Situs Punden Jami Piciing

Setelah sempat menimbang, terutama soal jarak yang tak jelas dan kemungkinan hujan, saya setujui tawaran Wahyudin untuk ke Situs Punden Jami Piciing. Situs ini adalah satu dari sembilan lokasi situs peninggalan masa lalu yang telah dibuka oleh dinas purbakala di sekitar perbukitan di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Berjalan beriringan kami meninggalkan saung setengah bobrok di Situs Cibalay, berjalan kaki melewati jalan setapak sempit yang sedikit mendaki, datar, lalu sedikit menurun. Rintik hujan benar-benar telah berhenti, dan lebih baik demikian karena kami tidak menenteng payung.

Wahyudin, salah satu dari tiga penjaga situs, bercerita bahwa masih banyak lokasi di sekitar Cibalay yang belum lagi dibuka oleh dinas purbakala. Di beberapa tempat, selagi jalan, ia menunjukkan lokasi batu-batuan purba yang belum disentuh. Sukurlah bahwa jarak dari Situs Cibalay sampai ke Situs Punden Jami Piciing ini memang tidak jauh, sebagaimana dikatakan Wahyudin, karena tak lama kemudian saya sudah melihat sebuah area cukup lapang sedikit agak di bawah sana.

Sesaat kami berhenti di sebuah titik di area situs, melihat kelompok-kelompok batu menhir dan serakan batu lainnya di Situs Punden Jami Piciing. Situs yang luasnya sekitar 1000 m2 ini, terlihat lebih kecil ketimbang Situs Cibalay. Di sisi sebelah kiri saya, pada dataran yang lebih tinggi, terlihat pula tatanan batu dengan beberapa buah menhir di tengahnya.

Letak situs ini lebih rendah dari Situs Cibalay, dan ada aliran sungai kecil dengan air sangat jernih. Situs ini memang tidak rata. Setidaknya ada empat tingkatan, dengan posisi makin ke ujung makin tinggi, dimana di ujung itu terdapat sebuah batu besar miring yang separuh badannya tertanam di dalam tanah.

Bisa dibayangkan bagaimana orang jaman dulu, sekitar 2000-an tahun sebelum Masehi, membelah batu-batu sebesar ini untuk dijadikan menhir dan dolmen. Namun ketrampilan rasa, pikir, dan tangan dalam menciptakan benda seni dari bahan apa saja umumnya berkembang dalam rentang waktu panjang, dengan proses coba salah yang sering sangat melelahkan.

Wahyudin sempat saya minta berada di samping dua buah menhir yang tingginya hampir sekepalanya saat ia jongkok, untuk dipotret. Di sebelahnya tampak tergolek dua buah tangkai bunga sedap malam, entah siapa yang repot-repot membawanya ke tempat ini. Di belakangnya ada tengara yang berbunyi "Punden Jami Piciiing dan Situs Batu Bergores", serta kententuan yang berisi ancaman pidana bagi orang yang merusak situs cagar budaya.

Situs Batu Bergores berada pada lokasi yang terpisah, pada tebing perbukitan yang berbeda. Dalam perjalanan tadi, Wahyudin sempat mengatakan bahwa nama yang benar untuk situs ini adalah Punden Jami Ki Ciing. Jami adalah sebutan bahasa Sunda untuk huma, sedangkan Ki Ciing adalah nama orang yang membuat huma di lokasi situs itu.

Sebuah lintasan jalan kecil terlihat memanjang menuju ke arah sisi kiri situs yang diapit jejeran batu tipis tegak, berujung pada tatanan batu datar dengan menhir di tengahnya. Jika berkesempatan, ingin juga sekali-sekali melihat bagaimana orang-orang dari dinas purbalaka bekerja ketika membuka situs semacam ini.

Mungkin membosankan, mungkin juga menarik. Sebuah situs yang mengutip tulisan di Harian Pakuan Raya menyebutkan bahwa Indri, arkeolog Disbudpar Kabupaten Bogor, mengatakan bahwa luas keseluruhan situs yang di Cibalay ini diperkirakan mencapai 45 hektar. Indri juga membandingkan dengan luas Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur yang katanya mencapai 25 hektar.

Namun situsweb lain menulis pendapat Ketua Tim Arkeolog Situs Gunung Padang Ali Akbar yang menyebut bahwa Situs Gunung Padang memiliki luas 75 hektar. Lepas dari situs mana yang lebih besar, kelompok Situs Cibalay layak mendapat perhatian sebagaimana perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap Situs Gunung Padang. Komaralana, Kepala Bidang Pemelihara Cagar Budaya dari BPCB, seperti ditulis di Harian Pakuan Raya itu mengatakan bahwa satu-satunya yang sudah ditemukan di Cibalay adalah unsur arang yang berumur 6000 - 3000 tahun sebelum Masehi.

Sebuah foto saya ambil pada tatanan batu dan menhir yang berada di ujung lintasan jalan. Satu menhir berukuran lebih besar, paling besar di Situs Punden Jami Piciing ini, diambil dari dataran yang lebih tinggi. Dari sembilan yang sudah dibuka di Cibalay, situs yang belum saya kunjungi adalah Situs Endong Kasang (80 m2), Situs Bale Kambang (80 m2), Situs Kebon Kopi (1.000 m2), Situs Batu Bergores (500 m2), Situs Cipangantehan (2.500 m2), Situs Pasir Manggis (100 m2), dan lalu Situs Curug Cibalay (700 m2). Situs Batu Bergores sempat saya lihat dari jauh dalam perjalanan pulang dari Situs Punden Jami Piciing.

Ketika beranjak pulang itu, setelah melewati pintu pagar situs, saya sempat memotret tatanan batu dengan menhir di tengahnya yang berada di sisi kiri ketika saya memotret foto pertama. Sesudah melanjutkan perjalanan pulang beberapa langkah lagi, Wahyudin mengangkat tangan menunjuk ke sebuah titik di sebelah kiri sana yang disebutnya Situs Batu Bergores.

Karena terlihat kecil, saya pun mengeluarkan lensa 70-200 mm. Dengan lensa itu saya bisa melihat cukup jelas undakan di sisi kanan dan kelompok batu di sisi kiri Situs Batu Bergores. Sedangkan Batu Bergores-nya sendiri tak terlihat lantaran berada di belakang gerumbul pohon bambu di tengah foto. Sayang waktu yang pendek tidak memungkinkan saya untuk menyeberangi lembah menuju ke tempat itu. Tampaknya saya harus balik lagi ke tempat ini, yang dengan senang hati akan saya lakukan nanti.

punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor punden jami piciing tenjolaya bogor

Hal paling mendesak yang perlu dilakukan oleh dinas purbakala dan pemerintah adalah menjaga area yang belum dibuka. Hal mendesak lainnya adalah menyediakan lahan parkir yang memadai bagi kendaraan roda empat dan roda dua, selain memperbaiki saung yang bobrok. Peran media dan masyarakat tentu diperlukan untuk mendorong pemerintah agar segera memberi dukungan bagi pengembangan dan konservasi kompleks situs peninggalan purba yang sangat besar ini.

Lokasi Situs Punden Jami Piciing berada di Kampung Cibalay, Desa Tapos, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Lokasi GPS : -6.67318, 106.70980, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.
Diubah: November 14, 2024. Label: Bogor, Jawa Barat, Situs, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.