Tata Cara Shalat Tarawih Lengkap: Panduan Praktis

Shalat Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan. Ibadah ini dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir, sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT dan memperbanyak amal kebaikan di bulan yang mulia ini.

Shalat Tarawih memiliki keutamaan yang besar, di mana Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menghidupkan malam Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim).

Shalat Tarawih bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah. Jumlah rakaatnya bervariasi, ada yang melaksanakan 8 rakaat (4 salam, atau 2 salam) atau 20 rakaat (10 salam, atau 5 salam), tergantung pada tradisi yang diikuti. Setelah selesai, dilanjutkan dengan shalat Witir sebagai penutup. Berikut adalah tata cara shalat Tarawih.

1. Jumlah Rakaat

Shalat Tarawih biasanya dilakukan dalam 20 rakaat atau 8 rakaat, tergantung pada tradisi yang diikuti.

Shalat tarawih 20 Rakaat
Diriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin Khattab (RA) mengumpulkan umat Islam untuk melaksanakan shalat Tarawih berjamaah sebanyak 20 rakaat. Ini didasarkan pada riwayat dari Imam Malik dalam Al-Muwatta' dan Imam Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra.

"Sesungguhnya Umar bin Khattab memerintahkan Ubay bin Ka'ab dan Tamim Ad-Dari untuk mengimami shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat."
(HR. Baihaqi).

Imam Malik dalam Al-Muwatta' menyebutkan bahwa shalat Tarawih di Madinah pada masa Tabi'in dilakukan sebanyak 20 rakaat.

Sebagian besar ulama mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hanbali mengikuti pendapat ini berdasarkan praktik yang dilakukan oleh para sahabat dan Tabi'in.

Shalat tarawih 8 Rakaat
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Aisyah (RA) ditanya tentang shalat malam Rasulullah SAW di bulan Ramadan. Beliau menjawab:
"Rasulullah SAW tidak pernah shalat malam lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadan maupun di bulan lainnya."
(HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, Aisyah (RA) menjelaskan bahwa Rasulullah SAW shalat 8 rakaat, kemudian ditambah 3 rakaat Witir.

Mazhab Hanafi cenderung mengikuti pendapat ini, dengan alasan bahwa shalat Tarawih adalah bagian dari shalat malam (Qiyamul Lail), dan Rasulullah SAW tidak pernah melampaui 11 rakaat.

2. Niat

Sebelum memulai shalat Tarawih, ucapkan niat dalam hati, atau diucap pelan. Niatnya adalah:

Untuk Imam:
"Usholli sunnatat tarawihi rak'ataini adaa'an imaaman lillahi ta'ala."
"Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."

Untuk Makmum:
"Usholli sunnatat tarawihi rak'ataini adaa'an ma'muman lillahi ta'ala."
"Aku niat shalat Tarawih dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."

Untuk Shalat Sendiri:
"Usholli sunnatat tarawihi rak'ataini adaa'an lillahi ta'ala."
"Aku niat shalat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Untuk shalat tarawih 8 rakaat, bisa dilakukan setiap 2 rakaat, atau 4 rakaat sekali salam. Jika empat rakaat, ganti "rak'ataini" dengan "arba'a rakaatin".

Dalil 4 rakaat sekali salam adalah berdasarkan hadits dari Aisyah:
مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَ لاَ فِي غَيْرِهِ إِحْدَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا، فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثاً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan selain Ramadhan dari 11 Rakaat. Beliau shalat 4 rakaat sekali salam, maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian shalat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian shalat witir 3 rakaat.” (HR Muslim)

3. Tata Cara Shalat

Seperti shalat biasa.

Surah yang dibaca pada setiap rakaat, dianjurkan surah pendek seperti At Takatsur, Al Asr, Al Humazah, Al Fil, Al Quraisy, Al Ma'un, Al Kautsar, Al Kafirun, An Nasr, Al Lahab. Jika belum hafal, maka bacalah surah yang hafal, berulang pun tidak apa, sambil berusaha menambah hafalan setiap ada kesempatan.

Jika shalat tarawih 20 rakaat, maka pada setiap rakaat kedua dibaca surah Al Ikhlas.

4. Witir

Setelah selesai shalat Tarawih, dilanjutkan dengan shalat Witir. Shalat Witir biasanya dilakukan dalam 1, 3, 5, 7, atau 9 rakaat. Yang paling umum adalah 3 rakaat dengan 2 salam (2 rakaat + 1 rakaat).

Niat shalat witir 2 rakaat:
Ushallii sunnatam minal witri rak'ataini lillaahhi ta'laa.
"Aku niat shalat sunah witir 2 rakaat karena Allah taala".

Niat shalat witir 1 rakaat:
"Ushallii sunnatal witri rak'atal lillaahhi ta'aalaa."
"Aku niat shalat sunah witir satu rakaat karena Allah ta'ala"

Surah yang dibaca pada shalat witir 2 rakaat pertama adalah Al A'la pada rakaat pertama, dan surah Al Kafirun di rakaat kedua. Jika belum hafal, bisa diganti dengan Al-Insyirah dan Al-Fil.

Pada shalat witir 1 rakaat dibaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas sekaligus.

5. Doa

Setelah selesai shalat Tarawih dan Witir, dianjurkan untuk membaca doa atau dzikir.

6. Khusyuk dan Ikhlas

Selama shalat, usahakan untuk khusyuk dan ikhlas dalam beribadah, menghayati setiap bacaan dan gerakan shalat.

Shalat Tarawih bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah. Jika dilakukan berjamaah, imam biasanya akan membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan tartil dan jelas.

Shalat Tarawih adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan) dan memiliki keutamaan yang besar, terutama jika dilakukan dengan khusyuk dan ikhlas.

Melalui shalat Tarawih, kita tidak hanya memperoleh pahala, tetapi juga merasakan ketenangan dan kedekatan dengan Allah SWT.

Mari kita manfaatkan malam-malam Ramadan ini dengan memperbanyak ibadah, termasuk shalat Tarawih, agar kita termasuk hamba-Nya yang beruntung dan meraih maghfirah (ampunan) dari-Nya. Semoga ibadah kita diterima dan Ramadan ini menjadi momentum untuk meningkatkan ketakwaan. Aamiin.

Postingan populer dari blog ini