Hal pertama yang kami lakukan setiba di Pantai Parangtritis adalah menuju ke warung yang berada di pojok deretan warung paling timur untuk sarapan pagi. Si ibu penjualnya tampaknya telah dikenal baik oleh Pak Agus (0877 3918 7935), supir rental mobil yang saya pakai. Setelah memesan makanan, saya pun berjalan mendekati garis Pantai Parangtritis yang sangat lebar itu. Waktu terbaik untuk berkunjung ke Parangtritis, dan kebanyakan pantai lainnya, memang tampaknya adalah jelang matahari tenggelam. Namun tak mengapalah, setiap waktu tentu memiliki keistimewaannya sendiri-sendiri.
Bentang Pantai Parangtritis sangat panjang, sangat cocok bagi pejalan yang suka berjalan kaki di tepian pantai sembari mendengar debur ombak bergemuruh dengan tinggi gelombang bisa mencapai 3 meter, dan merasakan belaian angin laut yang cukup kuat. Jika ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda tersedia juga ATV (All-Terrain Vechile), bendi, dan kuda.
Sepasang anak muda tampak tengah melangkah meninggalkan tepian Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta, melewati sisi gubuk menara Penjaga Pantai beratap rumbia yang terlihat sederhana, dengan spanduk peringatan bahaya jika berenang di pantai, serta spanduk Parangtritis ATV Adventure Beach. Tak tampak pada foto ada empat orang petugas kebersihan yang tengah bekerja memungut sampah dan kotoran yang terserak. Jika saja pengunjung ikut menjaga kebersihan maka pekerjaan mereka akan lebih ringan.
Sepagi itu di tepian Pantai Parangtritis Bantul sudah terlihat cukup banyak pasangan muda. Mungkin saja semalam mereka menginap di sekitar pantai ini. Di ujung kiri kawasan pantai ada tebing tinggi yang di atasnya sudah masuk wilayah Gunung Kidul. Sayang saya tidak sempat ke Situs Gembirawati yang kabarnya hanya beberapa ratus meter dari Pantai Parangtritis. Situs itu berupa penggalan candi peninggalan abad ke-16.
Sepagi itu juga sudah ada pedagang yang beraktivitas. Seorang ibu pedagang duduk di atas pasir dengan caping penutup kepala serta payung penutup barang dagangannya, ia menatap keriuhan anak muda yang berada di bibir pantai di ujung sana. Tak lama kemudian sebuah bendi melintas membawa penumpang yang menikmati suasana pagi tanpa harus lelah berjalan kaki. Ada pula kuda tunggang yang membawa anak-anak di punggungnya, dituntun oleh orang yang menyewakannya.
Di Pantai Parangtritis terdapat jalan cukup lebar sejajar garis Pantai yang tembus sampai ke Pantai Parangkusumo dan terus menuju ke gumuk pasir. Di sisi kiri jalan ini merupakan bibir pantai berpasir kehitaman yang lebar. Sedangkan di sisi kanan ada tempat parkir beratap, sederatan dengan warung-warung makan, kios cendera mata, dan losmen. Sebagian warung makan itu telah buka untuk menjaring pengunjung yang hendak sarapan.
Tiga orang gadis tampak melangkah di salah satu jalan masuk menuju ke pinggiran Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta, sementara beberapa langkah di depannya ada sebuah gubug dan deretan ATV. Di jalan masuk ini ada ada spanduk bertulis rute naik bendi / kuda, dengan tarif 1 putaran Rp. 20.000, 1 jam Rp. 80.000, dan di bawahnya ada foto-foto Air Terjun Parang Endog, Pantai Karang, Parangkusumo, Cepuri Parangkusumo, Gumuk Pasir, Manasik Haji, Pantai Depok, dan TPI Depok.
Deretan ATV di Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta dan gubug yang menjadi pangkalannya, yang berbeda dengan gubug ATV yang terlihat pada foto sebelumnya. Tarif sewa ATV waktu itu untuk setengah jam adalah Rp.50.000 untuk yang kecil (1 orang), dan Rp. 100.000 untuk yang berukuran sedang (bisa 2 orang). Ketersediaan ATV, andong dan kuda sangat membantu bagi pejalan yang ingin menjelajah garis Pantai Parangtritis yang panjang ini.
Laut Selatan Pulau Jawa sering dikaitkan dengan legenda Kanjeng Ratu Kidul, penguasa lelembut yang memiliki pembantu setia bernama Nyai Rara Kidul. Pengunjung yang memakai pakaian hijau konon akan diambil Nyai Rara Kidul untuk dijadikan pelayan atau menjadi anggota pasukannya, karena ia sangat menyukai warna itu. Kamar No.33 di Hotel Queen of the South kabarnya dipersembahkan bagi Kanjeng Ratu Kidul ini.
Untuk menuju ke Pantai Parangtritis yang berjarak 27 km dari Yogyakarta, pejalan bisa naik angkutan umum dari Terminal Giwangan atau Umbulharjo ke jurusan Parangtritis dengan ongkos sekitar Rp10.000-an. Lihat Rute Angkutan Bus Yogyakarta.
Sangat disayangkan parkir tidak resmi di Pantai Parangtritis bisa sangat mahal, yaitu motor Rp.3.000 - 10.000, dan mobil Rp.10.000 - 20.000, padahal tarif resmi pemda setempat adalah Rp.1.000 untuk motor, Rp.2.000 untuk mobil, dan Rp.5.000 untuk bus. Jika tidak segera ditertibkan maka cepat atau lambat akan membuat orang malas datang ke tempat ini.
Pantai Parangtritis Bantul
Alamat : Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul, Yogyakarta. Lokasi GPS : -8.02655, 110.33481, Waze. Harga tiket masuk : Rp3.500. Rujukan : Tempat Wisata di Bantul, Peta Wisata Bantul, Hotel di Yogyakarta.Diubah: Mei 09, 2018.Label: Bantul, Pantai, Wisata, Yogyakarta
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.