Matahari sudah lama melewati ubun-ubun kepala ketika kami tiba tepat di samping lokasi situs yang berada diantara rumah-rumah sederhana dan gerumbul pohon bambu yang lumayan lebat. Membutuhkan waktu sekitar 10 menit berkendara ke Situs Batu Guling dari Situs Lembu Ayu.
Jarak keduanya 5,4 km, ditempuh dengan berkendara mengarah ke Selatan, mentok belok kanan, mentok di Jl Raya Sumbang belok kiri sejauh 50 meter lalau belok kanan, dan 2,1 km kemudian belok ke kiri. Kuncen tengah pergi, dan pintu masuk ke dalam area situs digembok. Sukurlah ada seorang penduduk yang kemudian pergi untuk memberitahu sang kuncen. Selagi menunggu saya mengamati Situs Batu Guling dari luar pagar.
Tembok rendah setinggi lutut berbentuk persegi dengan pagar kawat berduri di atasnya mengelilingi area Situs Batu Guling seluas 20 m2 ini. Sebuah tengara cagar budaya dengan menyebut nama situs ditegakkan di sisi depan. Pepohonan perdu yang ditanam di dalam area situs cukup membantu meneduhkan mata, menjadi penyeimbang bagi tanah gundul di sekeliling area.
Situs megalitik untuk pemujaan arwah nenek moyang seperti ini lazimnya banyak ditemukan di perbukitan dalam bentuk punden berundak. Namun setidaknya Desa Datar ini diapit oleh dua buah sungai, meskipun salah satunya terletak agak jauh di sebelah Timur. Jauh juga si ibu bepergian sehingga membutuhkan waktu lama untuk kembali, walau rumah si ibu yang bernama Karsinah ini sebenarnya tepat di samping Situs Batu Guling ini.
Setelah berkeliling dan hampir menyerah, akhirnya Karsinah datang juga dan tanpa terlalu banyak basa-basi ia membukakan pintu pagar buat kami. Seingat saya si ibu yang sudah cukup tua ini mewarisi tugas memelihara situs dari suaminya yang telah lebih dulu meninggal dunia.
Di area Situs Batu Guling Sumbang Banyumas ini terlihat ada dua buah menhir yang cukup tinggi berdiri pada jarak beberapa langkah. Di sisi sebelah kanannya terdapat tatanan batu berbagai bentuk dan ukuran. Di atas batu datar, di sebelah menhir yang sebelah kanan, ada onggok hitam bekas bakaran kemenyan.
Kepercayaan asli penduduk negeri ini memang masih hidup hingga kini. Berbeda dengan Situs Baturrana, Situs Batu Guling di Desa Datar ini berada di dataran rata luas di kaki Gunung Slamet, tidak lagi di pinggangnya.
Prasasti yang ada di sebelah kiri itu menyebut telah dilakukannya rehab terhadap kompleks Situs Batu Guling, ditandatangani Kepala Disparbud Kabupaten Banyumas Slamet Sudiro, pada 18 Juli 2008. Hanya ada beberapa lembar sampah daun terlihat di dalam sana, serta rumput hijau masih hidup cukup subur. Artinya situs ini dirawat dengan cukup baik oleh penjaganya.
Sudut pandang yang memperlihat sebuah batu dengan lubang besar di tengahnya yang menyerupai kuali ketimbang batu lumpang. Di sisi bagian atas batu lumpang itu ada bagian batu yang sedikit rompal, namun rompalannya ditempelkan kembali tanpa direkat, meski ada pula yang disemen di sisi lainnya. Juga terlihat beberapa buah batu menhir berukuruan kecil di sebelah kanan batu menhir besar di ujung sana.
Ada juga sebuah batu dakon cukup besar, dengan lubang-lubang di atas permukaannya yang telah diisi batu-batu bulat. Ada lima buah lubang melingkar di permukaan batu itu, dengan satu lubang di tengahnya. Batu dakon sejenis ini pernah saya lihat di Prasasti Batu Dakon di Ciaruteun, Bogor, namun dengan ukuran lebih kecil dan lebih dangkal.
Tri yang tingginya 180-an cm sempat saya minta menjadi skala buat memperbandingkan dengan tinggi batu menhir di Situs Batu Guling itu. Sebuah situs menyebut bahwa ketinggian batu menhir berbentuk persegi itu adalah 137 cm, dengan lebar 42 cm. Sedangkan Batu Lumpang tingginya 25 cm, garis tengah 46 cm dan ketebalan dindingnya sekitar 4 cm.
Kedua menhir itu berjajar ke arah Utara - Selatan, mengarah ke Gunung Slamet dimana arwah leluhur bersemayam, dan Laut Selatan. Batu-batu lainnya di situs ini kebanyakan memiliki permukaan halus, berbentuk lonjong atau datar, termasuk batu datar tempat bakaran dupa itu.
Akan halnya asal muasal nama Watu Guling, konon sebelumnya batu itu ada di Gunung Tugel di Selatan Purwokerto yang melesat ke angkasa setelah ditendang Bima dan jatuh berguling sampai akhirnya berhenti di dataran yang kemudian dikenal sebagai Desa Datar ini.
Tak ada informasi tambahan yang saya peroleh dari Karsinah tentang Situs Batu Guling ini. Tak apalah. Namun ada baiknya dinas purbakala memberi bekal informasi kepada para penjaga situs, agar bisa memberi informasi menarik kepada pejalan. Akan lebih baik lagi jika dibuatkan papan berisi tulisan tentang riwayat penemuan dan perkiraan usia situs, pekerjaan perbaikan, dan informasi teknis lainnya tentang situ.
Situs Batu Guling Sumbang
Alamat : Desa Datar, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Lokasi GPS : -7.37323, 109.2566, Waze. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Diubah: Juli 03, 2019.Label: Banyumas, Jawa Tengah, Situs, Sumbang, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.