Situs Selo Gilang: Wahyu Spiritual Mataram Islam

Situs Selo Gilang di Yogyakarta ini tidak ada dalam daftar kunjungi saya. Hanya karena Pak Agus (rental mobil, 087739187935) pernah pergi ke tempat ini dan melihat ketertarikan saya pada situs bersejarah, maka meskipun lupa-lupa ingat ia tetap menyarankan untuk mengunjungi situs ini, dan saya menyetujuinya.

Kami pun meninggalkan Makam Syekh Bela-Belu di Parangtritis menuju ke Utara, berbelok ke kiri dari Jl. Parangtritis setelah melewati jembatan, dan lalu belok ke kanan arah ke Utara lagi. Desa yang kami tuju adalah Gilangharjo yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 12 km dari Parangtritis, kami berbelok ke Barat dan tidak lama kemudian masuk ke daerah permukiman penduduk di wilayah Desa Gilangharjo.

Sempat salah mengambil arah di sebuah pertigaan, akhirnya kami sampai di halaman yang cukup luas diteduhi pepohonan, dan terlihat sebuah gapura dengan pintu setengah terbuka.

Situs Selo Gilang Bantul
Regol Situs Selo Gilang yang diapit oleh tembok bata rendah waktu itu salah satu daun pintunya terlihat terbuka.

Situs Selo Gilang Bantul
Poster berisi catatan tentang situs itu dibuat oleh peserta KKN Tematik Kewirausahaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, semester sisipan 2011. Salut.

Pada awal tulisan disebutkan bahwa Batu Selo Gilang merupakan ‘batu hidup’ yang ditemukan di tengah Sendang Lipuro yang membentuk sungai menuju daerah Timur.

Pada era Kerajaan Majapahit, Ki Ageng Pemanahan dan Bagus Danang Sutawijaya sering melakukan kegiatan spiritual tapa brata di tempat ini hingga Sutawijaya mendapat Wahyu Lintang Johar.

Sesudah mengamati dan menikmati selama beberapa saat suasana sekeliling di pedesaan yang terbilang hening, saya pun melangkahkan kaki untuk membaca tulisan pada poster yang menempel pada papan, dan setelah itu melangkah masuk ke dalam area Situs Selo Gilang dengan melewati regol.

Situs Selo Gilang Bantul
Di dalam bangunan berbentuk segi empat dengan atap limasan ini tersimpan Selo Gilang. Cerobong asap yang mecuat pada atap bagian depan memberi indikasi bahwa di dalam bangunan Situs Selo Gilang ini kerap dibakar dupa oleh para peziarah spiritual.

Situs Selo Gilang Bantul
Cerobong asap yang warna di sekitar tutupnya sudah kehitaman. Di puncak cungkup limasan terdapat mustaka dua bulatan bertumpuk dan puncak seperti lingga. Di bawah, dua kendi itu mesti terlihat lumutan namun masih bersih.

Di kiri kanan bangunan terdapat gentong rendah berisi air yang digunakan peziarah untuk bersuci sebelum masuk ke dalam Situs Selo Gilang.

Teras bangunan tampaknya tidak mampu menampung para penggemar wisata religi, sehingga dibuatlah naungan sederhana terbuat dari sambungan pipa besi beratap plastik atau seng, serta berlantai papan yang diberi alas tikar atau karpet. Naungan ini fungsional namun sangat merusak harmoni situs.

Pintu situs ternyata dikunci, dan kuncen sedang tidak berada di tempat. Namun beruntung saat itu ada seorang Bapak berusia sekitar 60-an tahun yang tengah duduk merokok sendirian di serambi situs, dan ia pun berbaik hati menelpon kuncen dari ponsel-nya.

Situs Selo Gilang Bantul
Kuncen Situs Selo Gilang yang datang beberapa saat setelah ditelepon terlihat sedang terlibat dalam perbincangan dengan pak Agus yang memakai kaos berwarna krem. Sayang sekali entah dimana catatan saya yang berisi nama kuncen serta nama bapak yang satunya lagi itu, tidak ada pula nomor hp mereka.

Situs Selo Gilang Yogyakarta
Cukup lama juga saya dan Pak Agus berbincang dengan kuncen Situs Selo Gilang dan juga bapak yang pertama kami temui itu.

Selo atau sela adalah bahasa Jawa yang berarti batu, sedangkan gilang artinya batu datar yang digunakan untuk duduk, beristirahat, atau bersemedi. Ada pula yang mengartikan gilang sebagai cahaya cemerlang.

Situs Selo Gilang Lintang Johar
Sebuah lampu minyak menjadi penerangan di malam hari. Listrik rupanya tidak terpasang di sini. Si bapak yang membantu memanggil kuncen terlihat dengan buku tamu di depannya. Di depan pintu situs yang digembok terdapat dua buah sajadah dan sebuah tasbih.

Sebagaimana Situs Watu Gilang yang berada di daerah Kotagede, Yogyakarta, Selo Gilang di Gilangharjo ini juga merupakan peninggalan Sutawijaya, raja pertama Kerajaan Mataram Islam. Bedanya adalah jika Situs Watu Gilang dikaitkan dengan tewasnya Ki Ageng Mangir, maka Situs Selo Gilang ini dipercaya sebagai tempat semedi dan salat Sutawijaya serta Ki Ageng Pemanahan, dan di sini pula konon Sutawijaya mendapatkan Wahyu Lintang Johar.

Dalam kepercayaan Jawa, Lintang Johar (Nur Muhammad) adalah perwujudan Hidup (Allah), merupakan sumber segala Ruh, pusar alam semesta. Ada pula yang menyebut bahwa Lintang Johar berasal dari sari Maruta (hawa, angin), bersinar kuning jernih seperti cahaya Bulan, bersemayam di dalam empedu, dan memiliki kekuatan mengatur keluar masuknya udara di paru-paru.

Beberapa lama kemudian barulah kuncen Situs Selo Gilang itu menanyakan apakah saya ingin masuk ke dalam cungkup, dan tentu saja saya jawab dengan angguk kepala dan kata 'iya'.

Situs Selo Gilang Ki Ageng Pemanahan
Kuncen tidak segera membuka pintu, namun bersimpuh dan menyembah terlebih dahulu di depan pintu yang terkunci, seolah sedang menghadap raja, dan lalu merapal bacaan, dan menyembah sekali lagi sebelum memasukkan anak kunci ke lubangnya, memutarnya, dan mementang daun pintu sampai terbuka.

Situs Selo Gilang Bantul
Setelah merapal doa dan menyembah, kuncen meletakkan kedua tangannya pada pintu, menyembah lagi, dan baru membukakan gembok pintu. Ini adalah bentuk penghormatan seorang kawula kepada rajanya, meski hanya berupa petilasannya saja.

Selo Gilang Sutawijaya
Di tengah ruangan situs, Selo Gilang terlihat ditutup bagian atasnya dengan kain mori putih dengan tebaran bunga yang telah mulai mengering, dikelilingi oleh kelambu putih yang tembus pandang.

Selo Gilang diletakkan di atas dudukan semen halus mengkilap yang lebar dan cukup tinggi.

Ingin melihat bentuk bagian atas batunya, saya pun bertanya kepada kuncen apakah kain tersebut bisa dibuka, dan syukurlah kuncen memperbolehkannya meskipun ia sedikit kerepotan karena adanya bunga yang menumpuk di atas kain.

Selo Gilang Sendang Lipuro
Setelah kainnya diangkat terlihat bentuk batunya yang menyerupai peti batu memanjang lurus dengan salah satu ujung membentuk sudut tajam, dan sisi lainnya agak melengkung, berukuran 1,5 x 0,7 m dan tinggi 0,33 m.

Selo Gilang
Bidang permukaan di bagian atas dan samping Selo Gilang tampak mulus, tanpa ada torehan atau tulisan tangan jahil sebagaimana yang terlihat pada Situs Watu Gilang di Kotagede. Mungkin karena tempatnya relatif terpencil sehingga bisa selamat tanpa terusik.

Situs Selo Gilang Yogyakarta
Tidak ada ornamen pada permukaan Selo Gilang, hanya saja di permukaan batu terdapat lekukan kotak menyudut tajam memanjang sangat rapi, menyerupai sebuah parit.

Situs Selo Gilang Bantul
Tampak sudut Selo Gilang dengan keempat tiangnya yang dicat hijau untuk menyangga kelambu penutup. Yang bagian bawah tampaknya memang hanya dudukan yang dibuat kemudian, sedangkan batu aslinya yang ada di bagian atas.

Situs Selo Gilang Bantul
Bagian pojok ini tampak sedikit rompal, namun tak jelas apa yang menjadi penyebabnya. Semoga bukan karena sengaja dipecah untuk menjadi jimat. Lain dari itu kondisi batu ini masih cukup baik mengingat tak sedikit orang yang telah mengunjunginya.

Konon setelah mendapatkan Wahyu Lintang Johar di Selo Gilang ini, yang berarti bahwa penerimanya akan menjadi Ratu (penguasa) Tanah Jawa (ratu dalam bahasa Jawa tidak selalu berarti raja perempuan), maka Sutawijaya ingin mendirikan keraton di tempat ini.

Namun rencananya ditentang oleh Ki Juru Mertani, karena terlalu dekat dengan Mangir, pusat kekuasaan Ki Ageng Mangir Wanabaya.

Selo Gilang kemudian diangkat dan dipindahkan dari Sendang Lipuro ke tempat ini pada jaman Keraton Mataram Kartosuro berdiri. Sendangnya lalu ditutup, dan dibuatlah sumur sebagai sumber air tempat bersuci sebelum peziarah berdoa di Selo Gilang.

Situs Selo Gilang, sebagai wisata religi, masih dipercaya sebagian masyarakat sebagai sarana mendekatkan diri mereka kepada Gusti Allah, sehingga setiap Rabu Legi banyak peziarah yang datang untuk melakukan dzikir dan tuguran tirakatan di tempat ini. Ada juga yang datang pada malam Jumat Kliwon dan malam Selasa Kliwon.

Situs Selo Gilang

Alamat Situs Selo Gilang berada di Dusun Janggan, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Lokasi GPS : -7.92162, 110.30951, Waze. Rujukan : Tempat Wisata di Bantul, Peta Wisata Bantul, Hotel di Yogyakarta.

Diubah: November 06, 2024.
Label: Bantul, Situs, Wisata, Yogyakarta
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »