Ke Purwokerto memakan waktu 5 jam dengan kereta dari Jakarta. Setiba di Stasiun Purwokerto biasanya saya naik becak ke Soto Jalan Bank, atau naik angkot. Melihat Museum Bank Rakyat Indonesia, namun Jumat museum tutup lebih cepat, sehingga saya ke sana pada kesempatan lain.
Selesai Jumatan di Masjid Agung saya naik taksi dari Alun-alun ke Lokawisata Baturraden dengan membayar Rp.25.000, tarif resmi saat itu. Sedangkan angkot Purwokerto - Baturraden hanya Rp.5.000. Lokawisata ini sangat luas dengan pemandangan indah lereng Gunung Slamet. Ada kolam renang, air terjun, Pancuran Telu, area bermain anak, dan banyak lagi lainnya.
Sebuah air terjun kecil di Sungai Gumawang yang mengalir membelah Lokawisata Baturraden. Air sungai ini sangat jernih, dan sejuk, mengalir langsung dari hutan lindung di bagian atas Gunung Slamet. Agak ke atas terdapat Curug Gumawang cukup tinggi yang di atasnya dulu ada jembatan gantung, yang sekarang diganti dengan yang tetap.
Di sini ada banyak tempat yang bisa dipakai oleh pengunjung untuk berhenti sejenak, duduk beristirahat sambil menikmati hawa pegunungan yang dingin segar serta pemandangan perbukitan serta lembah yang hijau subur. Bisa juga duduk lesehan pada tikar sambil makan sate kelinci atau sate ayam yang sangat gurih.
Beberapa meter dari gerbang pintu masuk Lokawisata Baturraden Banyumas terdapat sebuah tugu monumen yang didirikan sebagai peringatan untuk mengenang jasa dan pengorbanan jiwa para anggota Brigade XVII Tentara Pelajar Kompi Purwokerto yang gugur dalam pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, antara tahun 1940-1949.
Ada pula anak tangga cukup tinggi naik ke atas yang menuju ke sebuah kompleks makam tua yang dikeramatkan penduduk setempat di dalam kawasan lokawisata. Tempat itu konon merupakan petilasan dari Gusti Kenconowungu dan Raden Kamandaka. Kenconowungu diduga adalah kerabat dekat dari keluarga Kesunanan Surakarta Hadiningrat.
Dari sebuah titik di ketinggian bukit saya memotret salah satu kolam renang yang ada di Lokawisata Baturraden Banyumas. Kolam renang ini bisa dinikmati oleh pengunjung yang tidak ingin mandi di Sungai Gumawang namun tetap bisa merasakan kesegaran air pegunungan yang dingin. Sebuah jembatan berwarna orange terang terlihat di bagian tengah, membentang di atas Sungai Gumawang.
Selain pemandangan dan hawa segar, ada pula diorama yang menggambarkan legenda Raden Kamandaka, atau Lutung Kasarung, nama samaran yang digunakan Banyak Cotro selama pengembaraannya mencari pasangan hidup, yang membawanya ke Kadipaten Pasir Luhur, sebuah daerah di abad 14 yang ada di sekitar Baturraden.
Banyak Cotro adalah seorang pangeran, anak tertua permaisuri pertama Raja Siliwangi dari Pajajaran. Ini legenda yang menggambarkan hubungan diantara pusat kekuasaan di Jawa Barat dan Jawa Tengah di masa silam dengan akhir bahagia, tidak sebagaimana cerita tragis Perang Bubat yang membawa kejatuhan Mapatih Gajah Mada dari tampuk kekuasaan.
Lokawisata Baturraden terletak 14km dari kota Purwokerto, atau 435 km dari Jakarta. Dari stasiun ambil angkot ke kiri ke jurusan Kebondalem, berhenti di perempatan Kebondalem (beritahu supir mau ke Baturraden). Lalu ambil angkot ke Baturraden Rp.5.000. Taksi Stasiun - Baturraden: Rp.25.000. Khusus ke Baturraden, taksi tidak memakai argo. Dari Terminal Bus Purwokerto bisa naik angkutan wisata warna hijau.
Jika menginap semalam atau dua di Baturraden atau Purwokerto makam pengunjung akan memiliki cukup waktu untuk pergi berkunjung ke semua tempat menarik yang ada di sekitaran Lokawisata Baturraden Banyumas sambil menghirup segarnya udara pegunungan yang dingin.
Air pegunungan yang sangat jernih, mengalir diantara bebatuan andesit yang berwarna abu-abu. Batu andesit raksasa banyak ditemui di tempat ini, yang menunjukkan kegiatan vulkanik berbahaya di masa lalu dari Gunung Slamet, salah satu yang paling aktif di Pulau Jawa.
Jika sudah berada di dalam Lokawisata Baturraden pengunjung wajib pula berkunjung ke Pancuran Telu yang diakses dari dalam kompleks lokawisata dengan berjalan kaki selama beberapa menit, lewat jalan setapak yang relatif mudah dan dekat. Di Pancuran Telu pejalan bisa berendam air panas yang mengandung belerang serta mendapat layanan pijat, serta bisa pula terus treking ke Pancuran Pitu, melewati Kolam Tando Ketenger warisan dari jaman kolonial Belanda.
Ada sebuah area sangat elok seluas 5.000 meter persegi di dalam kawasan Lokawisata Baturraden yang disebut sebagai Cascade Alam Baturraden. Terlihat sederetan air terjun berundak yang airnya berasal dari aliran Sungai Gumawang yang merambat melewati batuan gunung cantik dan tinggi, serta sebuah air mancur tunggal yang muncrat setinggi sekitar 35 meter.
Area Cascade Alam Baturraden yang meskipun telah diresmikan pada 30 Juli 2011 namun baru setelah lebih dari 4 tahun yang mengetahui dan melihatnya. Sungguh tak menduga bahwa setelah berkali-kali datang ke sana, baru kali itu saya melihat sesuatu penataan kawasan yang luar biasa indah. Perancang kawasan ini patut diacungi empat jempol! Rencanakan kunjungan ke Lokawisata Baturraden, Purwokerto, dalam perjalanan berikutnya.
Lokawisata Baturraden
Alamat : Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Telp 0281-681926. Lokasi GPS : -7.312646, 109.227166, Waze. Jam buka : 08.00 - 17.00. Harga tiket masuk (November 2022) : Rp25.000 untuk umum, Rp12.500 untuk anak, lansia, dan disabel. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Diubah: Desember 31, 2019.Label: Banyumas, Baturraden, Gunung, Jawa Tengah, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.