Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto

Dari tempat menginap, yang dikenal dengan nama W1 (mess bujangan Belanda yang dibangun tahun 1920-an, kini mess Pemda), pagi-pagi sebelum sarapan kami berjalan kaki turun ke Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto, Sumatera Barat. Kota Sawahlunto memang konturnya berbukit-bukit, dengan deretan perbukitan tinggi mengelilinginya. Sebagian bukit itu telah dipotong manusia untuk diambil batu baranya.

Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto, yang terletak di kaki perbukitan, memiliki satu kubah besar di tengah dan dikelilingi oleh empat kubah yang berukuran lebih kecil. Sedangkan mess tempat kami menginap itu berada sedikit di atas bukit sehingga memiliki pemandangan yang lumayan baik.

Hal pertama yang menabrak mata saat berada beberapa puluh langkah dari masjid dan hendak mengambil foto adalah gelantungan kabel aneka rupa, nyaris seperti bakmi ruwet yang menggantung lebay di udara. Mungkin akan tiba masanya suatu saat nanti, ketika masyarakat lokal sudah maju secara ekonomi dan selera, kabel-kabel telepon dan listrik yang berseliweran tanpa aturan itu akan dipendam di dalam tanah.

masjid agung nurul islam sawahlunto
Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto dilihat dari samping kanan, sedangkan kami datang dari sebelah kiri atas di ujung sana dimana pintu masuk ke dalam masjid berada. Foto ini enak dipandang karena kabel-kabelnya sudah 'dihilangkan'. Sebuah menara tinggi dengan lambang bintang sabit di pucuknya tampak berada agak jauh di sebelah kiri masjid yang memperlihatkan empat dari lima kubahnya, mengingatkan saya pada kubah Gereja Blenduk di Semarang.

Atap kubah yang terbuat dari seng tampaknya masih asli, hanya puncaknya saja yang ditambahkan kemudian. Lubang angin yang ditutup kaca sederhana bisa jadi tidak asli lagi. Lantai masjid berada di bawah lantai halaman luarnya, dan meski posisinya sudah rendah namun masih ada area lain di Sawahlunto yang letaknya lebih rendah dari masjid, termasuk bangunan di area sekitar Gedung Kantor Polisi.

masjid agung nurul islam sawahlunto
Sayap samping kanan Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto yang menuju bagian belakang masjid dimana terdapat tempat untuk bersuci mengambil air wudlu. Bangunan dengan atap berbentuk gonjong adalah sebuah rumah panti asuhan tampak berada tepat di sebelah kanan masjid. Bentuk lengkung pada selasar masjid mungkin juga ditambahkan kemudian untuk memberi nuansa.

Ketika hendak masuk ke dalam masjid terlihat dua papan petunjuk yang berbunyi unik. Di sisi kiri lorong ada tanda panah ke kiri dengan tulisan 'WN', siluet yang menggambarkan wanita dan tulisan "TEMPAT UDUK" dalam dua baris. Sedangkan di sisi kanan lorong ada tanda panah ke kanan, tulisan "TEMPAT UDUK" juga dalam dua baris, simbol pria, dan coretan 'LK'. Kata 'uduk' dalam bahasa setempat tampaknya bermakna wudlu.

masjid agung nurul islam sawahlunto
Ruang utama Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto dengan delapan pilar yang menyokong kubah utama, serta lima pilar lain di bagian depan dan empat pilar di bagian belakang ruangan. Pada lengkung penghubung setiap pilar bagian dalam ada ornamen suluran dan bebungaan. Sedangkan pada tembok terdapat ornamen bernuansa lain dengan kaligrafi di bagian tengahnya. Saat itu belum seluruh lantai dilapisi dengan karpet sajadah.

Di bagian mihrab Masjid Agung Nurul Islam terdapat relung kembar yang menjadi tempat bagi imam di sebelah kiri, dan mimbar tempat khatib menyampaikan khotbah di sebelah kanannya. Ada papan pemisah beberapa baris di belakang imam, yang saya duga bukan pemisah jamaah pria dan wanita karena di belakang papan itu ruangannya jauh lebih besar dibanding yang ada di depan. Langit-langit kubah utama ini bentuknya segi delapan dibuat dari susunan bilah-bilah kayu yang diplitur.

masjid agung nurul islam sawahlunto
Centang perenang kabel di bagian depan Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto, yang jika saja dibenamkan ke dalam tanah akan membuat masjid terlihat jauh lebih cantik. Bangunan masjid ini semula adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang diubah fungsinya menjadi masjid sejak tahun 1952. Menara Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto yang tingginya lebih dari 75 m adalah bekas menara cerobong asap PLTU tersebut.

Saya sempat melihat bagian belakang luar Masjid Agung Nurul Islam dimana terdapat bunker yang dikunci, yang katanya merupakan bekas pabrik amunisi Belanda untuk membuat mortir, peluru, granat dan pistol. Di lorong bunker ini masih ada ruangan yang belum pernah dibuka, dan konon ruang bawah tanah ini jauh lebih luas ketimbang masjidnya sendiri.

Masjid Agung Nurul Islam yang berukuran 21 x 21 m ini merupakan salah satu ikon bangunan tua Kota Sawahlunto yang harus dipelihara kelestariannya. Menaranya yang menjulang tinggi dan bentuk kubahnya yang khas sangat mudah untuk dikenali, meskipun dari jarak yang jauh. Pada malam hari ada lampu listrik yang menghiasi menara masjid sehingga terlihat lebih indah.

Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto

Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Lokasi GPS: -0.68598, 100.77804, Waze. Rujukan : Hotel di Sawahlunto, Peta Wisata Sawahlunto, Tempat Wisata di Sawahlunto.

Diubah: Februari 25, 2018.
Label: Masjid, Sawahlunto, Sumatera Barat, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang,
seorang penyusur jalan.
Traktir BA? Scan GoPay, atau via Paypal. GBU.
« Baru© 2004 - IkutiLama »