Pemindahan itu terjadi setelah pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan larangan pada tahun 1800 untuk tidak lagi melakukan penguburan mayat di dalam Waruga karena bau yang keluar serta terjadinya wabah kolera, demikian menurut petugas yang menyertai kami berkeliling. Waruga adalah kubur orang Minahasa kuno berupa batu berongga bersegi empat setinggi sekitar 1 meter tempat meletakkan jasad si mati dalam posisi duduk, dan cungkup batu yang menutupinya.
Satu Waruga biasanya digunakan sebagai batu kubur untuk satu keluarga, sehingga bisa berisi sampai 12 jasad, yang bisa dilihat dari jumlah garis yang ditoreh pada cungkup Waruga. Kesan memasuki sebuah Taman Purbakala sangat kuat dirasakan sesaat setelah memasuki kompleks Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan, dengan deretan Waruga yang bersih dan terlihat cukup terawat dengan baik.
Pintu masuk Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan. Seperti telah diceritakan pada tulisan sebelumnya, di kiri kanan jalan menuju pintu masuk ini terdapat relief yang menggambarkan pembuatan dan pemakaian Waruga sebagai batu kubur orang Minahasa kuno.
Di dalam kompleks taman waruga ini terdapat sebuah pohon tua polos tanpa ranting yang dirambati sejenis paku-pakuan. Lokasinya berada di bagian tengah belakang taman, menambah kesan kuno kompleks yang hampir berusia 200 tahun ini. Di belakang tembok keliling ada sebuah kompleks pemakaman tua yang tampak kurang terurus.
Ukiran pada Waruga menggambarkan status sosial atau pekerjaan penghuni waruga semasa hidupnya, dan beberapa ukiran pada cungkup waruga di Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan menunjukkan dari mana si mati berasal. Ukiran berbentuk orang menunjukkan bahwa si penghuni Waruga adalah seorang dotu, atau pemimpin. Ukiran sapi pada waruga di bagian tengah belakang foto di atas menunjukkan bahwa si mati adalah seorang pemburu semasa hidupnya.
Inilah beberapa buah kubur batu Waruga, diletakkan di atas tanah, dengan ornamen orang pada cungkup waruga di latar depan, dan bentuk ornamen lainnya pada cungkup waruga di latar belakang. Waruga polos tanpa ornamen adalah waruga yang berumur lebih tua. Sulit dipercaya bahwa tutup waruga yang tampak begitu berat itu konon dibawa dari tempat pembuatan dengan cara dijinjing atau di panggul di atas kepala.
Garis-garis yang dibuat di bagian samping cungkup Waruga menunjukkan jumlah orang yang dikubur di dalam Waruga itu, yang lazimnya berasal dari satu keluarga. Beberapa pepohonan tua yang tumbuh di dalam Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan memperkuat suasana purba kompleks yang sangat unik itu.
Dari 144 Waruga di Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan, kabarnya hanya 31 diantara yang bisa diidentifikasi. Waruga tertua yang disimpan di Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan konon bertahun 800 Masehi. Di seberang tempat parkir Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan terdapat sebuah museum kecil. Di museum ini disimpan benda-benda perbekalan yang sebelumnya diletakkan oleh keluarga si mati ke dalam Waruga.
Deretan Waruga di Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan, yang seluruhnya berjumlah 144 buha dari sekitar 2000 waruga di seluruh Minahasa. Ornamen antik terlihat di sejumlah waruga. Ada ukiran yang menunjukkan bahwa di dalam Waruga posisi jari-jemari tangan perempuan dibuat mengepal, sedangkan jari-jemari tangan laki-laki dibuat dalam posisi saling mengunci.
Di sana ada sebuah Waruga berukuran kecil yang digunakan untuk sebagai kubur batu anak-anak. Ada pula Waruga yang isinya adalah jasad orang asing, yang kalau saya tidak salah adalah orang Portugis. Ada juga kubur batu di Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan yang diisi oleh jasad orang Spanyol dan orang Jepang yang konon dibuat pada tahun 1600-an. Ada torehan matahari terbit di samping ukiran orang pada Waruga orang Jepang itu.
Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan merupakan sebuah tempat kubur batu Minahasa kuno yang sangat sayang untuk dilewatkan jika anda sedang berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara. Pastikan bahwa anda ditemani petugas ketika berada di sana, sehingga bisa mendapat penjelasan yang cukup. Di Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan, Anda juga bisa melihat sebuah waruga yang terbuka bagian sampingnya, sehingga bisa melihat bagian dalamnya.
Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan
Alamat: Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Lokasi GPS : 1.3918786, 124.9651614, Waze. Tempat Wisata di Minahasa, Peta Wisata Minahasa, Hotel di Manado.Diubah: Agustus 26, 2020. Label: Airmadidi, Makam, Minahasa, Purbakala, Sulawesi Utara
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.