Akses ke Pancuran Telu harus lewat Lokawisata Baturraden. Sedangkan Pancuran Pitu ada tiga akses, yaitu lewat Pancuran Telu, menggunakan kendaraan pribadi melalui Hutan Wisata Baturaden, atau berjalan kaki melalui Desa Kalipagu melewati Kolam Tando PLTA Ketenger.
Untuk menuju ke sana pengunjung harus berjalan kaki sampai ke ujung area Lokawisata Baturaden, melewati Curug Gumawang yang sering dipakai atraksi loncat oleh anak-anak untuk berebut uang logam, dan kemudian menyusuri jalan setapak yang cukup baik dengan tebing gunung di sisi kiri dan lereng jurang di sisi kanan.
Sebuah tanda Selamat Datang di Pancuran 3 yang akan terlihat pengunjung ketika sudah cukup dekat dengan lokasi dimana Pancuran Telu Baturaden berada. Sebuah tengara yang dibuat dengan pertimbangan yang baik, karena seperti menyatu dengan alam di sekitarnya. Mereka yang membuatnya patut dipuji, selain karena selera seninya.
Pancuran Telu merupakan sumber air panas terdekat di dalam kompleks Baturraden, yang hanya berjarak sekitar 500 dari gerbang pintu masuk Lokawisata Baturraden. Sedangkan jarak ke Pancuran Pitu adalah sekitar 2,5 km jika menggunakan kendaraan bermotor, dengan melewati kawasan hutan produksi Perhutani, dan lalu menuruni undakan.
Meskipun di Lokawisata Baturraden sejak beberapa tahun terakhir sudah ada kamar rendam air panas, yang lokasinya berada di dekat kolam renang dengan luncuran, namun akan merupakan sebuah pengalaman tersendiri jika mandi air panasnya dilakukan di tempat dengan suasana yang lebih alami.
Seorang ibu dan anaknya yang masih kecil tampak tengah bergembira bermain-main di kolam rendam air panas terbuka yang berada di area Pancuran Telu Baturraden. Kesenangan dan kebahagiaan manusia seringkali ada pada hal-hal yang sangat sederhana. Ada beberapa keluarga lagi yang juga tengah berendam di kolam air panas ini.
Selain berendam bebas di kolam rendam terbuka, pengunjung juga bisa merasakan kehangatan air panas Gunung Slamet yang mengandung belerang lewat pancuran air yang ada di sana. Pancuran itu disekat dengan dalam bilik-bilik kecil. Disebut pancuran telu karena aslinya di tempat ini memang hanya ada tiga pancuran air panas.
Pada waktu terakhir saya berkunjung ke tempat ini, boleh dikatakan tempatnya masih sangat memerlukan sentuhan seorang ahli desain untuk menata bilik dan kolam rendamnya agar lebih berkelas dan nyaman. Jika melihat perkembangan Lokawisata Baturraden yang pesat, cepat atau lambat saya kira akan menyentuh ke perbaikan di lokasi wisata sekitarnya.
Ada air terjun kecil cantik yang mengalirkan air dingin di sekitar area Pancuran Telu Baturraden. Undakan yang ada di sebelah kiri air terjun kecil ini adalah merupakan jalan awal untuk treking menuju ke Pancuran Pitu Baturraden dengan berjalan kaki melewati kawasan hutan Perhutani. Treking ini panjangnya sekitar trekking 2,5 kilometer.
Meski belum pernah berjalan kaki menyusuri treking itu, namun saya kira jalur itu di suatu titik akan bertemu dengan jalan setapak yang pernah saya lewati ketika menuju ke Kolam Tando PLTA Ketenger. Entahlah jika ada treking lain yang belum saya ketahui.
Kandungan senyawa belerang yang berada di dalam Air Panas Pancuran Telu Baturaden ini dipercaya bisa memperhalus kulit dengan berendam di sana. Juga dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit kulit kambuhan seperti eksim, serta bisa meringankan penyakit rematik, jika saja cukup rajin secara berkala datang ke tempat ini.
Telapak tangan yang dipahat di atas batu hitam bisa ditemui di dekat lokasi Pancuran Telu Baturaden, yang konon merupakan tempat keramat Panembahan Tapak Angin, atau mBah Tapak Angin. Ada yang menyebut bahwa Panembahan Tapak Angin di Pancuran Telu Baturraden ini adalah salah satu penunggu dan penjaga gaib Gunung Slamet, namun ada pula yang menghubungkan tempat itu sebagai petilasan Syekh Maulana Maghribi atau Syekh Maulana Malik Ibrahim, penyebar agama Islam pertama di Tanah Jawa yang memiliki pengaruh sangat luas.
Syekh Maulana Maghribi dipercayai pertama kali tiba di Tanah Jawa di wilayah Gresik, Jawa Timur, dan kemudian membangun Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran. Konon ia sampai datang ke area di sekitar Pancuran Telu di Baturraden ini setelah beliau melihat ada pancaran cahaya dari langit yang jatuh di wilayah lereng Gunung Slamet ini.
Sebaiknya memang jangan lewatkan kesempatan untuk berkunjung untuk merasakan kehangatan air panasnya jika sudah sampai di Lokawisata Baturraden. Akses jalannya yang cukup mudah dan dekat saja serta bisa mendapatkan manfaat dengan berendam di air panasnya yang benar-benar terasa di kulit.
Akan lebih baik berkunjung ke Pancuran Telu di pagi hari supaya lebih bisa santai di sana. Namun jika hanya punya waktu lewat tengah hari, apalagi di musim hujan, baiknya membawa payung agar tak kuyup terkena air hujan yang biasanya turun cukup deras di sore hari.
Pancuran Telu Baturaden
Alamat : Lokawisata Baturraden, Baturraden, Banyumas. Lokasi GPS : -7.3102036, 109.2269942, Waze. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Air terjun kecil air dingin namun cantik di sekitar area Pancuran Telu Baturaden. Undakan di sebelah kiri air terjun kecil ini adalah jalan awal untuk menuju ke Pancuran Pitu Baturraden dengan berjalan kaki melewati trek jalan setapak.
Sebuah telapak tangan yang dipahat di atas batu hitam bisa ditemui di dekat lokasi Pancuran Telu Baturaden, yang konon merupakan tempat keramat Panembahan Tapak Angin, atau mBah Tapak Angin.
Ada yang menyebut bahwa Panembahan Tapak Angin adalah salah satu penunggu dan penjaga gaib Gunung Slamet, namun ada pula yang menghubungkannya sebagai petilasan Syekh Maulana Maghribi atau Syekh Maulana Malik Ibrahim, penyebar agama Islam pertama di Tanah Jawa yang memiliki pengaruh sangat luas.
Air terjun kecil ini memiliki air dingin yang jernih, dan bisa digunakan sebagai tempat bilas setelah berendam air panas. Meskipun jika ingin mendapatkan manfaat maksimal air panas pancuran telu, anda tidak perlu bilas setelah berendam sampai mandi di rumah atau di hotel nanti.
Jasa pijat juga tersedia di pancuran telu, biasanya pemijatnya adalah laki-laki, dan mengklaim sebagai pijat kesehatan. Namun jasa pijat ini tampaknya hanya ada di akhir pekan.
Jika ingin merasakan air dingin pegunungan Slamet yang jernih dengan cara aman adalah berendam di kolam rendam air dingin Pancuran Telu Baturraden ini.
Sekeluarga kecil bisa berendam di kolam rendam air panas Pancuran Telu Baturraden ini, meskipun jika akhir pekan bisa menjadi sangat padat. Begitupun akan sangat menyenangkan berbagi tempat dan waktu bersama orang lain di tempat ini.
Tengara yang berbunyi “Alternatif ke Pancuran 7” dengan treking jalan melewati Kolam Tando Ketenger yang memiliki pemandangan indah di sepanjang perjalanan.
Tulisan pada dinding batu di sebelah kanan pintu yang berbunyi “Petilasan mbah Tapa Angin”. Mungkin hanya pada malam hari ada orang bertapa di sini, itu pun jika memang ada yang datang karena memiliki niat tertentu agar terkabul keinginannya itu.
Pandangan dekat pada kekuk tapak tangan pada batu gunung yang diletakkan di bagian atas lubang pintu masuk. Tak jelas siapa yang membuatnya dan kapan batu dengan lekuk tapak tangan itu diletakkan di sana.
Sudut pandang menyudut pada bagian atas pintu masuk yang tersusun dari tumpukan batuan gunung yang direkat dengan semen. Curah hujan yang tinggi di pinggang Gunung Slamet membuat area di sekitar Pancuran Telu ini cukup lembab.
Pandangan utuh dari arah samping pada pintu masuk ke petilasan mbah Tapa Angin. Keberadaan petilasan jadi semacam trend di kawasan wisata seperti ini, karena mungkin pada jaman dahulu pun tempat ini sudah terkenal dan menjadi tujuan kunjungan dari banyak orang, termasuk mereka yang hendak menyepi di sini.
Diubah: Desember 19, 2024.
Label: Air Panas, Banyumas, Baturraden, Jawa Tengah, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.