Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Mbok Giyem: Soto Seger Langganan di Solo

Setelah kemarin hanya melihatnya dari seberang jalan ketika lewat berkendara di depannya, hari itu kami sarapan pagi di Soto Seger Mbok Giyem Solo yang lokasinya berada di Jl Bhayangkara, wilayah Tipes. Halaman parkirnya dipadati dengan deretan sepeda motor, sedangkan mobil berderet parkir di tepian jalan, di kedua sisi.

Loji Gandrung: Rumah Dinas Walikota Solo

Loji Gandrung Solo saya ketahui lantaran sosok Jokowi. Bukan secara pribadi, karena kami tak pernah bertemu, namun dari berita dan rekaman video ketika ia menjabat Walikota Solo dan diwawancarai oleh penyiar TV di tempat kediaman resmi walikota ini. Nama itu unik, mudah diingat, dan karenanya bisa melekat lama.

Tugu Lilin: Cara Solo Memperingati Kebangkitan Nasional

Tugu Lilin Penumping Solo adalah satu dari sedikit tempat yang saya kunjungi dengan GPS. Alat yang agak jarang saya pakai. Pengalaman sebelumnya, lantaran pemetaan jalan pada Google Map yang belum sempurna membuat saya beberapa kali salah ambil rute. Itu merepotkan, dan tentu juga menurunkan kepercayaan saya.

Bunker Laweyan Solo: Penyimpanan Harta Masa Lalu

Informasi tentang adanya Bunker Laweyan Solo saya peroleh ketika melihat dan mempelajari dari dekat papan denah Kampung Batik Laweyan yang dipasang di dekat parkir kendaraan saat hendak berkunjung ke Masjid Laweyan dan Makam Kyai Ageng Henis . Beberapa tempat yang tak ada dalam catatan kunjung juga ada pada papan nama yang sangat membantu itu.

Masjid Laweyan: Pura Ki Ageng Pengging Sepuh?

Meskipun tujuan semula adalah berkunjung ke Masjid Laweyan Solo , namun ketertarikan pada Makam Kyai Ageng Henis yang berada di sebelahnya membuat masjid ini saya kunjungi belakangan. Lagi pula sejarah Masjid Laweyan sangat erat dengan tokoh Kyai Ageng Henis. Selain itu, umumnya tak ada batasan waktu untuk datang ke masjid.

Makam Kyai Ageng Henis: Putera Sang Penangkap Petir

Sebuah kejutan ketika "menemukan" Makam Kyai Ageng Henis Laweyan , tepat di sebelah Masjid Laweyan, masjid kuno yang tengah saya cari. Menyenangkan, itu karena nama Kyai Ageng Henis atau Ki Ageng Henis terdengar tak asing di telinga, meski di ingatan agak samar dan baru segar setelah bertemu kuncen dan menulisnya.

Jannatul Firdaus: Masjid Elok di Laweyan

Tak ada rencana untuk berkunjung ke Masjid Jannatul Firdaus Laweyan di Solo ini, namun Pak Jum menghentikan mobil di depan masjid dan berkata bahwa inilah satu-satunya Masjid Laweyan yang ia tahu. Pernyataan yang meragukan, apalagi setelah melihat bentuk luar masjid yang tak terlihat tanda ketuaannya.

Warung Degan Ijo Solo

Makan siang hari itu berjodoh di Warung Degan Ijo Solo yang berada di Jl Samanhudi, Kota Solo. Itu lantaran ekor mata sempat menangkap papan namanya saat perut lapar, dan beberapa detik kemudian saya meminta Pak Jum untuk memutar balik. Sebagai penggemar kelapa muda, nama degan itu yang menarik minat saya.

Masjid Al Wustho Mangkunegaran: Pertengahan Kasunanan dan Kepatihan

Letak Masjid Al Wustho Mangkunegaran Solo hanya sekitar 60 meter dari pertigaan jalan samping ke Puro Mangkunenaran, istana kuno yang saya kunjungi beberapa saat sebelumnya, namun terpaksa balik badan lantaran tutup pada hari libur nasional itu. Sebuah informasi penting yang tak saya ketahui sebelumnya.

Gereja Katolik St Antonius Purbayan: Tertua di Solo

Kali pertama berkunjung ke Gereja Katolik St Antonius Purbayan Solo saya gagal masuk, lantaran tengah diselenggarakan misa yang berakhir masih memakan waktu yang lama. Menunggu berarti membuang-buang waktu. Mampir yang kedua kali masih gagal juga. Kali itu lantaran pastor baru saja pergi, begitu kata petugas satpam.

Museum Macan

Adalah karena kebetulan melihat tayangan di stasiun televisi tentang Museum Macan Jakarta Barat , singkatan Modern and Contemporary Art in Nusantara, sehingga saya tahu keberadaan museum yang sepertinya sedang ramai di instagram dan sosmed anak muda ini. Bahwa mereka menyukai museum seni rupa kontemporer dan modern adalah suatu hal yang menggembirakan, namun rupanya itu berkat gula-gula manis yang membuat mereka datang menyemut ke sana.

Museum Seni Rupa dan Keramik

Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta adalah salah satu dari sedikit museum di kota Jakarta yang masih belum sempat saya kunjungi sampai saat itu. Lokasinya sebenarnya berada sangat dekat dengan Museum Fatahillah yang telah saya kunjungi beberapa bulan sebelumnya.

Gereja Sion

Gereja Sion Jakarta merupakan sebuah bangunan kuno antik peninggalan dari jaman kolonial Belanda yang lokasinya berada di Jl Pangeran Jayakarta No. 1, Jakarta Barat. Jika dari Stasiun Kereta Api Kota (Beos) maka jaraknya hanya sekitar 200 meter, dengan bagian sisi Utara menghadap ke arah Jalan Mangga Dua Raya. Halaman parkir Gereja Sion Jakarta ada di sisi Utara, dimana terdapat genta.

Kelenteng Jin De Yuan

Kelenteng Jin De Yuan Jakarta merupakan salah satu kelenteng tertua di Jakarta, didirikan pertama kali pada 1650 oleh Letnan keturunan Tionghoa bernama Kwee Hoen. Kelenteng Jin De Yuan berada di Jl. Kemenangan III No. 13 (Petak 9) Glodok, dan karena kelenteng Tri Dharma maka ia memiliki altar untuk penganut Tao, Confucius dan Budha.

Gedung Arsip Nasional

Gedung Arsip Nasional Jakarta di Jl Gajah Mada Jakarta saya kunjungi setelah beberapa hari sebelumnya sempat mencari lokasinya dari dalam Bus TransJakarta ketika dalam perjalanan menuju ke Taman Fatahillah . Meskipun selintas, gedung tua elok itu terlihat dan memudahkan saya ketika berkunjung ke sana ditemani oleh Pak Dayat.

Gedung Candra Naya

Gedung Candra Naya Jakarta adalah Cagar Budaya yang sudah lama saya cari dan ingin kunjungi, salah satunya karena namanya yang terdengar merdu. Sempat mengira lokasinya berada di Jl Hayam Wuruk, sehingga beberapa bulan lalu saya lambatkan laju mobil di jalan itu arah ke Harmoni, sembari mata berputar mencari-cari.

Taman Fatahillah

Sudah cukup sering ke Taman Fatahillah Jakarta , baik menggunakan kendaraan pribadi maupun naik KRL dan Bus TransJakarta. Juara pertamanya adalah naik KRL di jam yang tak begitu sibuk karena nyaman, cepat, dan ongkosnya murah. Kali ini kami menumpang Metromini dan turun di Halte Tugas di mulut Kawasan Industri Pulogadung (sekarang ada bus TJ dari Pulo Gebang ke Pulo Gadung). Setelah naik Bus TransJakarta Pulogadung - Dukuh Atas kami turun di Halte Dukuh Atas untuk transit ke Bus TransJakarta jurusan Blok M - Kota.

Kelenteng Fat Cu Kung Bio

Kunjungan ke Kelenteng Fat Cu Kung Bio di daerah Glodok Jakarta Barat ini terjadi ketika tengah berlangsung perayaan She Jit (Ulang Tahun) Dewa Fat Cu Kung dengan melaksanakan Acara Kirab Gotong Toa Pekong mengelilingi kawasan Pecinan di Jakarta Barat, pada Minggu 18 Oktober 2009. Sudah lama memang, namun baru sekarang saya menulis catatannya.

Ereveld Ancol

Di sebuah Sabtu jelang Imlek beberapa bulan yang lalu, bersama dengan Olive Bendon, pagi-pagi saya berkunjung ke Ereveld Ancol Jakarta , kompleks kubur tertata rapi di dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, tepat di bibir Laut Jawa. Sebagai 'ahli kubur', Olive yang mengatur perijinan untuk kunjungan ini.

Wahana Ice Age Dunia Fantasi

Setelah sempat meninggalkan lokasi Wahana Ice Age Dunia Fantasi Ancol lantaran gentar melihat antrian mahapanjangnya, akhirnya kami berjalan balik menuju buntut antrian, yang malahan lebih panjang dari ketika kami pertama kali datang. Begitulah, karena makin ditunda bisa-bisa semakin menaga lagi panjangnya.

Kapal Kontiki Ice Age Dufan

Kapal Kontiki Ice Age Dufan merupakan sebuah wahana menarik yang bisa membuat pengunjung memacu jantungnya sedikit lebih kencang, dibarengi teriakan kaget bercampur gembira. Pengunjung yang selesai naik perahu di Wahana Ice Age tentu akan melewati wahana ini setelah meninggalkan area sekitar dermaga kanal arus.

Hello Kitty Adventure Dufan

Adalah karena sebuah kebetulan bahwa Hello Kitty Adventure di Dufan Ancol kami kunjungi oleh sebab keberadaannya tak pernah kami ketahui sebelumnya. Ketika hendak mencari makanan untuk mengisi perut, setelah keluar dari Wahana Ice Age dan melihat Kapal Kontiki , mata tertumbuk pada grafis Hello Kitty yang sangat akrab di mata.

Pelabuhan Sunda Kelapa

Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta adalah tempat di mana anda bisa menemukan kapal-kapal tradisional Bugis Makassar berukuran besar, yang dikenal luas sebagai pinisi, yang tengah bersandar, menurunkan dan menaikkan muatan, dengan memakai peralatan paling murah yang telah berusia ribuan tahun, punggung manusia.

Masjid Al Alam Marunda

Masjid Al Alam Marunda , yang sebelumnya dikenal dengan nama Masjid Aulia Marunda, merupakan salah satu masjid tertua di wilayah Jakarta. Masjid bersejarah ini konon dibangun pertama kali oleh Fatahillah dan pasukannya pada 1527 setelah mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa.

Museum Bahari

Museum Bahari Jakarta menempati gedung tua sangat luas di Jakarta Barat, menyimpan koleksi berbagai benda laut dan kemaritiman. Museum Bahari letaknya di Jl. Pasar Ikan No.1, beberapa puluh langkah sebelum TPI Pasar Ikan. Pengunjung bisa memarkir kendaraannya di pinggir jalan, atau di area parkir Menara Syahbandar beberapa meter sebelum museum.

Pura Agung Tirta Bhuana

Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi berada di Jl. Jatiluhur I, Jaka Sampurna, Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat. Pura ini memiliki dua pintu masuk, dengan pintu masuk yang satu lagi menghadap jalan yang sejajar Kalimalang arah ke Bekasi, tidak jauh dari lokasi Sekolah Global Prestasi.

Upside Down World Alam Sutera

Tempat mejeng foto terbolak-balik bernama Upside Down World Alam Sutera di Tangerang Selatan kami kunjungi beberapa waktu lalu, untuk melampiaskan rasa penasaran saja lantaran sebelumnya sudah pernah mengunjungi Upside Down World yang ada di Kota Bandung. Rasa penasaran terkadang membunuh, setidaknya mampu menipiskan isi dompet dan membuang waktu yang berharga. Namun meletuptuntaskan rasa penasaran juga bisa menenangkan pikir, setelah terlampias. Begitulah tabiat manusia.

Kereta Api Argo Parahyangan

Setelah cukup lama saya tidak naik kereta api dari Bandung - Jakarta atau sebaliknya, beberapa waktu lalu kami punya kesempatan untuk kembali menggunakan jasa Kereta Api Argo Parahyangan Bandung - Jakarta pulang pergi untuk suatu urusan di sebuah tempat. Dengan semakin macetnya jalan tol, kereta api menjadi lebih menarik.

Dago Tea House

Dago Tea House Bandung , yang juga dikenal sebagai Dago Thee Huis pada jaman penjajahan Belanda, adalah sebuah tempat nyaman yang terletak di daerah perbukitan di Bandung utara, dimana suhu udara jauh lebih sejuk dan pemandangannya lebih hijau dibanding bagian kota yang lain.

Jalan Cihampelas Bandung

Jalan Cihampelas Bandung adalah salah satu tempat belanja pakaian dan segala macam aksesori yang paling pertama dan paling populer di kota kembang ini. terkenal dengan yang merk tiruan dan lokal dengan harga murah, mulai dari t-shirts, topi, jaket, jean, dompet, pakaian anak, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Phil Perry di JakJazz

Ini adalah kali pertama saya melihat penampilan langsung Phil Perry, pada sebuah pertunjukan yang sangat mengesankan dan menghibur di the Jakarta International Jazz Festival 2006. Saat itu perhelatannya diselengarakan di kompleks Senayan, pada Sabtu 25 November, 2006.