Setelah sampai di lokasi, memang benar bahwa Situs Migit hanya berjarak beberapa puluh langkah saja dari Situs Selo Gilang, melewati jalan pedesaan yang cukup lebar dan bersih. Deretan tembok rendah membatasi pekarangan rumah penduduk dengan jalan yang kami lalui.
Situs Migit Bantul tersebut berada tepat di tepi jalan desa, di ujung halaman rumah seorang penduduk yang pekarangannya cukup panjang, di bawah sebuah pohon besar yang sangat tinggi. Tumbuhan perdu dan paku-pakuan tampak merimbuni lokasi Situs Migit ini.
Foto di atas memperlihatkan posisi Situs Migit Bantul Yogyakarta yang berada tepat di tepian jalan Dusun Kauman, Kelurahan Gilangharjo. Pria yang terlihat pada foto adalah Pak Kuncen Situs Selo Gilang yang mengantarkan saya ke tempat ini.
Situs Migit Bantul adalah sejumlah batu-batuan yang dipercaya merupakan bahan-bahan yang pernah akan digunakan oleh Panembahan Senapati untuk membangun Masjid Besar di lokasi ini, yaitu setelah menerima Wahyu Lintang Johar di Sela Gilang. Namun keinginan Panembahan Senapati membangun keraton dan masjid itu dicegah oleh Ki Juru Mertani, lantaran lokasinya terlalu dekat dengan Mangir yang bersikap tidak bersahabat dengan Mataram.
Batu persegi empat berukuran cukup besar yang terbuat dari batu putih pada foto di atas merupakan satu-satu benda di area Situs Migit Bantul Yogyakarta yang masih terlihat dengan sangat jelas dan relatif bersih bagian atasnya, sementara bagian sisi-sisinya telah berwarna gelap ditumbuhi lumut.
Batu-batu peninggalan lainnya di Situs Migit ini tampak bertumpuk-tumpuk tidak teratur dan sebagian besar telah tertutupi dengan tumbuhan paku-pakuan dan tumbuhan liar lainnya. Selain batu juga ada batu bata yang nyaris tak terlihat bentuknya karena sudah tertutup lumut dan tetumbuhan kecil lainnya.
Situs Migit Bantul Yogyakarta dan pohon besar di sampingnya, diambil dari halaman pekarangan penduduk. Jika saja tak dipandu oleh kuncen maka meski lewat di samping situs ini orang tak bakal mampir, karena selain hanya berupa gundukan kecil juga tak ada tengara nama di sana.
Ki Juru Mertani melihat bahwa lokasi itu berjarak cukup jauh dari Kotagede, pusat pemerintahan Mataram, dan akan membutuhkan waktu cukup lama bagi Mataram untuk menggerakkan pasukannya ke tempat ini jika Mangir kemudian melakukan serangan.
Situs Migit Bantul Yogyakarta dilihat dari jalan dusun yang memperlihatkan tingginya pohon, dibandingkan dengan tinggi rumah, motor, dan mobilnya Pak Agus. Selain kaitan sejarah dengan Mataram, yang menarik di Situs Migit ini memang pohon ini, yang dikenal dengan nama Pohon Gedoya. Kata Migit sendiri diduga berasal dari kata masigit atau musigit, yang berarti tempat sujud, atau masjid.
Sepertinya belum ada upaya pemeliharaan atau pengelolaan oleh dinas terkait, apakah oleh dinas pariwisata maupun budaya, sehingga barangkali pohon besar itulah yang menjadi 'pemelihara' Situs Migit ini. Membuat pagar keliling, dan membuat tengara, mungkin merupakan dau hal minimal yang bisa dilakukan.
Setelah selesai mengambil beberapa buah foto Situs Migit Bantul Yogyakarta, kami pun mengucapkan terima kasih kepada Pak Kuncen serta berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke target kunjungan berikutnya, Petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo.
Situs Migit Bantul
Alamat : Dusun Kauman, Kelurahan Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi GPS : , Waze. Rujukan : Tempat Wisata di Bantul, Peta Wisata Bantul, Hotel di Yogyakarta.Diubah: Mei 12, 2018.Label: Bantul, Situs, Wisata, Yogyakarta
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.