Perjalanan dimulai dari Candidasa, tempat saya menginap, yang membutuhkan waktu sekira 1 jam. Kadang perjalanan melambat karena lalu-lalang kendaraan. Kebetulan saya lewat daerah dengan lalu lintas padat, karena ada beberapa kantor pemerintah yang cukup sibuk pada jam kerja.
Nama Taman Air Tirtagangga berasal dari Tirta yang berarti air yang diberkati dan Gangga dari Sungai Gangga, sebuah sungai suci di Negara India. Air dari salah satu mata air alami Tirtagangga dianggap sebagai air suci, sehingga digunakan untuk upacara keagamaan di kuil-kuil Hindu.
Prasasti yang ditempel di bangunan taman ini ditandatangani oleh Raja Karangasem Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung dan Controleur Bestuursadviseur, memberi informasi bahwa pengerjaan pembuatan taman ini dimulai pada tanggal 2 Januari 1948. Taman Air Tirtagangga memang dimiliki oleh keluarga Kerajaan Karangasem.
Setelah membayar karcis masuk (sayangnya tidak diberikan brosur penjelasan dari pengelola), melewati pintu masuk langsung terhampar taman air cantik dengan arsitektur yang sangat tertata rapi dan juga bersih. Bagian utama dari taman ini adalah air, bunga teratai, tanaman teduh, dan patung. Taman ini cukup luas, mungkin lebih dari 1 hektar.
Bunga teratai yang tumbuh dan hampir memenuhi kolam Taman Air Tirtagangga dengan kuncup-kuncup bunga berwarna merah dadu. Lima buah pancuran air terbuat dari batu berbentuk teratai tumpang ikut memperindah kolam yang asri ini.
Ternyata di dalam Taman Air Tirtagangga ini disediakan fasilitas penginapan dibawah manajemen Tirta Ayu Hotel dan Restoran. Pengunjung bisa melaksanakan upacara pernikahan di sini, karena pihak hotel menyediakan layanan organisasi pernikahan.
Memandangi bagian sebelah kanan dari pintu masuk taman terlihat kolam Mahabharata dengan arca tokoh-tokoh Pandawa dan Kurawa yang diletakkan dalam dua deret sejajar yang dipisahkan oleh tapak-tapak beton berbentuk segi enam yang bisa dititi pejalan untuk melihat arca dari jarak dekat.
Sebagai bagian dari kolam Mahabharata terdapat patung tokoh-toho Pandawa dan Kurawa seperti Kunti, Gatotkaca, Krisna, Abimanyu, Srikandi, Nakula, Bima, Yudistira, Arjuna, Sudewa, Citrayuda, Dursasana, Duryudana, Citrawangsa, Citragada, Bisma, Karna, Sangkuni, Dorna dan Widura.
Di sebelahnya, terlihat di latar belakang pada foto, terdapat air mancur berjenjang 11 dikelilingi 8 ukiran patung mewakili Nawa Sanga, suatu konsep orientasi kosmologis dalam pencarian tujuan dan harmonisasi.
Di sebelah kiri dari pintu masuk taman juga terdapat kolam. Bedanya di kolam di sebelah kiri terdapat dua jembatan kecil.
Patung Barong dalam posisi duduk dengan kaki mengembang ke depan. Ornamen barong berwarna merah dan keemasan ini berada di titik menuju auditorium Taman Air Tirtagangga.
Ketika saya disana, taman sedang sepi pengunjung. Hanya ada beberapa turis mancanegara dan satu fotografer yang sedang asik memotret. Ada juga pelayan yang sedang mempersiapkan makan siang romantis bagi pasangan turis di auditorium taman. Bagi pasangan yang ingin membuat foto pre-wedding juga bisa memanfaatkan lokasi Taman Air Tirtagangga sebagai tempat pemotretan, karena taman ini memang sangat cantik.
Latar belakang gunung di belakang menambah daya tarik pemandangan di Taman Air Tirtagangga. Lingkungan taman air ini terlihat sangat asri serta dirawat dengan baik, dan air di kolam pun terlihat bersih dan jernih yang menambah elok suasana.
Karena datang tepat pada jam makan siang, saya sempatkan untuk mencoba makan di restoran Tirta Ayu yang masih berada di dalam komplek taman. Ternyata saat itu sebagian lokasi restoran sedang dilakukan pembangunan.
Bagian dari bangunan restoran Tirta Ayu berada di sebelah kiri dengan atap merah. Format restoran Tirta Ayu saat itu bertema out door dengan kekhasan budaya Bali. Tetapi walau berada di luar, suasananya tetap teduh karena banyak pohon. Layanannya juga ramah dengan harga menengah. Cara mereka menampilkan makanan ditata dengan menarik dengan rasa yang menurut saya enak.
Layanannya juga ramah dengan harga menengah. Cara mereka menampilkan makanan ditata dengan menarik dengan rasa yang menurut saya enak. Selain makanan khas Bali disini terdapat makanan khas daerah lain, seperti misalnya rendang. Kekurangan dari restoran ini adalah waktu masak yang memakan waktu sehingga kita menunggu cukup lama. Tapi memang kita sedang berlibur, jadi tidak apalah menunggu sambil mengobrol. Seperti rombongan turis dari Belanda yang datang terlebih dahulu dari kami. Mereka terlihat asyik berbincang sambil menikmati minuman.
Sambil menunggu makan siang, saya berimajinasi. Jika Taman Air Tirtagangga dijadikan lokasi pembuatan film pasti tidak akan kalah menarik dengan setting film James Bond yang selalu menampilkan lokasi-lokasi indah di luar negeri. Atau mungkin diadakan acara tahunan pertunjukkan musik dengan ditambah permainan lampu di malam hari, bisa menimbulkan suasana magis yang mengesankan penontonnya.
Melangkah menuju tempat parkir, saya sempat melihat spanduk besar jasa foto pre-wedding. Spanduk tersebut seperti undangan kepada saya agar datang kembali mengunjungi Taman Air Tirtagangga. Pasti akan menjadi foto yang bagus jika sesi foto pre-weddingnya dilakukan bersama dengan pasangan saya...Bradley Cooper hehe..
Taman Air Tirtagangga Karangasem
Alamat : Amlapura, Karangasem, Bali. Lokasi GPS : -8.412271, 115.586954, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Harga tiket : Rp. 10.000 (WNI). Foto diatas adalah Courtesy of Tom Pietras. Rujukan : Tempat Wisata di Karangasem, Hotel di Karangasem, Peta Wisata Karangasem, Tempat Wisata di Bali, Hotel di Bali.Diubah: Juni 28, 2018.Label: Bali, Fina Hastuti, Karangasem, Taman Air, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.