Pendopo Duplikat Si Panji sekitar 75 meter dari Museum Wayang yang saya kunjungi sesaat sebelumnya. Tidak ada catatan kapan persisnya dibuat, mestinya tak lama setelah yang asli dipindah karena tempat ini tetap menjadi pusat pemerintahan, yaitu Kawedanan, dan sekarang Kecamatan.
Menurut sahibul hikayat, ketika Joko Kahiman dan rakyat tengah babad alas membangun dalem kadipaten, sebatang pohon besar yang dikenal sebagai kayu mas terdampar di bibir Kali Serayu. Kayu pohon itu dijadikan soko guru pendopo kadipaten. Nama Banyumas kemudian digunakan sebagai nama kota yang baru terbentuk, berasal dari Banyu (air Kali Serayu) pembawa Kayu Mas (yang digunakan sebagai soko guru).
Tampak depan Pendopo Duplikat Si Panji. Jika dilihat dari arah depan seperti ini, sepertinya hanya ada sedikit perbedaan yang tidak bermakna dibandingkan dengan penampakan pada pendopo aslinya, yaitu pada warna genting yang kehijauan, sedangkan yang ada di Purwokerto berwarna merah.
Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas juga lebih terbuka, tanpa adanya jejeran sekat kayu pada bagian depan pendopo. Boleh jadi oleh karena tidak atau jarang ada acara resmi diselenggarakan di pendopo ini yang memerlukan sedikit privasi dari pandangan orang yang lalu lalang di jalanan di depan bangunan.
Adalah Raden Tumenggung (RT) Yudanegara II, Bupati ke-7 Banyumas (1707-1743), yang memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten ke tempat ini. Ia kemudian membangun Pendopo Si Panji, dan menjadikannya pusat pemerintahan di wilayah ini hingga sebelas bupati sesudahnya sebelum akhirnya dipindahkan ke Kota Purwokerto.
Sebuah situs yang dikelilingi pagar pagar rendah bernama Sumur Mas kami lihat ada di halaman belakang dalem kadipaten. Sumur ini dipercaya telah ada sebelum dalem kadipaten dibuat, dan konon ukuran diameter aslinya sama seperti sumur normal, namun kemudian mengecil dan tinggal beberapa sentimer saja. Sebagian orang percaya pada kekeramatan sumur ini, sehingga sering dikunjungi peziarah yang ingin naik pangkat atau menjadi pejabat.
Susunan kayu konsentrik dan ornaman pada bagian atas pilar Pendopo Duplikat Si Panji juga dibuat sama persis dengan aslinya. Perbedaannya ada pada hiasan lampu gantung yang berada di tengah-tengah ruangan dengan gelas-gelas kristal berwarna putih, sementara di tempat aslinya hanya berupa lampu-lampu kecil yang mungil ramping.
Walaupun demikian, bangunan duplikat umumnya mempunyai kesan yang berbeda dibandingkan dengan bangunan aslinya, dan ada saja orang yang memiliki keahlian untuk membedakan keduanya. Karenanya benda atau bangunan asli hampir selalu dihargai jauh lebih tinggi dibandingkan dengan duplikatnya, oleh sebab ada faktor sejarah yang tak ternilai harganya.
Pusat pemerintahan Banyumas sebelumnya dibangun oleh Joko Kahiman, Bupati Banyumas pertama yang juga dikenal sebagai Adipati Mrapat, karena membagi wilayah Kadipaten Wirasaba yang diberikan Sultan Pajang kepadanya menjadi empat bagian. Kisah terkait nama itu saya ceritakan pada tulisan tentang Makam R. Joko Kahiman.
Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas dilihat dari samping sempat saya potret, menunjukkan rumah kadipaten di belakangnya yang kemudian pernah menjadi kantor kawedanan, dan sekarang ini difungsikan sebagai kantor kecamatan Banyumas. Dari area Pendopo Duplikat Si Panji saya kemudian berjalan ke bagian belakang bangunan gedung kadipaten untuk melihat peninggalan lainnya di area ini.
Ornamen kayu elok pada langit-langit Pendopo Duplikat Si Panji dihiasi lampu gantung dengan titik-titik lampu terbuat dari gelas kristal putih berbentuk mangkuk. Pendopo ini menjadi tengara bahwa tempat ini pernah menjadi pusat kekuasaan wilayah Banyumas yang dimulai oleh R. Tumenggung Yudanegara II, atau RT. Seda Pendapa (1745).
Bupati lainnya yang pernah berdiam di sini adalah R. Tumenggung Reksa Praja pada tahun 1749, R. Tumenggung Yudanegara III di tahun 1755, kemudian menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I, R. Tumenggung Yudanegara IV (1780), R. Tumenggung Tejakusuma, Tumenggung Keong (1788), dan R. Tumenggung Yudanegara V pada tahun 1816.
Kemudian ada Bupati Kasepuhan: R. Adipati Cokronegara (1816 - 1830), Kanoman: R. Adipati Broto Diningrat (RT. Martadireja), RT. Martadireja II (1832 - 1882) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang), R. Adipati Cokronegara I (1832 - 1864), R. Adipati Cokronegara II (1864 - 1879), Kanjeng Pangeran Arya Martadiredja III (1879 - 1913), dan KPAA Ganda Subrata (1913 - 1933).
Ada pula sumur baru di ruang belakang Dalem Kadipaten Pendopo Duplikat Si Panji yang dibuat atas perintah Mardjoko, Bupati Banyumas, yang pada pilkada 17 Februari 2013 lalu dikalahkan Achmad Husein, wakilnya. Pembuatan sumur yang sempat memicu kontroversi itu kabarnya dibuat lantaran sang bupati mendapat wangsit gaib yang diterimanya lewat mimpi untuk membuat sumur di salah satu ruang pendopo kadipaten.
Bangunan pendukung lainnya di kompleks Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas adalah gedung yang pernah digunakan sebagai kandang dan tempat menyimpan kereta kuda. Setelah puas melihat-lihat, langkah saya kemudian berlanjut ke tempat bersejarah lainnya di Banyumas yang letaknya di dekat pendopo, yaitu Masjid Nur Sulaiman.
Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas
Alamat : Jl Kawedanan No 1, Banyumas. Lokasi GPS : -7.514742, 109.293765, Waze. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Diubah: Agustus 23, 2019.Label: Banyumas, Jawa Tengah, Pendopo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.