Kami menyusur jalan ke arah kiri, melewati serombongan orang yang baru turun dari kapal dengan perlengkapan selam, dan berhenti agak ke ujung. Panjang pantai ini sekitar 1,5 km, sehingga dari ujung yang satu hanya samar-samar bisa melihat ke sisi ujung lainnya.
Pantai Burung Mandi Belitung Timur manghadap langsung ke arah Laut Jawa, tanpa adanya pulau pelindung di lepas pantainya. Sehingga pada musim tertentu ombak dan angin yang bertiup ke arah pantai cukup besar dan membuatnya air lautnya cukup berbahaya untuk berenang atau berlayar di tempat ini.
Pandangan pada ujung sebelah kiri dengan pasir halus berwarna coklat keputihan di pinggiran Pantai Burung Mandi yang terus menerus disapa riak gelombang laut yang tidak begitu besar, namun cukup untuk menciptakan suara ritmis yang terus menerus.
Rata-rata perahu nelayan di Pantai Burung Mandi Belitung Timur adalah berupa perahu cadik, yaitu perahu yang memiliki 'tangan' di kanan kiri perahu sebagai penyeimbang agar tak mudah terjungkal saat diterjang ombak yang cukup besar. Oleh penduduk setempat perahu cadik ini disebut sebagai perahu kater.
Adanya sebuah pulau kecil yang terletak tidak seberapa jauh dari Pantai Burung Mandi Belitung Timur memberi warna tersendiri bagi pantai ini. Jika dilihat menggunakan citra satelit, di dekat perairan pantai ada lebih dari sepuluh pulau kecil dengan jarak terjauh sekitar 75 km. Pada hari libur mungkin cukup banyak pejalan yang menyewa perahu untuk menikmati panorama pantai dari arah laut, dan bisa melihat Gunung Burung Mandi.
Pemandangan ke sisi sebelah kanan Pantai Burung Mandi Belitung Timur terlihat lebih elok dan segar, dengan garis pantai terlihat melengkung dan sangat lebar. Pada ujung pantai terlihat banyak perahu-perahu nelayan yang ditambat di tepian laut, atau bertengger di atas pasir. Ombak Pantai Burung Mandi Belitung Timur yang bergulung-gulung, menandakan bahwa hembusan angin di tepian pantai juga cukup besar.
Berpindah ke bagian kanan Pantai Burung Mandi Belitung Timur terlihat lebih banyak perahu nelayan yang tengah melaut, dan lebih ramai pula suasananya di sini, dengan adanya beberapa buah warung yang menawarkan minuman dan makanan kepada pejalan.
Adanya perahu-perahu nelayan di tepi Pantai Burung Mandi Belitung Timur memang menjadi pemandangan yang cukup menghibur. Pohon cemara laut di tepian Pantai Burung Mandi Belitung Timur juga memberi suasana yang nyaman dan keteduhan bagi pengunjung, selain juga beberapa jenis pohon lainnya yang daunnya sangat rimbun.
Ada cukup banyak perahu cadik atau perahu kater yang ada di Pantai Burung Mandi, sebagian di daratan, sebagian lagi terlihat mengambang di dekat bibir pantai. Jika saja punya waktu akan menyenangkan untuk menyewa perahu dan menyeberang ke pulau yang terlihat di ujung sana. Tak jelas apakah ada menara mercu suar di pulau itu.
Tonggak-tonggak kayu tampak menyembul di dekat tepian pantai. Tak begitu jelas apa makna dan tujuannya. Apakah digunakan sebagai tengara lokasi, atau untuk menambatkan perahu, namun lebih mungkin yang pertama. Meski gelombang airnya tak tinggi namun masih cukup kuat ketika sampai di pantai.
Di ujung Pantai Burung Mandi terlihat ada banyak perahu-perahu nelayan yang ditambat tidak jauh dari tepian laut, atau bertengger di atas pasir agar tak terbawa gelombang laut.
Tanjung dan pulau kecil yang tak jauh lokasinya dari tepian Pantai Burung Mandi membantu memberi suasana dan panorama yang berbeda. Mungkin juga membantu membuat ombak di pantai ini tidak terlalu besar, dibanding jika tidak ada keduanya.
Pandangan lebih dekat pada ujung tanjung dan pulau yang ada di dekatnya. Warna air laut di pantai ini terlihat kelam yang sepertinya menjadi petunjuk kedalaman airnya, dan itu pula yang membuat saya tak melihat ada orang berenang atau bermain air di sana, meski saya tak ingat apakah melihat ada larangan untuk itu.
Gulungan ombak terlihat masih cukup besar meski sudah mendekati bibir pantai, dan itu pula yang memoles pasir di Pantai Burung Mandi hingga berbentuk halus dan rata. Tak jelas di bagian mana ada burung yang mandi di pantai ini, oleh sebab nama itu mestinya punya kaitan dengan apa yang orang lihat di sana.
Sebuah perahu cadik diparkir di atas pasir Pantai Burung Mandi beralas kayu yang diletakkan melintang. Perahu jenis ini digunakan oleh nelayan untuk memberi keseimbangan pada perahu yang lebih baik, terutama ketika berada di area dimana air laut bergelombang cukup dinamis.
Pohon cemara di latar depan selain memberi keteduhan dan perlindungan terhadap sinar matahari sore, juga bisa memperindah suasana dan pemandangan di sekitar pantai. Pohon ini juga bisa mengurangi besarnya terpaan angin yang sampai ke daratan.
Pandangan lebih dekat pada pulau dan sejumlah perahu yang saat itu sedang parkir di sekitar Pantai Burung Mandi.
Deretan perahu dengan warna dominan biru, biru laut dan merah memberi pemandangan tersendiri bagi pantai ini. Jika pun menggunakan mesin motor, mesin-mesin itu biasanya dipanggul dan dibawa ke rumah ketimbang ditinggalkan di perahu karena alasan keamanan.
Pandangan lebih dejat pada perahu-perahu kater di tepian Pantai Burung Mandi. Tak ada satu pun dari perahu-perahu itu yang diberi tiang untuk mengerek layar. Di perahu seperti ini, mungkin dayung memang lebih tepat sebagai cadangan bagi mesin motor.
Foto ini memperlihatkan adanya beberapa area di laut antara pantai dan pulau di ujung sana dimana terdapat serakan batuan yang mencuat dari dalam air laut. Batuan itu tampaknya akan lebih jelas terlihat ketika air laut tengah surut.
Pandangan lebih dekat dengan serak batuan yang mencuat dari permukaan air laut itu dengan beberapa buah perahu di sekelilingnya. Patok kayu yang mencuat itu sepertinya memang juga digunakan sebagai tempat untuk menambatkan tali perahu yang ukurannya kecil.
Panorama lainnya yang saya ambil di Pantai Burung Mandi. Citra satelit memperlihatkan bahwa di dekat perairan pantai ada lebih dari sepuluh pulau kecil dengan jarak terjauh sekitar 75 km. Pada hari libur mungkin cukup banyak pejalan yang menyewa perahu untuk menikmati pantai dari arah laut, dan bisa melihat Gunung Burung Mandi.
Pantai Burung Mandi Belitung Timur manghadap langsung ke Laut Jawa, tanpa adanya pulau pelindung di lepas pantainya terkecuali di sisi sebelah kanan pantai, yang belum cukup untuk lebih menjinakkan gelombang air laut dan tiupan angin.
Perahu kater masih menjadi pilihan nelayan untuk mencari ikan di laut karena biaya operasionalnya yang relatif ringan dibandingkan kapal motor. Dengan perahu kater dibutuhkan hanya sekitar 6 liter bahan bakar sekali melaut. Nelayan biasanya melaut sejak dinihari dan kembali pada siang harinya.
Salah satu pembuat perahu kater yang terkenal ternyata dari Pulau Bawean, Gresik, yang kabarnya bisa bertahan hingga puluhan tahun karena dibuat dengan menggunakan kayu berserat yang tidak mudah rusak terkena air laut dan bobotnya pun ringan.
Berbeda dengan Pantai Tanjung Tinggi yang memiliki batu-batu granit raksasa, di tepian Pantai Burung Mandi ini sama sekali tidak terlihat ada satu pun batu besar. Sepanjang tepian pantai hanyalah pasir coklat keputihan yang halus.
Pantai Burung Mandi Belitung Timur
Alamat : Desa Burung Mandi, Kecamatan Damar, Belitung Timur. Lokasi GPS : -2.74242, 108.25079, Waze. Tempat Wisata di Belitung Timur, Peta Wisata Belitung, Hotel di Belitung Timur, Hotel di Belitung.Diubah: Desember 09, 2024.Label: Bangka Belitung, Belitung Timur, Pantai, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.