Vihara Mahavira Graha Semarang diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 20 Desember 2003, sudah cukup lama. Meskipun ada sejumlah orang yang berada di halaman dan di dalam ruang vihara, namun suasana saat itu tak seberapa ramai lantaran tidak sedang berlangsung ritual ibadah, dan tak ada pula kegiatan lainnya yang sedang berlangsung di sana.
Secara harafiah Mahavira berarti pahlawan besar. Mahavira atau Vardhamana adalah juga nama seorang tokoh yang hidup pada tahun 599 – 527 SM di India sebelah timur laut, di wilayah yang sama dengan tempat dilahirkannya Buddha Gautama.
Tampak samping Vihara Mahavira Graha Semarang, yang memiliki 120 arca Buddha Amitabha berjajar rapi mengelilingi bangunan tinggi berlantai 7 berukuran 36 x 36 meter itu. Gedung Vihara Mahavira Graha dibangun di atas tanah cukup luas, yaitu 1,88 hektar.
Saat saya tiba di bagian depan bangunan, ada beberapa orang tengah berada di sana. Tampaknya sebuah ritual atau mungkin kelas pembelajaran baru saja selesai diselenggarakan. Jarak tempat ini ke tepian pantai utara Semarang tidaklah terlalu jauh, sehingga angin bertiup keras di luar bangunan meski tembok keliling telah didirikan.
Ada pemandangan di sebuah ruangan dimana ruangannya dipadati dengan gelantungan lampion berwarna dominan merah terang yang ditata rapi dalam beberapa lajur, dengan sebuah patung Buddha diletakkan di tengah ruang. Saat itu kebanyakan ruangan Vihara Mahavira Graha Semarang tengah kosong, sehingga tak ada yang merasa terganggu dengan kedatangan kami.
Vihara Mahavira Graha Semarang dengan patung Buddha Avalokitesvara berwarna keemasan pada posisi seribu tangan dan seribu mata, melambangkan banyaknya berkah yang bisa diberikan sang Buddha kepada pengikutnya. Patung ini berada di altar Puja Bhakti yang terletak di lantai satu Vihara Mahavira Graha Semarang.
Sepasang pasu keramik dengan ornamen indah mengapit patung, memisahkannya dengan sepasang patung lainnya yang dibuat dalam posisi berdiri di sayap kiri kanannya. Di ruangan ini ada deretan bantalan tempat duduk berwarna kebiruan di atas lantai yang sepertinya diperuntukkan bagi para murid atau siswa, sedangkan di bagian depan ada tempat duduk berwarna kehijauan yang mungkin diperuntukkan bagi para senior dan guru.
Di bagian ruangan lain ada sejumlah patung Buddha emas anggun dengan roman muka tersenyum, satu diantaranya berukuran sangat besar, satu lainnya sangat kecil, dengan dandanan rambut kepala mengerucut yang sepertinya tak lazim ditemui di wilayah Nusantara ini. Ada pula deretan elok 88 patung Buddha pada posisi Abayamudra (keadaan tanpa rasa takut).
Vihara Mahavira Graha Semarang memiliki pula 32 patung Avalokitesvara (Kwan Im) dengan sikap tubuh yang berbeda-beda, diletakkan di atas dinding rendah yang ada di sebelah luar selasar. Pada sisi bawah kanan patung-patung itu terdapat petikan ayat-ayat suci yang dipahat di atas lempeng keramik.
Gedung Vihara Mahavira Graha dimaksudkan sebagai tempat suci dan tempat indah untuk menyembah Buddha serta sebagai tempat pelatihan bagi para bhiksu, bukan suatu obyek wisata bagi masyarakat umum. Namun, saya masih merasakan sedikit bebas ketika berada di sana, meskipun saya bukan pengikut Buddha. Hanya saja perlu menjaga tata krama, dan memperhatikan tanda-tanda ketika berada di sana.
Vihara Mahavira Graha Semarang
Alamat : Jl Marina Raya VI 1, Semarang. Lokasi GPS : -6.957887, 110.392084, Waze. Rujukan : Hotel di Semarang, Tempat Wisata di Semarang, Peta Wisata Semarang.Salah satu lukisan cerah dari sang manusia suci di dalam gedung Vihara Mahavira Graha Semarang.
Pemandangan di sebuah ruangan dimana ruangannya dipadati dengan gelantungan lampion berwarna dominan merah terang yang ditata rapi dalam beberapa lajur, dengan sebuah patung Buddha diletakkan di tengah ruang. Saat itu kebanyakan ruangan Vihara Mahavira Graha Semarang tengah kosong, sehingga tak ada yang merasa terganggu dengan kedatangan kami.
Vihara Mahavira Graha Semarang memiliki pula 32 patung Avalokitesvara (Kwan Im) dengan sikap tubuh yang berbeda-beda, diletakkan di atas dinding rendah yang ada di sebelah luar selasar. Pada sisi bawah kanan patung-patung itu terdapat petikan ayat-ayat suci yang dipahat di atas lempeng keramik.
Di bagian ruangan lain ada sejumlah patung Buddha emas anggun dengan roman muka tersenyum, satu diantaranya berukuran sangat besar, satu lainnya sangat kecil, dengan dandanan rambut kepala mengerucut yang sepertinya tak lazim ditemui di wilayah Nusantara ini.
Deretan elok 88 patung Buddha pada posisi Abayamudra (keadaan tanpa rasa takut).
Kartu Tekad Panglima Yaksa Pelindung Shio yang waktu itu bisa diperoleh di counter seharga Rp30.000.
Prasasti persemian gedung Vihara Mahavira Graha Semarang yang ditandatangani oleh Gubernur Jawa Tengah (ketika itu) H. Mardiyanto.
Penampakan luar gedung Vihara Mahavira Graha Semarang.
Diubah: Desember 17, 2024.
Label: Jawa Tengah, Semarang, Wihara, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.