Saat kami tiba di sana, sejumlah pedagang kaki lima terlihat sudah mulai membuka lapak dagangannya dan siap menerima tamu. Waktu itu memang sudah sekitar jam lima sore, saatnya orang mencari udara segar. Lokasi dimana saya berada ketika itu berhadapan dengan Masjid Agung Kebumen. Beberapa pedagang makanan lainnya baru saja mulai mendirikan tenda warungnya. Jalan aspal di samping Alun-alun Kebumen yang cukup lebar tersita sebagian karena digunakan tepiannya untuk mendirikan tenda warung, pangkalan gerobak jajanan / minuman, dan tempat parkir kendaraan para pengunjung. Lalu lintas kendaraan sepertinya belum terlalu padat di kota ini, sehingga masih ada toleransi dari aparat pemerintah kota.
Bagaimana pun pemerintah juga ikut bertanggung jawab dalam menggerakkan dan mendorong geliat perekonomian di kalangan pengusaha kecil, yang tidak atau belum sanggup memiliki tempat usahanya sendiri yang mapan. Pusat keramaian warga seperti alun-alun, dan area di sekitar stasiun serta terminal, umumnya merupakan tempat favorit bagi para pedagang kaki lima dalam mencari rejeki.
Di tengah Alun-alun Kebumen masih ada Pohon Beringin besar yang dikelilingi tembok rendah serta ada sepasang gapura kembar di kiri kanannya. Keberadaan pohon beringin di alun-alun menjadi simbol pengayoman penguasa bagi masyarakat. Musim kemarau yang panjang membuat rumput alun-alun sebagian besar mulai menguning, kehilangan warna hijaunya.
Pada tembok di sisi yang berlawanan tengah bercengkerama dua pasang anak muda, ada yang sambil duduk di atas tembok menggantung kaki sambil memandang suasana sekitar, dan ada pula yang bersandar sambil memegang helm di tangan dan tampak tengah berbicara dengan serius. Meninggalkan helm di atas sepeda motor memang bisa beresiko, jika tidak dipasangi kunci. Dua orang anak kecil di sebelah kiri area alun-alun terlihat tengah memegang kaleng gulungan benang sementara wajahnya tengadah ke arah atas mengikuti mata yang memandang ke angkasa dimana layang-layangnya tengah menari mengikuti gerak angin dan sentakan jemari tangannya.
Di sisi kiri Alun-alun Kebumen tampak gerobak penjual Soto Ayam yang juga menyediakan jagung bakar, es jeruk, kopi dan es teh. Di sebelah tenda warung yang telah berdiri sempurna, seorang pria dan wanita baru saja menegakkan rangka besi dan mulai membuka terpal untuk penutup warung tendanya.
Di jalur pedestrian di sisi sebelah kiri Alun-alun tampak ada permainan anak yang lokasinya agak berjauhan. Permainan yang terlihat kontemporer itu terbuat dari plastik berbantalan udara dengan karakter tokoh kartun terkenal, berwarna menyala untuk menarik perhatian anak dan orang tuanya.
Di ujung kiri berjejer sejumlah sepeda motor mini yang digerakkan dengan semacam aki isi ulang, yang bisa disewa oleh anak-anak untuk berkeliling alun-alun. Ada pula terlihat beberapa buah mobil super mini. Sedangkan di ujung kanan terlihat dua ekor kuda dengan pelana dan tutup mata warna-warni tengah menunggu untuk disewa pengunjung memutari alun-alun.
Pada sisi ini pun terdapat sejumlah pedagang kaki lima yang menjual aneka jenis makanan populer, mainan anak, dan ada pula jejeran pakaian segala usia dan kelamin yang digantung rapat memanjang di bawah pohon beringin. Suasananya memamng mirip pasar mini, yang menawarkan segala rupa yang kalau tak melihatnya orang tak berpikir untuk mencari, apalagi membelinya.
Yang belum saya lihat di alun-alun ini adalah adanya komunitas seni atau musik yang menggelar aksinya untuk menghibur masyarakat. Boleh jadi setelah melihat begitu banyaknya musisi jalanan, baik tunggal maupun berkelompok, di dalam maupun di luar negeri, yang direkam orang dan diunggah di Youtube bisa menjadi inspirasi buat para musisi lokal untuk menggelar aksinya di alun-alun ini.
Saat itu ada seorang anak remaja berjalan melintas di atas jalur pedestrian Alun-alun Kebumen yang lebar dengan membawa gembolan tas di punggungnya, sementara kedua tangannya memegang biola dan penggeseknya. Tak jelas apakah ia baru les, atau akan bermain menghibur pengunjung di sekitaran area ini. Permainan anak berbantal udara juga terlihat di ujung sana.
Selain sebagai tempat berkumpul untuk bersosialisasi dan berekreasi, alun-alun adalah juga tempat dimana terjadi pergerakan ekonomi di kalangan rakyat dan para pengusaha kecil yang tidak memiliki lapak tetap. Di satu sisi para pengunjung memang memerlukan kehadiran mereka, di sisi lain perlu adanya pengaturan dan penertiban agar keindahan dan kebersihak bisa tetap terjaga.
Alun-alun adalah juga tempat pertemuan yang murah dan sehat. Lokasi untuk pusat kuliner sebenarnya sudah disediakan oleh pemerintah setempat di sepanjang tepi jalanan yang berawal di pojok kiri alun-alun. Namun bertemunya kebutuhan antara penjual dan pengunjung yang perlu makan minum, membuat pedagang kaki lima bisa ditemukan di semua sisi alun-alun.
Ketika saya lewat Alun-alun Kebumen selepas maghrib dalam perjalanan menuju hotel, sehabis makan malam di pusat kuliner, suasana seputaran alun-alun tampaknya semakin ramai dan semarak. Adanya beberapa kendaraan wisata atau odong-odong dengan lampu menyala warna-warni di sekujur badan kendaraan membuat malam terlihat menjadi sangat meriah dan hidup.
Alun-Alun Kebumen
Alamat : Pusat Kota Kebumen, Jawa Tengah. Lokasi GPS : -7.6680103, 109.6517408, Waze. Hotel, Tempat Wisata, Peta, Transportasi.Diubah: Desember 30, 2019.Label: Alun-Alun, Jawa Tengah, Kebumen, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.