Jalan ke Gua Mimpi Bantimurung melewati undakan di pinggir kiri Air Terjun Bantimurung yang tingginya sekitar 30 meter, dan lalu menyusuri jalan semen selebar satu setengah meter yang ditembok di kiri kanannya. Lokasi Gua Mimpi Bantimurung berada 800 meter dari air terjun dengan akses relatif datar dan tidak perlu usaha ekstra untuk ke sana.
Tembok semen yang memisahkan sungai dengan jalan ke Gua Mimpi Bantimurung itu sengaja dibuat untuk mencegah tumpahnya air sungai ke jalan ketika musim penghujan tiba. Saat itu ketinggian air sungai bisa hampir setinggi tembok pemisah ini. Air sungai yang permukaannya terlihat sangat tenang ternyata memiliki arus bawah permukaan yang kuat.
Perjalanan ke Gua Mimpi Bantimurung melewati sebuah kawasan hutan belukar dimana suara kawanan monyet sangat jelas terdengar ketika kami lewat. Beberapa ekor monyet terlihat berjalan dan berloncatan di cabang pohon yang tinggi. Namun rimbun pepohonan yang tinggi dan posisi dahan yang terlindung membuat monyet-monyet itu sulit untuk dipotret.
Di perjalanan menuju ke Gua Mimpi Bantimurung saya menyewa petromax seharga Rp.50.000, untuk ditenteng oleh pemiliknya yang masuk bersama-sama ke dalam gua, karena di dalam gua sangat gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. Pengunjung juga bisa menyewa senter seharga Rp.10.000 namun dengan area pandang yang jauh lebih terbatas.
Jika hendak melakukan eksplorasi sendiri maka sebaiknya membawa senter dengan cahaya melebar yang cukup kuat, dengan batere yang terisi penuh dan tahan lama. Senter semacam itu sekarang bisa dibeli di toko daring, meski harus mengeluarkan uang lumayan, namun ada yang berfungsi sekaligus sebagai power bank dan jumper aki mobil.
Tepat sebelum sampai ke Gua Mimpi Bantimurung, terdapat sebuah air terjun kecil yang airnya jatuh ke danau dengan permukaan tenang dan terlihat menyejukkan. Suasana yang mudah menarik orang untuk berenang menikmati kesejukan airnya yang bening, tanpa mengetahui bahwa bahaya besar bisa mengancam dari dalam air danau yang terlihat tenang ini.
Danau ini telah memakan sejumlah korban, yang terbenam ke dasarnya karena arus pusar kuat, termasuk seorang pelajar berusia 16 tahun. Danau cantik ini karenanya terkenal dengan sebutan Danau Tengkorak. Danau ini sekarang tertutup bagi umum, dan pagar kawat dipasang untuk mencegah orang masuk ke area ini. Kecantikan memang bisa menyesatkan...
Sesaat kemudian kami berjalan menuju ke Gua Mimpi Bantimurung. Dinding mulut gua terlihat indah terkena sorot cahaya matahari sore, dengan bentuk batuan unik hasil pencucian dan pelarutan batuan gamping (limestone) yang disebut karst. Bentuk menyerupai muka dengan mata besar serta mulut dengan gigi tonggos tampak berada di kiri atas.
Kami pun sampai pada salah satu bagian yang memberi kesan mistik pada Gua Mimpi Bantimurung, dan yang membuatnya dikenal dengan nama Gua Jodoh. Jika anda percaya hal semacam ini, bawalah pasangan dengan siapa anda ingin menikah, naiklah ke atas cekungan pada dinding gua, pegang bersama-sama sebuah tongkat yang teronggok di sana, dan panjatkan doa ...
Cahaya petromax memberi semburat cahaya indah yang menerpa dinding Gua Mimpi Bantimurung dengan tonjolan stalaktit indah di sana-sini di tengah keheningan gua yang mengigit. Meskipun tanah keras di dalam Gua Mimpi Bantimurung permukaannya halus, namun adanya tonjolan kecil di sana-sini membuat orang tetap harus berhati-hati dalam melangkah.
Sebagian langit Gua Mimpi Bantimurung akan berkeredep terkena lampu senter, memperlihatkan kandungan pasir kwarsa-nya. Ada pula batuan karst menyerupai pilar. Melangkah lebih ke dalam, ada lorong menuju ruangan lain yang cukup besar. Kami harus menundukkan kepala dan berjalan dengan hati-hati agar kepala tidak tertumbuk batu gamping yang keras.
Kami menjumpai ceruk berisi air jernih yang dipercaya membawa khasiat awet muda dengan membasuh wajah di sana, yang memang menyegarkan tanpa harus mempercayai khasiatnya. Ada pula sebuah lubang pada dinding gua dimana orang bisa menyelinap masuk ke relung kecil yang konon pernah dipakai sebagai tempat bersembahyang oleh penunggu gua.
Gua Mimpi Bantimurung dengan Danau Tengkoraknya merupakan tempat yang selayaknya anda kunjungi jika sedang berada di Kota Makassar atau Maros. Pagi hari merupakan waktu terbaik jika anda ingin melihat berbagai jenis kupu-kupu sebelum berkunjung ke Goa Jodoh ini, atau anda bisa berkunjung pada sore hari ketika panas matahari tidak lagi menyengat.
Gua Mimpi Bantimurung Maros
Alamat : Taman Nasional Bantimurung, Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. Lokasi GPS: -5.0156113, 119.6818623, Waze. Tempat Wisata di Maros, Hotel di Makassar, Tempat Wisata di Makassar, Peta Wisata Makassar.Tembok semen yang memisahkan sungai dengan jalan ke Gua Mimpi Bantimurung, yang dibuat untuk mencegah tumpahnya air sungai ke jalan ketika musim penghujan tiba, saat ketinggian air sungai bisa hampir setinggi tembok pemisah ini. Air yang permukaannya terlihat tenang ini, memiliki arus bawah permukaan yang kuat.
Dataran di pinggiran danau ini cukup luas. Danau yang tenang ini telah memakan beberapa korban, yang terbenam ke dasar danau karena arus pusar yang kuat, dengan korban terakhir seorang pelajar berusia 16 tahun yang mati tenggelam pada bulan Mei tahun lalu. Danau yang cantik ini karenanya terkenal dengan sebutan Danau Tengkorak.
Bagian bawah danau yang menyempit dan lalu membentuk sungai dengan aliran air yang terlihat tenang permukaannya. Danau ini sekarang tertutup bagi umum, dan pagar kawat dipasang untuk mencegah orang masuk ke area yang berbahaya ini. Kecantikan memang bisa menyesatkan…
Pemandangan pada kawasan hutan di sepanjang dinding perbukitan yang berada tepat di atas Danau Tengkorak dan mengapit lembah pada aliran sungai di bagian atasnya. Kedua perbukitan ini sangat tinggi dengan lereng yang sangat curam.
Sebagian dinding pada mulut Gua Mimpi dengan permukaan unik, layaknya bekas digaruk oleh kuku tajam seekor binatang besar sehingga robek dalam posisi miring memanjang.
un saya tidak menyewa senter, namun pemandu lokal itu membawanya masuk ke dalam gua dan sesekali menyorotkan lampu senter ke satu titik pada dinding gua untuk menunjukkan bagian yang dianggapnya menarik untuk dilihat oleh pengunjung.
Bentuk lorong gua dengan dinding yang indah ini ada di sebelah akses masuk atau mulut gua, dan cukup terjal untuk dilewati. Kami hanya melihat dan menikmatinya saja dari dalam gua, sesaat setelah memasukinya.
Pemandu itu kembali menyorotkan sentar pada stalaktit yang menyerupai cawan terbalik. Orang Bantimurung tampaknya tak tertarik untuk memberi nama pada batuan stalaktit dan stalagmit atau menghubungkannya dengan bentuk benda atau binatang.
Pemandangan indah di dinding mulut gua yang masih mendapat sorot cahaya matahari sore, dengan bentuk batuan unik sebagai hasil pencucian dan pelarutan batuan gamping (limestone) yang disebut karst. Bentuk batuan yang menyerupai muka dengan mata besar tertutup serta mulut dengan gigi tonggos tampak berada di sebelah kiri atas.
Masuk lebih ke dalam, cahaya lampu petromax yang kekuningan memberi nuansa tersendiri ketika menyorot pada dinding gua dengan langit yang bervariasi bentuk dan tinggi rendah stalaktitnya.
Pembawa petromax membantu menerangi Gua Mimpi Bantimurung dengan berbagai bentuk stalaktit yang menggantung di langit-langitnya. Lantai gua yang berlubang-lubang tampak terlihat sangat halus, kontras dengan bentuk permukaan dinding gua yang kasar dengan tonjolan di sana-sini.
Sebuah stalagmit yang ujungnya menyerupai jantung pisang terlihat di atas tanah Gua Mimpi Bantimurung. Bentuk-bentuk unik di langit-langit gua memberi pemandangan yang indah di tengah keheningan gua yang mengigit.
Cahaya petromax memberi semburat cahaya indah yang menerpa dinding Gua Mimpi Bantimurung dengan tonjolan stalaktit di sana-sini. Meskipun tanah keras di dalam Gua Mimpi Bantimurung permukaannya halus, namun adanya tonjolan kecil di sana-sini membuat orang tetap harus berhati-hati dalam melangkah.
Pemandu menyorotkan lampu senternya pada langit gua dengan bentuk menyerupai sekumpulan otak lembu. Batuan yang disorot itu mengandung kwarsa yang bersinar ketika terkena cahaya lampu.
Langit-langit Gua Mimpi Bantimurung yang akan berkeredep jika disinari dengan lampu senter, yang memperlihatkan kandungan pasir kwarsa-nya.
Sebuah batuan karst dengan bentuk menyerupai pilar yang menghunjam masuk ke dalam tanah Gua Mimpi Bantimurung. Ini adalah salah satu bentuk stalagmit dan stalaktit yang menyatu membentuk sebuah kolom.
Tonjolan stalaktik beraneka rupa di langit-langit Gua Mimpi Bantimurung, di dekat lorong yang menghubungkan ruang utama gua dengan sebuah ruangan lain yang juga berukuran cukup besar. Pengunjung harus menundukkan kepala dan berjalan dengan sangat hati-hati agar kepala tidak tertumbuk batu gamping yang keras.
Pandangan lebih dekat pada tongkat yang digunakan sebagai alat ritual perjodohan bagi orang yang mempercayainya. Cara mistik seperti ini yang sering berhasil menarik minat orang untuk berkunjung ke sebuah tempat. Sayangnya dinding kapurnya dipenuhi dengan corat-coret tangan jahil.
Batu gamping murni yang melarut dan turun dari laingit-langit Gua Mimpi Bantimurung yang berlangsung selama ratusan tahun oleh karena rembesan air telah menciptakan bentuk-bentuk yang eksotis.
Sebuah cekungan pada dinding gua, yang konon pernah digunakan sebagai tempat pertapaan. Cekungan ini sempit, dan hanya muat satu orang dewasa, dengan posisi duduk yang sangat terbatas.
Sekelompok stalaktit unik berukuran kecil namun berjarak rapat di salah salah satu langit-langit Gua Mimpi Bantimurung. Bentuk seperti ini, namun lebih pendek, di Gua Petruk disebut sebagai batu payudara.
Sebuah ceruk yang berisi air jernih yang dipercaya membawa khasiat awet muda, dengan membasuh wajah anda di sana. Membasuh muka di tempat ini memang menyegarkan wajah, tanpa harus percaya pada khasiatnya.
Sebuah lubang pada dinding gua dimana orang bisa menyelinap masuk ke sebuah relung gua yang konon pernah dipakai sebagai tempat bersembahyang oleh penunggu gua. Ruang di dalam relung ini hanya cukup untuk satu orang saja.
Lorong berdinding sempit dan terjal namun elok di samping mulut gua yang diambil lagi sesaat sebelum meninggalkan area Gua Mimpi Bantimurung.
Diubah: Desember 12, 2024.
Label: Gua, Maros, Sulawesi Selatan
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.