Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani lokasinya berada di rumah pojok Jl Lembang 58 dan Jl Laruharhari 65, Menteng, Jakarta Pusat. Sebelum kunjungan ini saya pernah mencoba mampir, namun karena sepi dan tidak terlihat ada petugas, saya pun batal untuk masuk.

Museum MH Thamrin

Museum MH Thamrin Jakarta merupakan salah satu museum di Jakarta yang letaknya masuk ke sebuah jalanan kecil, tepatnya berada di Gang Kenari II. Oleh sebab itulah meskipun terbilang sering melewati Jl. Kramat Raya, sangat lama saya tidak tahu menahu akan keberadaan museum ini.

Museum Nasional Indonesia

Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah, karena di halaman ada patung gajahnya, merupakan salah satu museum paling besar dengan koleksi terbanyak yang ada di tanah air. Museum ini ada di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, dengan tempat parkir luas di bagian bawah gedung.

Monumen Soekarno – Hatta

Monumen Soekarno-Hatta terletak di Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta , beberapa puluh meter sebelum sampai di pertigaan Megaria. Meskipun sering melewati jalan itu, hampir setiap hari selama beberapa tahun saat masih bekerja di daerah Cikini, namun jauh setelah itu saya sempat menghentikan mobil dan parkir di pinggir jalan di depan monumen yang bersejarah ini.

Lenggang Jakarta

Pada sebuah kesempatan kami sempat mampir di Lenggang Jakarta yang merupakan area kuliner, belanja aneka rupa, dan taman budaya di pinggiran Monumen Nasional atau Monas, berdekatan dengan lapangan parkir IRTI. Jika lewat jalan tembus dari area parkir ke kawasan utama Monas, boleh jadi kunjungan itu tak pernah terjadi.

Tugu Monumen Nasional

Kunjungan ke Tugu Monumen Nasional Jakarta sudah cukup sering. Secara umum kondisi Tugu Monas tak berubah, tetap menjulang tinggi dengan bongkah nyala api berlapis emas di puncaknya. Hanya saja Taman Medan Merdeka yang mengelilingi tugu tampak menjadi jauh lebih cantik, anggun, dan menyenangkan untuk mengayun langkah kaki.

Cafe Tiga Tjeret Solo: Meja Mesin Jahit

Cafe Tiga Tjeret Solo menjadi pilihan untuk tempat makan pada malam pertama saya berada di kota budaya Jawa ini. Niat sebenarnya adalah melihat Pasar Malam Ngarsopuro dan makan sesuatu di sana, jika ada yang dirasa cocok seleranya. Namun ternyata pasar malam itu hanya diselenggarakan setiap Sabtu malam, dan hari itu Rabu.

Soto Ayam Gading 2 Solo: Tempe Goreng Terbaik

Memulai pagi di hari itu adalah dengan sarapan di Rumah Makan Soto Ayam Gading 2 pilihan Pak Jum yang menemani berkeliling selama saya berada di kota Solo. Saya sengaja hanya menginap di Amarelo tanpa sarapan, selain lebih murah juga agar setiap pagi bisa merasakan kuliner khas Kota Solo di tempat yang berbeda-beda.

Pulau Kayu Angin Bira Kepulauan Seribu

Pulau Kayu Angin Bira di dalam wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta, berjarak 15 menit dari Pulau Harapan. Sebenarnya main-main di pulau ini tidak terjadwal. Tetapi karena masih cukup banyak waktu kosong setelah makan siang, jadinya mas Bambang, guide kita dari Pulau Harapan membawa kita keliling Kepulauan Seribu.

Benteng Vastenburg: Pengingat Sejarah Solo

Benteng Vastenburg Solo kami kunjungi setelah gagal masuk ke Balaikota dan Gereja Katolik St Antonius di lokasi berdekatan. Yang disebut pertama karena di hari libur itu pagar depannya tertutup rapat, dan yang disebut terakhir karena saat itu berlangsung kebaktian dan halaman gereja dipenuhi oleh mobil pengunjung.

Kelenteng Tien Kok Sie: Setua Keraton Solo

Lokasi Kelenteng Tien Kok Sie Solo dekat dengan Pasar Gede, sehingga jalanan di depan kelenteng cukup sibuk, dan halamannya sesak lantaran jadi tempat parkir kendaraan. Parkir selalu menjadi masalah di semua kota, bukan karena lahan parkir kurang, namun karena sistem transportasi massal yang belum memadai.

Masjid Agung Keraton Surakarta: Sejak Paku Buwono III

Masjid Agung Keraton Surakarta Hadiningrat kami kunjungi setelah sempat mampir beberapa jenak di halaman Pagelaran Sasana Sumewa, bagian paling utara dari Keraton Surakarta. Bagian itu berhadapan langsung dengan Alun-alun Lor Keraton Solo yang sangat luas. Jika saja alun-alun itu dirawat baik, tentu akan mengesankan.

Ranu Pane: Danau Elok di Kaki Semeru

Ranu Pane Lumajang di Kaki Gunung Semeru adalah tempat yang kami singgahi beberapa waktu lalu. Libur lebaran tahun ini cukup panjang karena dibarengi dengan libur hari Raya Kemerdekaan, jadi sempat agak bingung mau kemana. Mau keluar Jawa harga tiket pesawat sudah melambung, mau naik kapal laut waktunya sedikit tanggung.

Rubiah: Pulau Nan Jelita di Iboih Sabang

Setelah puas berkunjung ke Titik Nol Kilometer di Desa Iboih, Kota Sabang, kami meluncur menuju Pantai Iboih untuk menikmati suasana sore disana sambil mempersiapkan logistik untuk dibawa berpiknik besok ke Pulau Rubiah . Di Iboih kami bermalam di bungalow tak bernama yang menghadap langsung ke Pulau Rubiah.

Freddie's Santai Sumur Tiga Sabang

Pernah tinggal di penginapan tapi serasa tinggal di rumah sendiri? Kami pernah, yaitu di Freddies Santai Sumur Tiga di Jl. Bahagia, Pulau Weh, Sabang. Dari pelabuhan Balohan ke tempat ini hanya 10-15 menit berkendara. Bisa naik angkot dengan tarif Rp. 5.000 atau taksi yang tarifnya antara Rp.20.000 - Rp.25.000.

Tugu Kilometer Nol Indonesia: Berawal di Sabang

“Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia...”. Sepenggal lagu ini adalah lagu kesukaan saya, dan tidak pernah bermimpi bahwa saya akan melakukan perjalanan melihat sendiri pulau berjajar sambung menyambung menjadi satu kesatuan, dari ujung Barat sampai Timur.

C TwoSix: Jazz Gunung Bromo

Penampilan C TwoSix di Jazz Gunung Bromo kami saksikan di sebuah akhir pada perhelatan musik langsung Jazz Gunung yang pertama, tahun 2009. Konsernya diselenggarakan di Java Banana Bromo, yang menyebut diri sebagai penginapan tropis dengan panorama terbaik ke Pegunungan Tengger. Lokasi hotelnya berada di Desa

Shakatak: Legenda Night Birds

Saya mengenal Shakatak sudah lama, sejak masih kuliah di awal tahun 1980-an. Mereka mudah diingat karena dua hal, musiknya yang manis namun dinamis, dan nama mereka yang unik, mengingatkan pada katak, binatang yang hidup di dua dunia itu.

Air Terjun Jedor: Lereng Utara Slamet

Air Terjun Jedor Guci adalah sebuah air terjun berukuran sedang dan cukup tinggi dengan akses masuk relatif mudah dan jaraknya tak seberapa jauh dari tepian jalan dimana kendaraan diparkir. Air terjun ini berada di dalam kawasan Wana Wisata Guci di lereng Gunung Slamet sisi sebelah utara.

Wana Wisata Guci: Mutiara Sisi Utara Gunung Slamet

Akhirnya sampai juga kami di Wana Wisata Guci Bumijawa Tegal yang lokasinya berada di lereng utara Gunung Slamet, Jawa Tengah. Bumijawa dalah sebuah kota kecamatan, dan Tegal adalah nama kota dan kabupaten yang terkenal dengan dialek bahasa Jawa medoknya yang khas, dan para perantaunya yang sukses membuka lapak warung Tegal.

Museum Istiqomah: Jejak Peninggalan Ngabehi Buding

Ketika tiba di Museum Istiqomah Buding Belitung Timur , atau Museum Buding, di pinggir jalan yang melintasi Desa Buding, Kecamatan Kelapakampit, ternyata pintu museum terkunci. Tidak terlihat ada orang. Sepi. Tidak pula ada orang lewat, sehingga saya mengetuk pintu rumah yang ada di seberang jalan.

Danau Mempayak: Jejak Penambangan Timah

Kami sempat mampir sejenak di tepian Danau Mempayak Belitung Timur dalam perjalanan menuju ke daerah Manggar setelah sebelumnya mengunjungi Makam Raja Buding . Tidak memerlukan usaha ekstra untuk berkunjung ke danau ini, karena letak Danau Mempayak berada persis di pinggir jalan yang memang kami lewati.

Kelenteng Damar: Sulaman Delapan Dewa

Kelenteng Damar Belitung Timur , itulah nama sementara yang terpaksa saya berikan kepada sebuah kelenteng yang saya temui tidak lama setelah meninggalkan area perhentian di tepian Danau Mempayak . Lokasi kelenteng itu  berjarak sekitar 1,5 km dari danau arah ke Tenggara. Bangunannya kecil saja, namun saya tetap ingin mampir.

Vihara Dewi Kwan Im: Mistis Sebuah Patung

Nama Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur di Desa Burung Mandi rupanya sudah tersohor sejak lama, sehingga entah dari mana asal mulanya saya tahu tentang vihara ini, sehingga menjadi salah satu target dalam kunjungan saya. Vihara ini merupakan salah satu tempat ibadah warga Tionghoa yang paling tua di Belitung Timur.

Vihara Sun Go Kong: Pemilik Ruyi Jingu Bang

Vihara Sun Go Kong mungkin di Kecamatan Damar, karena letaknya sekitar 2 km dari Pantai Burung Mandi, arah ke Selatan menuju Manggar. Vihara ini juga sempat terlewati, karena memang tidak ada dalam rencana, dan hanya kebetulan saja sudut mata saya bisa menangkap gapuranya yang berada tidak jauh dari jalan besar.

Pantai Burung Mandi: Kisah Perahu Kater

Letak Pantai Burung Mandi Belitung Timur hanya sekitar 800 m dari Vihara Dewi Kwan Im yang sebelumnya saya kunjungi, arah ke Timur. Jalanan mulus untuk sampai ke pinggir Pantai Burung Mandi. Di pinggir pantai, jalan kemudian bercabang ke arah kiri dan kanan memanjang sepanjang pinggiran Pantai Burung Mandi.

Rumah Dinas Bupati Belitung Timur: Rumah Tuan Kongsi

Hari sudah mendekati senja dan cahaya matahari sudah mulai meredup ketika kami tiba di jalan aspal yang sempit namun cukup mulus di depan Rumah Dinas Bupati Belitung Timur . Ini adalah sebuah rumah peninggalan jaman kolonial Belanda yang lokasinya berada di kawasan Bukit Samak, Manggar, Belitung Timur. Lokasi strategis.

Makam Raja Balok: Potongan Kisah Kerajaan Badau

Adalah Bang Junai yang membawa saya ke Makam Raja Balok Belitung Timur yang lokasinya berada di tengah kawasan hutan Desa Balok, Kecamatan Dendang. Rupanya ia bisa membaca minat saya terhadap benda cagar budaya serta peninggalan bersejarah, dan kebetulan pula dia pernah berkunjung ke Makam Raja Balok ini.

Makam Syekh Abdul Jabar: Penyebar Islam Pertama di Belitung Timur

Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin Belitung Timur saya kunjungi dengan berjalan kaki dari Makam Raja Balok ditemani Kik Sakri. Jarak kedua makam itu memang hanya sekitar 100 m saja. Makam ini ditempuh dengan melalui jalan lebar dilapis rumput hijau yang membuat sejuk di mata dan nyaman di kaki yang menapakinya.

Dermaga Pelabuhan Rakyat Dendang: Saat Laut Surut

Sebuah tengara di tepi jalan yang kami lalui menandai arah ke Pelabuhan Rakyat Dendang Belitung Timur , dan menarik perhatian saya ketika melintasinya. Rasa ingin tahu telah menggerakkan mulut saya untuk meminta Bang Junai berputar balik, dan mengarahkan kendaraan menuju pelabuhan, meskipun itu tidak dalam rencana perjalanan.

Replika SD Muhammadiyah: Jejak Film Laskar Pelangi

Setelah sempat bertanya beberapa kali akhirnya kami bisa menemukan lokasi Replika SD Muhammadiyah Laskar Pelangi yang berada di Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Sebenarnya jalanan di Gantung tidaklah terlalu ruwet, namun tetap saja agak membingungkan bagi saya yang baru sekali datang ke kota di sisi Timur Pulau Belitung ini.

Bendungan Pice: Penjinak Sungai Lenggang

Nama Bendungan Pice Belitung Timur terbaca cukup unik di mata, terdengar sedikit seksi di telinga. Begitu singkat, sehingga sempat timbul keraguan apakah merupakan nama dengan cara tulis yang benar. Lagipula ketika kata Pice dibaca, akan terdengar di telinga seperti memiliki tekanan bunyi tersendiri.