Pintu masuk ke lokasi wisata Sumaru Endo berada di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Tak ingat benar saya bagaimana mendapat angka itu dan belakangan agak saya ragukan kebenarannya karena ketinggian air Danau Tondano adalah sekitar 600 mdpl, sedangkan titik terjauh dari pintu masuk Sumaru Endo Remboken ke tepian danau tak lebih dari 200 meter dan jarak terdekat 100 meter saja.
Selepas dari pintu gerbang, di bagian sebelah kiri adalah tempat parkir yang cukup luas serta deretan kios-kios yang menjual makanan minuman serta cindera mata. Jalan yang lurus adalah menuju tepian Danau Tondano. Tempat wisata seluas 2 hektar ini kabarnya masih dikelolah oleh pemerintah provinsi Sulawesi Utara.
Jalan menuju ke kolam renang Sumaru Endo Remboken Minahasa Sulawesi Utara di ujung sana. Kolam renang yang lumayan besar ini, sekitar 14x12 meter, berada di pusat resort, berhadapan dengan deretan kamar penginapan yang menghadap arah ke timur. Di resort ini ada pula sejumlah cottage dan kamar VIP, tentunya dengan fasilitas kamar dan layanan yang lebih baik.
Di kolam renang utama yang airnya dingin terdapat luncuran yang bisa digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Sedangkan kolam renang di sebelahnya yang ukurannya sedikit kecil merupakan kolam rendam air panas alam, yang entah dimana pusatnya karena gunung terdekat berjarak lebih dari 4 km dari tempat ini. Hanya saja air panas di sana tak berbau belerang, malahan berbau tanah. Di Sumaru Endo Remboken Minahasa ini juga tersedia sekitar 7 kamar rendam air panas.
Nama Sumaru Endo Remboken Minahasa sendiri diambil dari bahasa asli Remboken yang memiliki arti "menghadap matahari terbit", sehingga ada logo itu di depan nama resortnya. Sebuah baliho besar memberi petunjuk arah sekaligus informasi tentang fasilitas yang tersedia di tempat wisata Sumaru Endo Remboken Minahasa ini.
Lita Jonathans dan Oom Leo Supit berjalan di taman luas yang berada di tepian Danau Tondano, yang kami capai dengan melipir di sisi kiri bangunan utama resort. Di area utama itu terdapat kolam renang dan kamar-kamar penginapan yang bisa disewa untuk bermalam di sana. Di belakangnya berjalan Tante Stien dan seorang saudara yang menyetir mobil kami.
Ada sebuah area budidaya ikan di sisi sebelah barat resort Sumaru Endo Remboken dengan rumah jaga di tengahnya. Air Danau Tondano yang selalu gelisah mungkin memang baik bagi ikan-ikan yang ada di dalam karamba, membuat mereka selalu bergerak dan mungkin dengan itu menjadi lebih cepat besar, selain faktor pasokan makanan mereka tentu saja.
Di sebelah belakang dan kanan rumah karamba di atas masih banyak lagi rumah-rumah karambah lainnya yang bisa menjadi tanda bahwa Danau Tondano berperan cukup penting sebagai pemasok ikan air tawar di Kabupaten Minahasa, bahkan mungkin sampai ke Manado dan sekitarnya. Jika saja ada perahu yang bisa disewa dari Sumaru Endo, akan menyenangkan untuk mampir di salah satu rumah karamba dan melihat saat pakan ikar disebar.
Di Sumaru Endo Remboken kami melihat ada hamparan eceng gondok dan dermaga yang mulai menua dan sepi. Tidak tampak ada tukang perahu yang menawarkan jasanya untuk mengantar berkeliling danau. Suburnya eceng gondok memberi kesan kurang dikelola tempat ini dengan baik, dan membuat pemandangan menjadi kurang sedap dipandang mata. Perahu pun tampak kesepian terjebak diantara rimbunnya tetumbuhan air itu.
Bisa dibayangkan bagaimana menantangnya bagi sebuah perahu motor untuk menembus hamparan eceng gondok. Saya kira sudah saatnya pengelola untuk turun tangan membersihkan perairan Danau Tondano di sekitar tempat wisata Sumaru Endo dari tumbuhan eceng gondok ini. Tak diketahui apakah penduduk setempat telah memanfaatkan eceng gondok ini sebagai bahan baku kerajinan tangan, sebagaimana telah dilakukan di daerah sekitar Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Sumaru Endo Remboken Minahasa memiliki potensi besar untuk menjadi tempat wisata menarik di tepian Danau Tondano, dengan kolam air panasnya serta wisata airnya, jika saja dikelola dengan lebih baik. Mudah-mudahan pengelola telah memperbaiki tempat wisata yang sangat potensial ini. Melihat citra satelit terakhir terlihat bahwa area di sisi timur dimana terdapat dermaga masih belum bersih dari eceng gondok, sedangkan area yang berada di sisi barat telah bersih.
Sumaru Endo Remboken Minahasa
Alamat: Desa Leleko, Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Sekitar 12 km dari Tondano, 45 km dari Kota Manado. Harga tiket masuk : Rp5.000, bus Rp10.000, mobil Rp5.000, sepeda motor Rp2.500. Lokasi GPS: 1.23392, 124.87040, Waze. Tempat Wisata di Minahasa, Peta Wisata Minahasa, Hotel di Manado.Pemandangan pada sebuah area budidaya ikan di sisi sebelah barat resort Sumaru Endo Remboken dengan rumah jaga di tengahnya. Air Danau Tondano yang selalu gelisah mungkin memang baik bagi ikan-ikan yang ada di dalam karamba, membuat mereka selalu bergerak dan mungkin dengan itu menjadi lebih cepat besar, selain faktor pasokan makanan mereka tentu saja.
Harga tiket masuk Sumaru Endo waktu itu yang masih relatif murah. Kemungkinan besar harga ini sudah berubah, namun naiknya tak akan banyak jika saja masih dikelola oleh pemerintah daerah setempat.
Danau Tondano yang kaya akan sumber daya perikanan air tawar membuat karamba dan rumah panggung tumbuh subur di atas permukaan airnya. Sebuah pemandangan Danau Tondano yang diambil dari Sumaru Endo Remboken.
Hamparan eceng gondok, dan dermaga yang mulai menua dan sepi, serta sepahu perahu yang tampak seperti terjebak di sana. Saat itu tidak tampak ada tukang perahu yang menawarkan jasanya untuk mengantar berkeliling danau, mungkin karena saat itu bukan hari libur.
Gedung di belakang sana adalah sepertinya tempat dimana restoran dan cafe berada. Hanya menduga karena memang ada fasilitas itu, dan karena kami tak mampir. Di latar depan adalah instalasi untuk memperindah area taman dengan tempat duduk, yang sayangnya waktu itu sudah agak butut. Pohon yang sangat lebat membuat area agak gelap dan lembab. Di sebelah kanan sana adalah area Danau Tondano.
Dua buah perahu dengan cadik sederhana tampak seperti terjebak diantara gerumbul eceng gondok yang sangat lebat, disebelah dermaga yang sudah menua. Bunga eceng gondok itu sebenarnya cukup cantik untuk dipandang. Diperlukan usaha serius untuk membersihkan area ini agar lebih sedap dipandang dan nyaman.
Danau Tondano di sekitar Sumaru Endo Remboken dengan airnya yang kebiruan dan terlihat selalu gelisah, tak pernah diam. Boleh jadi karena jaraknya yang hanya sekitar 12,5 km dari Laut Maluku di sebelah timur dan sekitar 30 km dari Laut Sulawesi di barat.
Danau Tondano dengan rumah karamba di sisi kanan dengan pegunungan hijau biru jauh di belakang sana. Kegiatan ekonomi lewat jalur danau tampaknya sangat sedikit, terlihat dari sepinya lalu lintas perahu motor di sana. Mungkin masih jauh lebih murah dan aman menggunakan angkutan darat ketimbang memotong jarak melewati air danau yang tak pernah tenteram itu.
Sebuah tempat duduk yang menua kesepian di ujung Sumaru Endo, di tepian Danau Tondano, dengan latar tumbuhan eceng gondok yang mengangkangi area danau pada area yang cukup luas. Angin yang bertiup lumayan keras di tepian danau membuat duduk di sana terasa kurang nyaman.
Di sebelah kiri adalah kolam air dingin yang tampaknya cukup digemari pengunjung, berbeda dengan kolam air panas di ujung sana yang tampak sepi. Kolam air panas itu berukuran sekitar 9x13 meter, tanpa bau belerang.
Pemandangan pada kolam air dingin dan kolam air panas di ujung sana dengan memunggungi kamar-kamar penginapan di Sumaru Endo. Papan luncuran pendek tampak di sebelah kiri namun tak tampak ada anak yang menggunakannya. Mungkin kalau ketinggian jatuhnya dikurangi akan lebih disukai anak-anak.
Pandangan pojok pada kolam renang Sumaru Endo dengan beberapa keluarga tampak sedang berenang di sana. Papan luncur itu tak buruk, hanya saya kira memang agak terlalu tinggi jatuhnya.
Gerbang masuk ke Sumaru Endo yang waktu itu masih terlihat sederhana. Mestinya saat ini sudah jauh lebih baik, jika sudah ada perhatian yang lebih besar dari pengelola dan pemerintah daerah setempat.
Dari arah pintu gerbang, area Sumaru Endo sesungguhnya terlihat cukup cantik dan asri. Simbol matahari terbit di sebelah kiri adalah arti dari Sumaru Endo yang kamar-kamarnya memang menghadap arah ke timur, tempat dimana matahari terbit.
Sebuah baliho yang memberi petunjuk arah sekaligus informasi tentang fasilitas yang tersedia di tempat wisata Sumaru Endo ini. Tempat wisata seluas 2 hektar ini kabarnya masih dikelolah oleh pemerintah provinsi Sulawesi Utara.
Selepas dari pintu gerbang, di bagian sebelah kiri adalah tempat parkir yang cukup luas serta deretan kios-kios yang menjual makanan – minuman serta cindera mata. Jalan yang lurus adalah menuju tepian Danau Tondano.
Diubah: Desember 16, 2024.
Label: Danau, Minahasa, Remboken, Sulawesi Utara
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.