari Kelenteng Sijuk, atau 31 Km dari Kota Tanjung Pandan, Belitung. Jalanan yang kami lalui relatif mulus, dengan pekerjaan perbaikan beberapa ruas jalan tengah dilakukan. Secara umum, selama saya berkeliling, jalan di Belitung memang terbilang baik.
Bang Karna, pengendali setir yang menemani saya berkeliling, memarkir mobil di dekat Tugu Laskar Pelangi, sebagai tengara bahwa di lokasi inilah film Laskar Pelangi yang fenomenal itu diambil. Buku dan film Laskar Pelangi memang turut mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Belitung, khususnya ke Pantai Tanjung Tinggi ini.
Besarnya ukuran batu-batu granit di Pantai Tanjung Tinggi Belitung ini bisa diperbandingkan dengan tinggi seorang ibu yang tengah duduk di sebuah amben di ujung kiri foto. Tak terbayangkan bagaimana caranya batu-batu berukuran raksasa itu bisa teronggok di sana.
Sementara itu di sebelah kanannya Bang Karna berdiri di depan Tugu Laskar Pelangi yang berbunyi "Disini lokasi syuting Film Laskar Pelangi pada tahun 2008. Film Laskar Pelangi mendapatkan perhatian terbesar di Indonesia. Dibuat berdasarkan novel karya Andrea Hirata". Tulisan Indonesia pada tugu itu ditulis dengan huruf 'i' kecil. Kesalahan yang sebenarnya fatal.
Sejenak mengagumi batuan raksasa di tempat ini, serta pohon besar yang tumbuh merapat di batu, saya lalu melangkahkan kaki memasuki lorong diantara batuan yang ukurannya menggetarkan itu.
Saat itu ada dua orang pengunjung melintas di samping onggokan batuan besar yang berada di tepian Pantai Tanjung Tinggi Belitung. Uniknya, pada batu terbesar yang ada di sana tampak sebuah batu kecil berbentuk kotak seolah 'nangkring' di puncaknya. Tidak jelas bagaimana ceritanya sampai batu itu ada di sana.
Pantai Tanjung Tinggi ini bentuknya seperti kuali, semacam teluk, dengan pantai pasir putihnya yang bersih berada di tengah, seperti ada di dasar kuali, dan di sisi kiri kanannya terdapat tanjung batu yang menjorok ke laut.
Sebuah warung sangat sederhana yang terbuat dari bambu tampak termangu kesepian. Hari itu memang bukan hari libur, sehingga bisa dimaklumi hanya warung-warung semi permanen yang tetap buka di Pantai Tanjung Tinggi ini.
Setelah beberapa saat berada di tanjung sebelah kanan, kami pun berpindah ke bagian tengah dimana pasir putih Pantai Tanjung Tinggi terlihat banyak terserak di sana. Selain pasirnya yang bersih dan lembut, air laut Pantai Tanjung Tinggi juga jernih dan hampir tidak berombak sama sekali. I love beach, sebuah tulisan pada kayu terlihat menggantung di dahan pohon yang tumbuh di tepian pantai pasir putih ini.
Pasir putih di Pantai Tanjung Tinggi Belitung ini benar-benar bersih dan lembut di kaki. Pepohonan yang tumbuh di tepian pantai memiliki jenis daun khas yang enak dilihat. Sesekali terlihat kepiting dengan tubuh transparan berjalan cepat di atas pasir lalu masuk kedalam lubang.
Sayang sekali langit Pantai Tanjung Tinggi berwarna kelabu tertutup awan hujan, sehingga panorama pantai tidak begitu elok difoto. Karenanya, setelah sempat berpindah lokasi lagi ke bagian kiri, kami pun meninggalkan pantai.
Bukan hanya batu yang elok dipandang di Pantai Tanjung Tinggi ini, namun juga pohon-pohon besar yang tumbuh diantara batuan itu dan akar-akarnya yang bercabang-cabang merayapi permukaan batuan sebelum akhirnya menghunjam masuk ke dalam pasir.
Batuan besar di Pantai Tanjung Tinggi tidak hanya terserak di pinggiran pantai namun juga banyak batu besar yang terserak di laut, ada yang terpisah, ada pula yang berdempetan sehingga membentuk semacam pulau-pulau kecil atau tanjung.
Jika saja bisa memanjat batu besar paling depan itu tentu akan mendapatkan pemandangan yang luas Pantai Tanjung Tinggi ke semua arah. Namun tumpukan batu besar di sebelah kiri tampaknya masih bisa dipanjat, hanya saja saya tak mencobanya.
Air yang bening serta ombak laut yang nyaris tak ada membuat air laut di Pantai Tanjung Tinggi ini seperti sebuah kolam pribadi alam luas yang dikelilingi oleh pasir putih halus serta batu-batu besar.
Anak muda berbaju merah yang berdiri serta seorang lagi berbaju putih yang duduk di salah satu besar di ujung sana terlihat sangat kerdil dan nyaris tak terlihat. Sementara itu di kejauhan di sebelah kanan terlihat pasir putih di tepian Pantai Tanjung Tinggi.
Pasir putih Pantai Tanjung Tinggi dilihat dari batuan yang ada di ujung kanan area pantai. Di belakang pepohonan itu adalah deretan warung makan sederhana yang menyajikan masakan laut dan sayuran. Kedua anak muda itu tampak masih duduk di atas bebatuan. Mungkin dari sana mereka bisa melihat pemandangan ke arah pantai.
Air laut di Pantai Tanjung Tinggi waktu itu tampaknya tengah surut, jika melihat pada batuan di latar depan. Area putih di bagian bawah batu tampaknya adalah area yang terendam air laut saat pasang. Jika demikian maka kedalaman air di tempat ini cukup tinggi.
Kejernihan air di Pantai Tanjung Tinggi ini memang sangat menggoda, namun sebaiknya hati-hati karena cukup dalam, meskipun tidak ada ombak besar yang bisa menyeret pengunjung ke tengah laut. Batuan di ujung sana yang menyerupai tanjung terlihat sangat elok.
Bergeser agak lebih ke kanan pada batuan yang membentuk tanjung itu terlihat beberapa gugusan batuan di tengah laut yang menyerupai serakan pulau-pulau kecil.
Salah satu pulau batu paling besar di lepas Pantai Tanjung Tinggi terlihat di kejauhan. Jika saja waktu itu ada kapal yang bisa membawa ke sana mungkin akan menarik untuk melihat bagaimana kondisi bebatuan dan pantai yang ada di sana.
Tiga atau empat batu besar menempel membentuk sebuah pulau batu yang mungkin masih bisa didaki lewat batu yang berada di ujung sebelah kiri karena bentuknya yang miring. Di sekelilingnya terdapat serakan batu yang sebagian akan tenggelam di bawah permukaan air ketika air pasang.
Terpisah agak jauh di sebelah kanan empat batu yang menyatu itu masih ada deretan batu yang seluruhnya nyaris sambung menyambung, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Sebagian besar batu itu tampaknya juga akan tenggelam ketika air pasang.
Bang Karna berdiri di atas salah satu batu besar di pinggir ujung kanan Pantai Tanjung Tinggi. Tampak di atas batuan yang besar di latar belakang terdapat tumbuhan yang muncul dari sela batuan. Sementara kedua anak muda berbaju merah tua dan putih masih betah duduk-duduk di atas batu di ujung sana.
Jika diperhatikan, batu-batuan yang berderet membentuk tanjung di ujung sana itu sebagian besar berwarna keputihan, sama seperti jenis batu yang ada di sekitar Pantai Parai. Sedangkan batuan di tempat saya berdiri merupakan jenis batuan biasa berwarna kelabu.
Sejumlah pengunjung tampak tengah bermain di atas perahu karet atau perahu plastik di pinggir Pantai Tanjung Tinggi, sementara empat orang anak memilihi duduk di atas sebuah batu besar di sebelah kanan. Ban karet dan ban plastik warna-warni juga terlihat tersedia. Air yang cukup dalam membuat peralatan pengaman itu diperlukan.
Gugus batu dan pantai pasir putih yang berada di sebelah kanan Pantai Tanjung Tinggi. Tak jelas apakah area itu masih termasuk Tanjung Tinggi. Beberapa buah perahu motor tampak tengah buah jangkar di sana. Serakan batu, pasir putih, dan pantai berlekuk-lekuk menyajikan pemandangan yang tak membosankan.
Anak-anak tampak masih bermain di atas perahu karet atau perahu plastik yang tampaknya sangat ringan karena salah satu diantaranya yang berwarna terlihat bisa dimiringkan oleh anak-anak. Sementara itu dua anak muda yang berada di atas batuan tampaknya sudah bosan dan meninggalkan tempat dimana tadi mereka berada.
Sebuah sudut di Pantai Tanjung Tinggi yang tampak hijau segar dengan pepohonan dan tumbuhan perdu di ujung batuan besar yang bewarna kelabu. Menjelajah tepian pantai dari batu ke batu merupakan salah satu hal menyenangkan yang bisa dilakukan di tempat ini.
Untuk menuju pantai dari area parkir di dekat tengara Laskar Pelangi terdapat lorong alam semacam ini yang akan membawa pengunjung untuk sampai ke tepian pantai dengan bebatuan raksasa. Pepohonan lebat di tempat ini sangat membantu menciptakan suasana yang sejuk dan hijau.
Ketika kembali dari tepi pantai, saya melalui jalur berbeda dari jalur ketika masuk, dengan melewati bebatuan raksasa di ujung kanan area yang menurun. Dari ujung batu itu saya sampai ke jalan dan melewati warung makanan untuk sampai ke tempat parkir kendaraan.
Tengara lokasi film Laskar Pelangi itu dengan latar pohon tua yang tampak telah menyatu dengan batuan raksasa di sebelahnya. Batu tak akan tumbuh, namun pohon akan terus tumbuh dan batangnya membesar. Bisa jadi suatu waktu nanti batu besar itu akan retak karena pembesaran batang pohon.
Pemandangan pada batuan yang membentuk tanjung dari atas pasir putih di Pantai Tanjung Tinggi. Ada beberapa pohon unik yang tumbuh di tepian pantai pasir putih ini, yang memberi suasana dan keindahan tersendiri. Sebagian pohon itu terlihat pada foto ini.
Panorama ke arah tanjung di sebelah kanan Pantai Tanjung Tinggi dimana saya pertama kali datang. Selain pasirnya yang putih bersih dan lembut, air laut Pantai Tanjung Tinggi juga jernih dan hampir tidak berombak.
Tiga atau empat batuan yang membentuk pulau itu, serta tanjung batu di sisi kanan tempat saya berdiri sebelumnya tampak menjadi pelindung bagi pantai pasir putihnya, sehingga tak ada gelombang besar yang sampai ke tepian pantai.
Sebatang pohon tampak tumbuh menonjol di atas bebatuan raksasa di ujung kiri pasir putih Pantai Tanjung Tinggi. Jika ada waktu mungkin akan menyenangkan untuk merangkak naik ke puncak bebatuan raksasa itu untuk melihat panorama sekeliling.
Satu dari beberapa buah pohon berdaun antik dan elok yang tumbuh di pasir putih Pantai Tanjung Tinggi. Selain pemandangan pohon yang daunnya unik ini, hal lain yang menarik di pasir putih ini adalah adanya kepiting berbada transparan yang berkeliaran dengan cepat, keluar masuk lubang pasir.
Pemandangan ini kawasan pantai di luar area dilihat dari atas batu besar di ujung kiri pasir putih Pantai Tanjung Tinggi. Sepanjang tepian pantai tampak tumbuhan perdu cukup lebat dan rapat yang menjadi pelindung terakhir bagi abrasi akibat gelombang laut.
Agak ke sebelah kanan di luar area Pantai Tanjung Tinggi masih terdapat deretan batuan raksasa berwarna keputihan. Tempat dimana saya berdiri merupakan batu berukuran luar biasa besar dan tinggi di ujung kiri area pantai, dimana juga terdapat pohon besar dan rimbun.
Sejumlah serakan batuan lainnya di Pantai Tanjung Tinggi Belitung yang menyerupai batuan putih di Pantai Parai. Pada batuan itu juga terlihat sejumlah retakan yang memotong-motong batu menjadi beberapa bagian.
"I love my beach", sebuah tulisan pada kayu yang menggantung di dahan pohon yang tumbuh di tepian pantai pasir putih Pantai Tanjung Tinggi. Cukup menarik, artistik, dan menghibur.
Namun lantaran tidak puas dengan foto-foto yang telah diambil, saya datang lagi Ke Pantai Tanjung Tinggi ini pada hari terakhir di Belitung, dan sukurlah hari itu langit jauh lebih bersahabat. Pada kunjungan kedua itu kami langsung menuju ke area yang berada di ujung kiri pantai.
Meja-meja panjang sederhana dengan kursi-kursi terbuat dari batang bambu terlihat berderet di tepian Pantai Tanjung Tinggi, di bawah teduh pohon. Cukup nyaman duduk-duduk di sini untuk menikmati suasana pantai ditemani sebutir kelapa muda, atau sambil menyantap makanan laut yang disediakan di warung-warung di dekatnya.
Pasir putih Pantai Tanjung Tinggi ini diapit oleh tanjung batu kelabu di sisi kanan dan tanjung batu putih di sisi sebelah kiri, membentuk seperti kantung atau kuali. Bentang yang luas ini membuat saya harus naik mobil untuk melihat area pantai dari ujung ke ujung.
Ukuran batuan raksasa di sisi sebelah kanan pasir putih Pantai Tanjung Tinggi ini berukuran jauh lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan dari kebanyakan batuan yang ada di ujung kiri pasir putih. Pepohonan di sisi itu juga lebih rimbun.
Berbeda dengan ketika pertama kali saya datang ke tempat ini yang saat itu terlihat ada banyak anak-anak tengah berenang dan bermain di pantai pasir putih ini, namun kali kedua saya datang ke tempat ini suasana sangat sepi. Tampaknya Pantai Tanjung Tinggi ramai anak-anak bila hari libur atau akhir pekan.
Adanya pepohonan cukup besar dan rindang di pinggir pasir putih Pantau Tanjung Tinggi sangat membantu bagi pengunjung yang hanya ingin menikmati suasana di sekitar tepian pantai tanpa berniat untuk terjun berenang ke dalam air laut.
Namun banyaknya pohon di tepian Pantai Tanjung Tinggi tampaknya menimbulkan masalah tersendiri, yaitu sampah dedaunan yang terserak dimana-mana. Semestinya warung-warung makanan yang mengais rejeki di Pantai Tanjung Tinggi inilah yang diberi tanggung jawab untuk bersama-sama membersihkannya.
Pasir putih di Pantai Tanjung Tinggi ini benar-benar bersih dan lembut di kaki. Pepohonan yang tumbuh di tepian pantai memiliki jenis daun khas yang enak dilihat.
Pemandangan yang sama yang saya ambil beberapa hari sebelumnya, namun kali ini dengan lagit yang lebih bersahabat. Cuaca memang satu hal yang berada di luar kontrol manusia. Langit yang bagus atau yang buruk bisa terjadi baik di musim kemarau atau pun di musim penghujan.
Ujung kiri pasir putih Pantai Tanjung Tinggi. Ketika langit cerah dan bersahabat, bukan hanya batuan dan tanaman yang terlihat lebih mantap namun juga air laut akan terlihat lebih indah karena sebagian akan merefleksikan warna langit yang biru.
Gerumbul pepohonan yang ada di ujung kiri pasir putih Pantai Tanjung Tinggi. Ada sedikit rasa was-was sebenarnya untuk mendekati gerumbul itu karena tak tahu ada tidaknya binatang laut melata di sana.
Tulisan "I love my beach" itu saya foto sekali lagi saat cuaca lebih cerah dibandingkan kali pertama saya datang ke tempat ini. Mencintai pantai berarti juga ikut menjaga kebersihan dan kelanggengannya. Termasuk merawat pepohonan dan satwa yang ada di sana.
Deretan batuan putih di atas laut itu tampak seperti tanggul alam yang menjadi pelindung pantai dari hempaasan gelombang laut. Jika saja banyak ikan di sana maka batu-batu itu akan menjadi tempat nongkrong yang asik bagi para pemancing ikan.
Beberapa buah perahu tampak tengah menganggur di pantai di sisi kiri luar Pantai Tanjung Tinggi. Di Pantai Tanjung Tinggi sendiri tak ada perahu yang sandar, mungkin memang tidak diperbolehkan. Jadi kalau hendak naik perahu harus dari pantai di sebelah kiri atau sebelah kanannya.
Beberapa pengunjung tampak tengah makan siang di bawah rindang pohon Pantai Tanjung Tinggi, sementara di sebelah kanan mereka terdapat deretan warung-warung yang menyediakan berbagai hidangan, seperti makanan laut khas Belitung yang disebut Gangan (lempah kuning).
Sebuah pohon rindang yang tumbuh di antara batu yang sangat lebar dan besar di ujung kiriPantai Tanjung Tinggi sempat menarik perhatian saya untuk menaikinya. Dari sini bisa dilihat pemandangan pantai di sebelah kiri tanjung. Beberapa saat berikutnya, kami berpindah lagi ke tanjung di sebelah kanan untuk mencari sasaran yang mungkin menarik untuk difoto.
Saya sempat masuk sejauh beberapa langkah ke dalam celah diantara batuan raksasa ini, namun kemudian batal meneruskannya. Tak jelas apakah ada orang yang pernah masuk ke dalamnya dan apakah ada jalan keluar yang tembus ke tepian pantai.
Batuan besar di ujung kanan Pantai Tanjung Tinggi yang saya kunjungi lagi saat langit tengah cerah. Dahan pohon yang daunnya meranggas di ujung sana tampak indah menghiasi tanjung batu di depannya.
Pemandangan pada batu "kecil" yang nangkring di atas batu raksasa itu saat langit cerah, meskipun kali ini tak ada orang melintas yang bisa menjadi pengukur tinggi relatif batu yang luar biasa besar ini. Saya tak yakin jika orang yang mengangkat batu "kecil" itu ke atas sana, karena sesungguhnya batu itu cukup besar.
Deretan batu yang membentuk dinding alam di bagian kanan Pantai Tanjung Tinggi. Jika saja datang pada akhir pekan atau hari libur nasional, mungkin batu-batu itu akan penuh dengan manusia yang duduk di atasnya. Batu-batu itu memang menjadi tempat nyaman untuk menikmati panorama pantai.
Lorong alam yang menuju ke pantai itu, yang saya foto lagi saat langit sedang bersahabat. Rimbunnya dedaunan membuat batuan besar di bawahnya terlihat sangat teduh dan terlindung.
Dari atas sebuah batu besar di tanjung sebelah kanan Pantai Tanjung Tinggi saya bisa memandang secara lepas ke pantai di sisi kanan. Batu ini lokasinya sangat strategis, menghadap laut lepas, dan diperlukan bantuan seorang anak muda yang sudah terlebih dahulu duduk di atas batu itu agar saya bisa melompat naik ke atasnya.
Pemandangan ke sisi sebelah kiri dari batuan besar yang saya duduki itu. Agak sulit untuk naik ke atas batu yang sangat besar dan tinggi itu. Hanya saja ada akar pepohonan yang bisa membantu orang untuk menapakkan kaki ketika memanjat batu.
Pemandangan pada gugusan batu yang berada di atas laut. Jika saja punya waktu banyak, duduk-duduk di atas batu besar di ujung kanan area Pantai Tanjung Tinggi ini akan sangat mengesankan. Apalagi di saat matahari tenggelam, dan ada kapal atau perahu yang melintas di cakrawala.
Saat berjalan kaki untuk kembali menuju ke bagian tengah pantai dimana kendaraan diparkir, sebuah tulisan yang menggantung di batang sebuah pohon, dengan latar belakang batuan granit raksasa Pantai Tanjung Tinggi, sempat menarik perhatian saya. Tulisan itu berbunyi "Lestarikan Alam".
Saat itu ada beberapa pengunjung tengah makan siang di bawah rindang pohon, sementara di sebelah kanan mereka terdapat deretan warung yang menyediakan berbagai hidangan, seperti makanan laut khas Belitung yang disebut Gangan (lempah kuning).
Banyaknya pohon di tepian pantai tampaknya menimbulkan masalah tersendiri, yaitu sampah dedaunan yang terserak dimana-mana. Semestinya warung-warung makanan yang mengais rejeki di Pantai Tanjung Tinggi inilah yang diberi tanggung jawab untuk bersama-sama membersihkannya.
Beberapa saat berikutnya, kami berpindah lagi ke tanjung di sebelah kanan untuk mencari sasaran yang mungkin menarik untuk difoto. Dari atas sebuah batu besar di tanjung sebelah kanan pantai itu saya bisa memandang secara lepas ke arah pantai. Batu ini lokasinya sangat strategis, menghadap laut lepas, dan diperlukan bantuan seorang anak muda yang sudah terlebih dahulu duduk di atas batu itu agar saya bisa melompat naik ke atasnya.
Pada kali kedua ke Pantai Tanjung Tinggi ini saya sempat makan di sebuah warung. Sayang sekali, selain harganya mahal, masakannya pun tidak begitu enak. Bahkan nasinya belum matang benar. Ada baiknya sebelum masuk ke sebuah warung amati dulu yang ramai pengunjungnya, karena masakannya pasti enak, satu hal yang saya lupa lakukan.
Pantai Tanjung Tinggi Belitung
Alamat : Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Belitung. Lokasi GPS : -2.55104, 107.71522, Waze. Hotel di Belitung, Tempat Wisata di Belitung, Peta Wisata Belitung.Diubah: Desember 10, 2024.Label: Bangka Belitung, Belitung, Pantai, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.