Benteng Kartasura: Sisa Keraton di Sukoharjo

Perjalanan pertama dengan Pak Jum di pagi hari itu di sekitaran Kota Solo adalah mencoba menelusuri jejak Peninggalan Keraton Kartasura yang sekarang wilayahnya masuk ke dalam Kabupaten Sukoharjo. Salah satu peninggalan yang masih tersisa dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya kota itu adalah Benteng Kartasura Sukoharjo.

Pak Jum membawa kendaraan yang kami tumpangi berbelok ke arah kiri dari Jl Slamet Riyadi Kartasura pada pertigaan tepat sebelum STM Pelayaran Kartasura, yang bersebelahan dengan SMK Muhammadiyah. Di pertigaan itu terdapat peninggalan berupa Gapura Keraton Kartasura.

Menyusuri jalan sejauh 300 meter kami sudah melihat peninggalan Benteng Kartasura di sebelah kanan jalan. Benteng bata telanjang tidak terurus dengan ketinggian lumayan, lebih dari dua kali tinggi orang dewasa. Tak terlihat ada pintu sampai kami belok ke kanan, dimana ada tengara Cagar Budaya Benteng Kartasura.

Peninggalan Benteng Kartasura Sukoharjo

Inilah tembok peninggalan Benteng Kartasura itu. Meskipun jalur pedestrian di tepi benteng sudah rapi, namun adanya tanaman di banyak titik membuat jalur pedestrian itu praktis tak bisa dilewati. Mungkin memang sengaja dibuat demikian, untuk membantu menjaga benteng dari tangan-tangan jahil.

Rumput liar yang tumbuh bebas dan mulai meninggi di atas tembok benteng lama kelamaan bisa menggerus tembok bata dan menjadikannya rapuh dan hancur, jika dibiarkan terus seperti itu. Restorasi sudah perlu dilakukan terhadap Benteng Kartasura ini.

Peninggalan Benteng Kartasura Sukoharjo

Tengara Cagar Budaya Benteng Kartasura yang dibuat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah yang kantornya berada di Prambanan, Klaten. Di sebelahnya ada lagi tengara sederhana bertuliskan "Peninggalan Kraton Kartasura Th. 1680 - 1742". Hancurnya Keraton Kartasura berkaitan dengan sebuah peristiwa besar yang dikenal dengan sebutan Geger Pecinan.

Peristiwa itu bermula pada 1740 ketika terjadi pemberontakan orang-orang Tionghoa di Batavia yang menjalar sampai ke seluruh Jawa. Pakubuwana II, pengganti Amangkurat IV, yang saat itu berkuasa di Keraton Kasunanan Kartasura mendukung pemberontakan orang-orang Tionghoa itu lantaran ia juga tidak suka kepada VOC. Namun ketika VOC mulai unggul di pertempuran, Pakubuwana berbalik mendukung VOC yang menyebabkan ia ditinggalkan oleh banyak pengikut dan kerabatnya sendiri.

Lubang pada Benteng Kartasura di sisi utara terjadi pada peristiwa Geger Pecinan. Lubang itu kini sudah ditutup namun hanya sebagian kecil saja dan masih menyisakan bekas yang dibiarkan terbuka sampai saat ini. Ketebalan Benteng Kartasura ini sekitar 1,5 meter dan tinggi 3 meter, dengan luas benteng dalam yang disebut Baluwarti mencapai 2 hektar dan luas benteng luar mencapai 12 hektar.

Luasnya area peninggalan Benteng Kartasura Sukoharjo ini membuat orang tak mudah untuk menemukan lokasi yang penting untuk diketahui. Untuk sampai ke lubang Geger Pecinan Benteng Kartasura ini pun saya harus diantar Alfandi, 68 tahun, pensiunan kepala sekolah sebuah sekolah dasar yang rupanya sering memandu pejalan untuk melihat sisa-sisa peninggalan Keraton Kasunanan Kartasura.

Suasana di sekitar Benteng Kartasura Sukoharjo cukup mistis dengan semak tinggi, namun ada tiga batang pohon berjajar yang membuat pemandangan menjadi elok. Sebenarnya yang diberi tanggung jawab mengurus situs peninggalan Keraton Kartasura ini adalah RT Kertihastonodipuro yang bernama asli Haris, 71 tahun. Kedua orang itu saya temui di rumah Haris yang sederhana, tidak jauh dari tengara Benteng Kartasura.

Lantaran kondisi fisik Haris sudah tidak begitu baik, terutama penglihatannya, ia tak lagi bisa mengantar para tamu. Lanjut cerita, ketika Pakubuwana II berbalik mendukung VOC, kekuatan pemberontak justru semakin kuat karena pejabat dan kerabat yang anti-VOC ikut bergabung dengan pasukan pemberontak. Pada 30 Juni 1742 terjadi serangan besar-besaran yang dilakukan para pemberontak terhadap Keraton Kartasura.

Keraton jatuh, dan Pakubuwana II lari menyelamatkan diri ke Ponorogo. Meski kemudian VOC yang dibantu Pangeran Cakraningrat IV dari Madura berhasil merebut kembali Keraton Kartasura, namun kondisi keraton dan kota sudah hancur ketika Pakubuwana II kembali ke Kartasura di akhir tahun 1743. Istana baru kemudian dibangun di Desa Sala yang mulai ditempati olehnya sejak 1745.

Benteng Kartasura

Alamat : Kartasura, Kabupaten Sokoharjo, Jawa Tengah. Lokasi GPS : -7.55848, 110.73990, Waze. Rujukan : Tempat Wisata di Sukoharjo, Peta Wisata Sukoharjo.

Lubang pada Benteng Kartasura di sisi utara terjadi pada peristiwa Geger Pecinan. Lubang itu kini sudah ditutup namun hanya sebagian kecil saja dan masih menyisakan bekas yang dibiarkan terbuka sampai saat ini. Ketebalan Benteng Kartasura ini sekitar 1,5 meter dan tinggi 3 meter, dengan luas benteng dalam yang disebut Baluwarti mencapai 2 hektar dan luas benteng luar mencapai 12 hektar.

Peninggalan Benteng Kartasura Sukoharjo

Suasana di sekitar Benteng Kartasura Sukoharjo cukup mistis dengan semak tinggi, namun ada tiga batang pohon berjajar yang membuat pemandangan menjadi elok. Sebenarnya yang diberi tanggung jawab mengurus situs peninggalan Keraton Kartasura ini adalah RT Kertihastonodipuro yang bernama asli Haris, 71 tahun. Kedua orang itu saya temui di rumah Haris yang sederhana, tidak jauh dari tengara Benteng Kartasura.

Peninggalan Benteng Kartasura Sukoharjo



Peninggalan Benteng Kartasura Sukoharjo



Peninggalan Benteng Kartasura Sukoharjo



Peninggalan Benteng Kartasura Sukoharjo

Diubah: Desember 17, 2024.
Label: Benteng, Jawa Tengah, Kartasura, Sukoharjo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »