Penanda tempat wisata Ngalau Indah Payakumbuh kami lihat di sebelah kanan jalan menuju ke arah gua, yaitu di dekat pertigaan di Jalan Raya Bukittinggi - Payakumbuh. "Ngalau" adalah bahasa setempat yang berarti gua. Di sekitar area parkir kendaraan yang cukup luas terdapat sejumlah warung sederhana yang bisa untuk menambal perut jika kelaparan.
Di tepian area parkir juga terdapat papan berisi denah Ngalau Indah yang dibuat dengan cukup baik dan informatif. Denah itu memperlihatkan pintu-pintu gua, alur lintasan yang di luar dan di dalam gya, undakan dan nama buatan apa saja yang akan dilihat oleh pengunjung di dalam Ngalau Indah. Seorang pemandu menemani saya masuk ke dalam gua.
Undakan menuju mulut gua Ngalau Indah yang cukup landai dan kondisinya masih baik sehingga relatif mudah untuk ditapaki oleh para pengunjung. Awal undakan gua ini berada di sisi sebelah kiri area parkir. Dibanding Gua Petruk Kebumen, jumlah undakan di Ngalai Indah terbilang masih sedikit, dengan rimbun pepohonan berusia tua meneduhi area mulut gua.
Sebuah batu berukuran besar berbentuk lonjong seperti sebuah telur raksasa terlihat pada posisi berdiri di dekat mulut Ngalau Indah. Tidak jauh di belakangnya ada lagi batu yang berukuran agak lebih kecil. Area di dekat mulut gua tergolong sangat luas dengan penerangan yang lumayan baik. Dari tempat itu terdapat undakan menurun ke arah dasar gua.
Tidak berapa jauh dari mulut gua terdapat ruangan luas dimana terdapat Batu Gajah yang pertama, dan beberapa batuan besar lainnya yang bentuknya menyerupai sebuah altar. Sejumlah stalagmit dan stalaktit yang ada di salam Ngalau Indah Payakumbuh ini memang diberi nama, disesuaikan dengan imajinasi dan kemiripan bentuk batuannya.
Salah satu bagian dinding gua Ngalau Indah Payakumbuh berwarna putih kekuningan dengan lekuk-lekuk indah. Sayang sekali tangan-tangan jahil tak beradab masih saja tega mengotori keindahan dinding gua yang elok ini. Permukaan bawah dan atap langit Ngalau Indah memiliki ketinggian sangat bervariasi, membuatnya menjadi lebih menarik.
Kami menapaki undakan dengan langit tinggi yang dibalut batuan kapur putih kekuningan dan abu-abu. Penerangan di dalam Ngalau Indah ini cukup baik, demikian juga dengan sirkulasi udaranya. Tak lama kemudian kami melihat salah satu mulut keluar gua, namun pemandu mengatakan bahwa pengunjung biasanya tidak keluar dari mulut gua ini.
Dinding-dinding tinggi yang terbentuk dari lelehan batu kapur yang berlangsung selama ratusan tahun menciptakan bentuk-bentuk yang artistik di dalam gua. Di terangi lampu senter, terdapat dinding batuan kapur mengandung kuarsa yang berkeredep biru keunguan ketika terkena bias sinar. Ada pula stalagtit yang menyerupai nganga mulut raksasa.
Penampakan sebuah stalagmit Ngalau Indah yang bentuknya menyerupai singgasana raja dengan beberapa kolom membentuk relung di belakangnya. Batuan stalagtit dan stalagmit di dalam gua diberi penanda oleh penduduk dengan nama Batu Gajah, Batu Tetesan Air Mata, Batu Tangkai Payung, Batu Kelambu, Batu Tirai Pengantin, serta Batu Ibu Menangis.
Setelah beberapa saat menyusuri jalan setapak yang naik turun dan menikmati keindahan stalaktit stalagmitnya, sampailah kami di undakan Ngalau Indah yang menuju mulut gua ketiga yang berfungsi sebagai pintu keluar. Meskipun terlihat agak kurang bersih dan kurang terawat, namun kondisi gua masih bisa dikatakan cukup baik.
Dari luar gua di Bukit Simarajo kami bisa melihat Jalan Bukittinggi - Payakumbuh, dengan hamparan sawah subur dan pemandangan bukit hijau di sisi kiri yang mulai dikelupas. Jika tidak dikendalikan maka cepat atau lambat pembangunan, penambangan, dan permukiman penduduk bakal merampas keindahan alam yang tercipta selama ratusan tahun.
Ngalau Indah Payakumbuh
Alamat: Bukit Simarajo, Payakumbuh, Sumatera Barat. Lokasi GPS : -0.25489,100.6043, Waze. Tempat Wisata di Payakumbuh, Peta Wisata Payakumbuh.Penanda tempat wisata Ngalau Indah Payakumbuh kami lihat di sebelah kanan jalan menuju ke arah gua, yaitu di dekat pertigaan di Jalan Raya Bukittinggi - Payakumbuh. "Ngalau" adalah bahasa setempat yang berarti gua. Di sekitar area parkir kendaraan yang cukup luas terdapat sejumlah warung sederhana yang bisa untuk menambal perut jika kelaparan.
Dari luar gua di Bukit Simarajo kami bisa melihat Jalan Bukittinggi - Payakumbuh, dengan pemandangan bukit hijau di sisi kiri yang mulai dikelupas. Jika tidak dikendalikan maka cepat atau lambat pembangunan, penambangan, dan permukiman penduduk bakal merampas keindahan alam yang tercipta selama ratusan tahun.
Hamparan sawah subur dan menghijau yang menjadi sumber kemakmuran penduduk. Namun sayangnya petani sering dipermainkan oleh mafia pupuk, pengijon, dan mafia impor beras yang megendalikan harga beras seenak perut dan untuk keuntungan mereka sendiri.
Di tepian area parkir juga terdapat papan berisi denah Ngalau Indah yang dibuat dengan cukup baik dan informatif. Denah itu memperlihatkan pintu-pintu gua, alur lintasan yang di luar dan di dalam gya, undakan dan nama buatan apa saja yang akan dilihat oleh pengunjung di dalam Ngalau Indah.
Di sebelah kiri kanan belakang stalagmit yang berbentuk singgasana itu terdapat kolom-kolom yang merupakan pertemuan antara stalaktit dan salagmit.
Sebagian langit batuan kapur dekat mulut gua Ngalau Indah yang berlubang-lubang dengan sedikit stalaktit menggantung.
Sebuah batu berukuran besar berbentuk lonjong seperti sebuah telur raksasa terlihat pada posisi berdiri di dekat mulut Ngalau Indah. Tidak jauh di belakangnya ada lagi batu yang berukuran agak lebih kecil. Area di dekat mulut gua tergolong sangat luas dengan penerangan yang lumayan baik. Dari tempat itu terdapat undakan menurun ke arah dasar gua.
Tidak berapa jauh dari mulut gua terdapat ruangan luas dimana terdapat Batu Gajah yang pertama, dan beberapa batuan besar lainnya yang bentuknya menyerupai sebuah altar.
Stalaktit yang menyerupai gigi taring raksasa, dengan stalagmit di bawahnya. Pertumbuhan stalagmit dan stalaktit, jika pun masih terjadi, berjalan sangat lambat. Jalanan gua di bawahnya terlihat menurun.
Lampu-lampu penerangan dipasang di beberapa titik untuk memudahkan pengunjung dan pemandu jalan, yang sebelumnya tentu harus membawa lampu petromaks. Jalan di dalam gua sudah disemen dan undakan di dalam gua sedikitnya ada delapan buah, dua diantaranya cukup panjang.
Pendar lampu disamping bawah sebuah stalagmit, dengan dua buah stalaktit di atasnya. Dinding gua memiliki tekstur yang beraneka macam membuat pemandangan di dalam gua menjadi tidak membosankan.
Bentuk lubang di dalam gua yang meyerupai mulut hiu raksasa. Perhatikan dan perbandingkan besarnya gua dengan pemandu yang berdiri di sisi kiri bawah. Ngalau Indah ini memang guanya sangat besar dan lapang.
Dinding gua di kiri kanan yang menyerupai gapura candi bentar, meskipun tidak sama benar. Di sebelah kiri hampir menyerupai ujud manusia yang dibebat dengan kain mori.
Stalaktit dan stalagmit yang bertemu membuat kolom panjang yang langsing di bagian tengah itu disebut Batu Tangkai Payung, sedangkan stalagmit dengan lekukan di tengahnya itu disebut Batu Tetesan Air Mata.
Di ujung sana berkas cahaya matahari masuk melalui salah satu dari empat mulut gua Ngalau Indah. Sejumlah lubang di atas gua juga menjadi sumber masuknya cahaya yang mampu menerangi ruangan gua dengan langit yang tinggi dan konturnya sangat bervariasi ini.
Mulut gua ketiga yang terlihat cukup besar. Bandingkan dengan pemandu yang berdiri di sebelah kiri agak merapat di dinding gua. Namun kami tidak keluar melewati mulut gua ini.
Dinding batuan gua Ngalau Indah yang berkeredep cahayanya saat disorot dengan senter oleh pemandu karena mengandung pasir kwarsa dalam jumlah yang besar.
Sebuah batuan gamping berukuran raksasa dengan stalagmit di atasnya yang menyerupai cendawan.
Salah satu kelompok stalaktit di dalam Ngalau Indah yang bentuknya menyerupai sebuah kurungan berukuran raksasa. Stalaktit terbentuk dari tetesan air kapur yang membeku dan berlangsung selama ratusan tahun.
Dinding kapur dengan tekstur elok yang berada di sisi kanan undakan cukup tajam dan panjang menuju ke arah mulut gua yang keluar.
Kelompok Stalaktit yang terlihat ini disebut sebagai Batu Kelambu. Tetesan air kapur yang jatuh di beberapa tempat yang berdekatan menciptakan bentuk batuan yang bertingkat-tingkat.
Pemandangan dari atas undakan, memunggungi lubang keluar gua. Pada dinding sebelah kiri terlihat lagi corat-coret yang dibuat oleh pengunjung yang jahil.
Kelompok stalaktit dengan bentuk sangat elok yang dinamai oleh penduduk setempat sebagai Batu Tirai Pengantin, mungkin karena seperti sebuah tirai yang tertutup rapat-rapat.
Pada sebelah kiri terlihat dinding yang bentuknya menyerupai guratan kuku raksasa, sedangkan pada dinding sebelah kanan batuannya berwana kuning hingga kehijauan.
Mulut kelua yang dilihat dari sebelah luar gua dengan dua buah stalaktit dan stalagmit yang telah bersatu membentuk kolom-kolom. Mulut gua ini memiliki langit-langit yang cukup tinggi.
Banyaknya lumut menghijau pada dinding luar gua, serta tetumbuhan paku-pakuan dan tumbuhan lainnya yang subur di sekitar mulut gua memberi petunjuk bahwa curah hujan di tempat ini cukup tinggi.
Pemandangan ketika kami menuruni jalan kecil disamping tebing setelah keluar dari dalam gua. Pohon beringin yang sangat besar, dengan akarnya yang bergelantung, terlihat ada di sebelah kanan lintasan jalan.
Pemandangan pada area di sekitar mulut gua, dengan pepohonan hijau yang cukup subur di sekelilingnnya.
Tempat dimana kendaraan diparkir, dengan latar Pohon Beringan dan area dimaana terdapat mulut gua dan pohon beringin.
Diubah: Desember 17, 2024.
Label: Gua, Payakumbuh, Sumatera Barat
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.