Gerbang masuk ke hutan monyet Plangon berada di pinggir sebuah jalan besar yang masuk dalam wilayah Desa Babakan, Kecamatan Sumber, Cirebon. Jaraknya sekitar 15 km dari Stasiun Kereta Api Kejaksan Cirebon. Meskipun agak jauh namun tempat ini layak untuk dikunjungi karena tabiat monyetnya yang unik.
Setibanya di gerbang Plangon, kami didekati penjual kacang yang mengatakan bahwa akan lebih nyaman untuk naik ke bukit Plangon jika membawa makanan untuk monyet. Monyet akan datang mendekat ketika ada orang naik. Penjaga Plangon yang kemudian datang juga menyarankan hal sama. Kami pun mendaki tangga Plangon, ditemani oleh penjaga dan penjaja kacang itu.
Gapura candi bentar Plangon yang menggunakan gaya Hindu Majahapitan, serta deretan undakan di belakangnya menjadi penanda pintu masuk ke dalam kawasan perbukitan Plangon Cirebon yang kabarnya telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya.
Benar saja, baru beberapa anak tangga kami daki, monyet mulai mendekat untuk 'mengutip pajak'. Seperti mendapat komando, kawanan monyet Plangon yang lainnya pun keluar dari hutan dan mendekat dengan langkah santai. Tidak hanya monyet dewasa, yang kecil juga ikut, meskipun tidak terlalu dekat karena kalah 'wibawa' oleh seniornya.
Ketika monyet Plangon itu disodori segenggam kacang oleh Lita Jonathans, beberapa diantara mereka terlihat agak rakus dan terburu-buru dalam 'menyita' makanan yang berada dalam genggaman tangannya. Mungkin karena terbiasa berebut makanan dengan sesama monyet lainnya. Namun salah satu boss monyet Plangon tampak duduk dengan santai sambil menikmati 'upeti'.
Setelah sampai di puncak bukit, kami duduk di sebuah warung sederhana, dengan kawanan monyet mengelilingi kami. Lita Jonathans kemudian memberi makanan ke bos besar monyet Plangon, yang dengan kalemnya duduk di warung di puncak bukit, tidak terganggu oleh seorang teman lain, Kristina Simatupang, yang duduk di sebelahnya.
Namun Boss besar ini sekali waktu berlagak tidak sopan dengan membuang kacang yang diberikan kepadanya. Mungkin ia sudah kenyang, karena sebagai boss ia hampir selalu menang ketika berebut makanan dengan para 'anak buahnya'. Namun pemilik warung memberi kode, bahwa rupanya si boss ingin diberi 'upeti' teh botol. Benar, Si Bos monyet Plangon ini rupanya penggemar Teh Botol.
Setelah diberi satu Teh Botol baru, dengan nikmatnya ia menenggak isinya tanpa setetes pun air jatuh dari bibir botol, hingga tanpa sisa. Tak jelas apakah si boss punya permaisuri yang kepadanya ia mau berbagi teh botol jika rasa hausnya sudah hilang.
Tampaknya ada kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara penjual minuman dan si monyet, sementara pengunjung juga mendapat hiburan segar setelah menapaki sekitar 224 anak tangga untuk sampai ke atas bukit. Namun ternyata bukan hanya si Bos yang pintar menenggak minum dari botol, seekor monyet Plangon yang lain pun juga cukup pintar menenggak teh dari botolnya. Semakin menguntungkan buat pemilik warung.
Di Plangon terdapat 6 kelompok monyet, yang terdiri dari dua kelompok di bagian bawah, satu kelompok di bagian tengah, dan 3 kelompok monyet di puncak bukit Plangon. Setiap kelompok monyet Plangon ini mempunyai bos-nya masing-masing.
Menurut penjaga Plangon, masing-masing kelompok monyet Plangon ini memiliki pasukan monyet sekitar 40 ekor, dengan jumlah total lebih dari 200 ekor. Selain mengandalkan makanan dari pengunjung, sebagaimana monyet yang ada di Keramat Solear, monyet-monyet Plangon ini juga memakan daun dan buah-buahan dari hutan Plangon, seperti daun Laban, buah Rukem, dan buah Kesambi.
Di atas sebuah fondasi beton yang terbuka, terlihat seekor anak monyet lain yang tampangnya terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Namun sang induk monyet kecil itu selalu menjaga anaknya dengan sangat ketat, dan terus menjaga jarak cukup jauh dari kami. Anak memang harta sangat berharga yang harus dijaga.
Selain sering bertengkar antara satu dengan yang lainnya, monyet juga biasa bekerja sama antar sesama teman di dalam kelompoknya. Salah satu kerja sama itu adalah melakukan ritual mencari kutu, seperti yang saya lihat saat itu. Satu monyet berbaring menggelosor di atas tanah, sementara temannya mencari kutu di punggungnya.
Di atas warung tempat kami duduk adalah puncak bukit Plangon dimana terdapat makam dua tokoh penyebar agama Islam di daerah Cirebon, yaitu Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan, namun kami tidak ke sana. Perbukitan Plangon menawarkan suasana berbeda dari tempat wisata lainnya di Cirebon. Aksesnya yang ada di pinggir jalan sangat memudahkan bagi pengunjung yang ingin naik ke puncaknya.
Plangon Cirebon
Alamat : Desa Babakan, Kecamatan Sumber Cirebon. Lokasi GPS : -6.77306, 108.48431, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Cirebon, Hotel Murah di Cirebon, Tempat Wisata di Cirebon, Peta Wisata Cirebon.Diubah: Januari 13, 2019.Label: Cirebon, Jawa Barat, Kera, Makam, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.