Adalah memang bentuk bangunan tua dari gereja itu yang membuat saya tertarik dan meminta pengemudi untuk berhenti agar saya bisa mengunjunginya. Karena orang yang bertuhan mestinya adalah orang yang baik, karena itulah hakikat dari beragama, maka mestinya setiap tamu diterima dengan tangan terbuka, meski kenyataan yang saya hadapi sering berbeda. Begitu pun tetap berpikir baik sebelum berkunjung ke sebuah tempat ibadah, agama apa pun.
Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa merupakan gereja tertua di Minahasa yang mulai dibangun pada tahun 1868, selesai pada tahun 1872, dan ditahbiskan oleh Pdt Rooker pada 8 Desember 1872. Pentahbisan Gereja Tua Watumea itu dihadiri oleh beberapa penginjil Zending di Minahasa, seperti N. Ph. Wilken, J.G. Schwarz, N. Graafand, J.N. Wiersma, dan F.H. Linneman.
Tampak depan Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa dengan papan nama terlihat di bagian sebelah kiri. Bangunan gereja ini hampir seluruhnya terbuat dari kayu, dan sebelum diganti dengan seng, atap gereja saat diresmikan masih terbuat dari daun rumbia, sesuatu yang sangat lazim ketika itu.
Bangunan utama Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa yang cantik dan anggun ini berukuran 22 x 11 meter, yang berdiri di atas tanah seluas 528 m2. Cukup besar untuk ukuran sebuah desa kecil pada waktu pertama kali berdiri, namun mungkin semakin lama akan semakin terasa sempit dengan berkembangnya permukiman.
Ada sebuah tengara di sana yang menunjukkan bahwa Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa pernah dipugar pada 1982-1983, dan peresmiannya dilakukan oleh Prof. Dr. Haryati Subadio, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jejak kiprah profesor ini saya lihat cukup banyak di Minahasa.
Ornamen Ayam Jago tampak terpasang di puncak atap Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa, yang juga dijumpai di gereja-gereja tua lainnya. Ornamen itu berfungsi sebagai penunjuk arah dan sekaligus sebagai pengingat bagi umat untuk tidak mengikuti jejak Petrus yang menyangkal Yesus.
Ada ornamen kaca di atas pintu samping Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa, tempat kami masuk ke dalam gereja karena pintu depannya tertutup saat itu. Kaca-kaca berwarna ini dipasang pada tahun 1924 dan keasliannya masih tetap terjaga sampai sekarang.
Di sebelah kanan ruangan ada tangga kayu menuju ke bagian dalam atap gereja dimana disimpan lonceng Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa yang dipasang pada tahun 1912. Kursi-kursi rotan yang menempel pada dinding gereja itu adalah sebagian dari 140 kursi rotan yang dibuat pada 1895 dan masih digunakan sampai sekarang.
Di bagian depan Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa terdapat mimbar panggung berbentuk cawan bersudut dan berhiaskan bebungaan di depannya. Mimbar kayu ini berusia lebih dari 100 tahun, karena dibuat pada tahun 1872 yaitu saat bangunan gereja ini ditahbiskan.
Bagian dalam atap Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa seluruhnya terbuat dari susunan papan kayu, dengan titik lampu gantung di tengahnya yang dipasanag pada tahun 1924. Ada ornamen tempat lampu yang dipasang di tiang-tiang penyangga gereja yang juga dipasang pada tahun 1924, bersamaan dengan pemasangan lampu-lampu gantung dan kaca-kaca patri.
GMIM Galilea Watumea Minahasa ditetapkan sebagai gereja tertua di Minahasa oleh Dinas Kebudayaan pada Februari 1983, dan pada 4 Maret 2003 ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-undang. Sempatkan untuk mampir di Gereja tua GMIM Galiea Watumea Minahasa saat Anda berada di Minahasa, dan jika ada pengurus gereja mungkin Anda bisa naik tangga dan memotret lonceng tua yang berada di dalam menara.
Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa
Alamat: Desa Watumea, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Lokasi GPS : 1.2250968, 124.9128261, Waze. Telp 0431-3126123. Tempat Wisata di Minahasa, Peta Wisata Minahasa, Hotel di Manado.Di sebelah kanan atas adalah tangga kayu menuju ke bagian dalam atap gereja dimana disimpan lonceng Gereja tua GMIM Galilea Watumea Minahasa yang dipasang pada tahun 1912. Kursi-kursi rotan yang menempel pada dinding gereja itu adalah sebagian dari 140 kursi rotan yang dibuat pada 1895 dan masih digunakan sampai sekarang.
Pandangan lebih dekat pada bagian depan Gereja tua GMIM Galilea Watumea dengan tengara nama di halaman sebelah kiri dan di atas pintu depan yang terkunci. Sebuah salib polos diletakkan di depan, sedangkan di kemuncak bangunannya terdapat penanda arah angin dan patung ayam jago. Atap seng tampaknya populer di daerah Minahasa, mungkin karena ringan lebih mudah dibentuk.
Ornamen kaca yang berada di atas pintu samping Gereja Tua GMIM Galilea Watumea, tempat kami masuk ke dalam gereja karena pintu depannya tertutup saat itu. Kaca-kaca berwarna ini dipasang pada tahun 1924 dan keasliannya masih tetap terjaga sampai saat itu.
Bagian dalam atap Gereja Tua Watumea yang seluruhnya terbuat dari susunan papan kayu, dengan titik lampu gantung di tengahnya yang dipasanag pada tahun 1924. Langit-langit kayu yang disusun konsentrik atau ritmis pada umumnya terlihat lebih artistik ketimbang bahan lain, asbes misalnya.
Ornamen tempat lampu yang dipasang di tiang-tiang penyangga Gereja Tua GMIM Galilea Watumea Minahasa yang juga dipasang pada tahun 1924, bersamaan dengan pemasangan lampu-lampu gantung dan kaca-kaca berwarna.
Sebuah prasasti yang menunjukkan bahwa Gereja Tua Watumea pernah dipugar pada 1982-1983, dan peresmiannya dilakukan oleh Prof. Dr. Haryati Subadio, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Diubah: Desember 16, 2024.
Label: Gereja, Minahasa, Sulawesi Utara
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.