Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Petilasan Sunan Geseng Bedegolan Kebumen

Lokasi Petilasan Sunan Geseng , atau Kramat Sunan / Kyai Geseng, berada tepat di pinggir beton dek pandang di Bendung Bedegolan, Kebumen, di dalam sebuah rumah kecil menghadap searah dengan aliran sungai. Nama Kyai Geseng juga ditulis pada dinding tembok di dekat salah satu roda gigi yang mengendalikan pintu air bendungan di Kali Bedegolan ini.

Bendung Bedegolan Kebumen

Kunjungan yang kami lakukan ke Bendung Bedegolan Kebumen yang menjadi awal Saluran Induk Bedegolan sebenarnya tidak secara sengaja. Tujuan semula adalah melihat titik awal Arung Jeram Bedegolan. Namun ketika sedang menulis catatan ini baru saya sadari bawah awal arung jeram itu berada di sungai di bawah Waduk Wadas Lintang, dan berakhir di Bendung Pejengkolan.

Pantai Petanahan Kebumen

Pantai Petanahan Kebumen saya kunjungi setelah ke Makam Syekh Anom Sida Karsa yang berjarak sekitar 6 km dari pantai ini. Meskipun keduanya ada di wilayah kecamatan yang sama, namun untuk memastikan kami sempat bertanya arah di sebuah perempatan yang di salah satu pojokannya terdapat dua buah arca Dwarapala berukuran besar.

Taman Makam Pahlawan Kebumen

Sampai sejauh ini Taman Makam Pahlawan Kebumen adalah area taman makam pahlawan pertama yang saya pernah singgahi di suatu kota. Bahkan di Jakarta pun saya tak pernah masuk ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Meskipun pikiran untuk melakukan kunjungan pernah terlintas jauh hari ketika tengah berada di kota-kota lainnya.

Lokawisata Baturraden

Lokawisata Baturraden adalah wisata menarik di pinggang Gunung Slamet, 14 km dari Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas. Gunung yang menjulang tinggi itu bisa dilihat dengan sangat jelas dari rumah keluarga di sebuah dusun bernama Mersi, di Purwokerto Wetan.

Masjid Agung Kebumen

Masjid Agung Kebumen adalah tempat kedua yang saya kunjungi pada hari pertama di Kebumen, sebuah kota yang memiliki makna tersendiri karena adanya leluhur yang bermukim di sini. Masjid ini berada tepat menghadap Alun-alun Kebumen, atau sebaliknya, karena belum jelas mana diantara kedua tempat itu yang lebih dulu dibuat.

Tanjung Karangbata Kebumen

Ketika hendak ke Tanjung Karangbata Kebumen saya ragu apakah mobil kuat menanjak ke perbukitan, lewat jalan tak beraspal di ujung Pantai Menganti . Jalan yang hanya muat satu mobil itu menanjak terjal, berkelok tajam ke kiri dan menanjak lagi, sehingga mustahil untuk melihat apakah ada kendaraan yang sedang turun.

Pantai Suwuk Kebumen

Pantai Suwuk Kebumen merupakan pantai Selatan kedua yang saya kunjungi di Kebumen. Kebumen memiliki garis pantai panjang, yang bila saja mendapat perhatian tinggi dari pemda dan masyarakatnya, pantai-pantainya bisa menjadi sumber pendapatan besar dan berkelanjutan.

Makam Pangeran Bumidirjo Kebumen

Gang masuk ke Makam Pangeran Bumidirjo berada di Jl Raya Lundong, Kutowinangun. Sangat dekat dengan Makam Aroeng Binang , tak lebih dari 750 meter. Namun karena waktu sudah menunjukkan hampir maghrib saat meninggalkan Makam Aroeng Binang, maka makam Makam Pangeran Bumidirjo ini baru saya kunjungi pada pagi berikutnya.

Alun-alun Kebumen

Alun-alun Kebumen yang lokasinya berada di pusat Kota Kebumen tampaknya masih menjadi salah satu tempat yang digemari untuk melakukan berbagai kegiatan dan tempat kumpul bagi warga dari berbagai lapisan di wilayah Kebumen. Meskipun iklan mal tampak banyak bertebaran di jalan-jalan yang sebelumnya saya lalui, alun-alun masih ramai pengunjung.

Ayam Bakar Pak Tarto Kebumen

Setelah melihat-lihat dari atas becak yang melaju lambat di sebuah penggalan jalan di dekat Alun-alun Kebumen yang digunakan sebagai area Pusat Kuliner Kebumen saya akhirnya mampir ke warung Ayam Bakar Pak Tarto . Nama lengkap warung pinggir jalan ini adalah Warung Bebek & Ayam Kampung Bakar / Goreng Pak Tarto.

Desa Wisata Jembangan Kebumen

Saya sempat mampir selama beberapa saat di Desa Wisata Jembangan Kebumen , meski nama itu tak ada di daftar kunjung yang saya buat. Hanya karena kebetulan melihat tanda masuk ke desa itu ketika hendak pergi ke Waduk Wadas Lintang, maka saya putuskan untuk singgah dan menengok sebentar ke tempat wisata yang satu ini.

Bendung Pejengkolan Kebumen

Informasi akses menuju ke arah Bendung Pejengkolan Kebumen kami peroleh dari seorang wanita muda yang menjadi penjaga area bermain anak di Desa Wisata Jembangan. Rute yang kami ambil adalah dengan mengambil jalan di sebelah kanan sungai yang sebelumnya kami sempat berhenti di jembatan di atasnya untuk menimbang arah.

Gunung Rayang Kebumen

Nama Gunung Rayang Kebumen saya ketahui dari seorang ibu yang tengah bersama temannya duduk di dangau pada jalan simpang ke PLTA Waduk Cirata. Adalah karena ada tanda dilarang masuk ke kompleks PLTA Waduk Cirata maka kami berbalik arah, dan saat itulah saya melihat ada bukit yang berbentuk seperti menhir sangat besar.

Waduk Wadaslintang Kebumen

Waduk Wadaslintang Kebumen menggenangi dua wilayah kabupaten, yaitu Kebumen dan Wonosobo. Namun nama waduk diambil dari nama Kecamatan Wadaslintang di Wonosobo, mungkin karena desa yang terendam sebagian besar ada di Wadaslintang. Sebagian lagi, 2.626 ha, ada di Kecamatan Padureso (sebelumnya masuk Prembun), Kebumen.

Gardu Pandang Waduk Wadaslintang

Untuk menuju ke Gardu Pandang Waduk Wadaslintang kami meninggalkan area di dalam kawasan Bendungan Wadaslintang menuju ke arah gerbang paling depan. Setelah melewati gerbang itu kami berhenti tepat sebelum bangunan kantor polisi setempat yang berada di sisi kiri jalan, dan lokasinya hanya beberapa meter dari gerbang.

Makam Mbah Lancing Kebumen

Makam Mbah Lancing Kebumen ada di daftar kunjung. Lupa alasannya, namun pasti ada yang menarik tentang makam keramat ini. Kata keramat buat saya berarti ada hal sangat berarti yang telah dilakukan si mayit ketika ia masih hidup, sampai ia mendapat penghormatan.

Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen

Sudah hampir jam 3 sore namun cacing perut belum makan saat kami berkendara melintas di jalur paling Selatan Pulau Jawa dari wilayah Mirit arah ke Barat, sampai akhirnya Bambang menepikan kendaraan dan berhenti di warung Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen yang lokasinya berada di tepi Jalan Raya Sumber Jetis, Ambal, Kebumen.

Stasiun Kutowinangun Kebumen

Ketika melintasi perlintasan sebidang dengan rel kereta api yang berada di dekat Stasiun Kutowinangun , Kebumen, saya meminta Bambang untuk menepikan kendaraan dan berhenti. Setelah turun dari kendaraan, saya mengayun kaki untuk menuju rel kereta api dan lanjut berjalan mendekati Stasiun Kutowinangun lewat tepian rel.

Museum Kereta Api Ambarawa Semarang

Museum Kereta Api Ambarawa Semarang merupakan target kunjungan berikutnya. Saat itu adalah kali pertama saya berkunjung ke sebuah museum kereta api, belakangan baru berkunjung ke museum yang ada di Sawahlunto. Beberapa saat sebelumnya kami meninggalkan area Monumen Palagan Ambarawa yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit berkendara saja untuk sampai ke lokasi museum dari monumen perjuangan itu.

Masjid Agung Jawa Tengah Semarang

Masjid Agung Jawa Tengah Semarang saya kunjungi hanya beberapa saat setelah hujan deras yang mengguyur Kota Semarang telah reda. Jalanan masih basah dengan genangan air masih terlihat di sana-sini, dan mendung tebal menggayut yang menandai langit belum cukup puas menumpahkan simpanan airnya ke bumi. Musim hujan memang belum lagi lewat.

Gereja Blenduk Semarang

Mengisi waktu tersisa sebelum pulang ke Jakarta kami mampir di Gereja Blenduk Semarang , sebuah bangunan tua peninggalan dari jaman kolonial dengan kubah khas yang kemudian dijadikan sebagai nama julukannya. Blenduk, sering dilafalkan mblenduk, adalah ekspresi Jawa yang menggambarkan bentuk menonjol lengkung setengah bola yang besar. Jika tonjolan lengkungnya kecil maka disebut mlenthung, dan mlenthing kalau lebih kecil lagi.

Pemandangan dari Kereta Api Argo Anggrek Semarang - Jakarta

Pemandangan dari Argo Anggrek Semarang saya peroleh karena Jakarta tengah dilanda banjir besar karena curah hujan yang sangat tinggi dan pada saat yang bersamaan air Laut Jawa tengah pasang. Sehari sebelumnya bandara Soekarno - Hatta ditutup bagi semua penerbangan karena buruknya jarak pandang sehingga bisa membahayakan keselamatan.

Candi Gedong Songo Semarang

Candi Gedong Songo Semarang adalah kompleks bangunan candi di lereng Gunung Ungaran yang merupakan peninggalan dari jaman budaya agama Hindu. Candi Gedong Songo terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten

Monumen Palagan Ambarawa Semarang

Siang itu saya berjalan kaki mengelilingi Monumen Palagan Ambarawa yang cukup teduh dengan rindang pohon, sambil memotret monumen serta beberapa persenjataan, juga kendaraan militer

Museum Palagan Ambarawa Semarang

Museum Palagan Ambarawa adalah tempat yang saya kunjung beberapa saat setelah meninggalkan kompleks Candi Gedong Songo . Lantaran perut masih kosong, kami berencana mampir dulu untuk mencoba menikmati sarapan dengan menu makanan setempat, yaitu nasi pecel di terminal Kota Ambarawa. Sayang warung tersebut tutup.

Gua Kreo Semarang

Pertanyaan mendatangkan pengetahuan. Adalah karena sebuah pertanyaan terbuka yang saya ajukan ke bapak supir mobil sewaan yang saya tumpangi yang membuat saya mengetahui keberadaan Gua Kreo Semarang , tempat terakhir yang saya kunjungi saat saya di Semarang beberapa waktu lalu.

Soto Bu Hj Misdar Purbalingga

Nama Soto Bu Hj Misdar Purbalingga rupanya sudah sedemikian terkenalnya sehingga orang Purwokerto pun menyarankan saya untuk mampir mencicipi masakan sotonya. Jam makan siang sudah lewat saat kami tiba sehingga tidak susah untuk menemukan tempat parkir di depan warungnya serta untuk mendapatkan tempat duduk nyaman.

Masjid Agung Purbalingga

Sudah agak lama saya mampir ke Masjid Agung Purbalingga , namun baru sempat menulis catatannya. Masjid terbesar di Kabupaten Purbalingga ini memiliki nama resmi "Darussalam". Lokasi masjid berada di sebelah barat Alun-alun Purbalingga, menghadap arah ke timur, sedikit serong ke sebelah kanan.

Masjid Cheng Ho Purbalingga

Masjid Cheng Hoo Purbalingga merupakan bangunan masjid berarsitektur khas Cina kedua di Indonesia yang pernah saya kunjungi. Masjid pertama adalah Masjid Cheng Hoo Surabaya yang berada di Jl. Gading, Surabaya. Bentuk luar keduanya nyaris sama dengan atap tumpang tiga, hanya berbeda pada pilar dan ornamen lubang hawa pada dindingnya.

Garang Asem H. Masduki Pekalongan

Hal pertama yang kami lakukan setelah dari Stasiun Pekalongan, setiba di kota ini dengan kereta pagi dari Gambir, adalah mencari tempat makan siang. Supir rental mobil (Bima Sakti, Dodi 0856 4004 5111) yang menjemput ternyata membawa kami ke Garang Asem H. Masduki Pekalongan yang berada di sisi sebelah utara Alun-alun.

Museum Batik Pekalongan

Museum Batik Pekalongan menempati gedung tua berbentuk segi empat simetris dengan taman di tengahnya yang ada sejak 1906. Halaman depan yang sekaligus sebagai tempat parkir kendaraan tidaklah terlalu luas. Lebar halamannya hanya 6 meter dengan panjang sekitar 50 meter memanjang sepanjang bangunan bergaya kolonial itu.

Pohon Beringin Trembesi Pekalongan

Pohon Beringin Trembesi Pekalongan kami ketahui saat melintas di jalanan, dan diberi tahu keunikan pohon tua ini oleh Dodi (rental Bima Sakti Pekalongan 0856 4004 5111). Dodi pula yang rajin mengantar kami saat berkeliling di sekitar Pekalongan. Pelayanan dan pengetahuan areanya bagus, sehingga merasa puas menyewa mobil darinya.

Masjid Wakaf Pekalongan

Masjid Wakaf Pekalongan merupakan masjid tua di kota batik pesisir utara Pulau Jawa ini. Dari Jembatan Loji kami menyusur Jl Sultan Agung ke arah selatan, belok kiri di perempatan setelah Pasar Induk Banjarsari, dan belok kanan di perempatan ke Jalan Surabaya. Masjid Wakaf ada di sebelah kanan jalan, hanya 50 meter dari perempatan.

Vihara Vajra Bumi Pekalongan

Kunjungan ke Vihara Vajra Bumi Pekalongan membuat saya sedikit lebih mengenal salah satu sekte agama Buddha di Nusantara ini. Istilah Vihara lazim digunakan sebagai bangunan tempat ibadah bagi penganut agama Buddha. Namun di jaman Order Baru nama vihara lebih banyak digunakan untuk tempat ibadah Tri Dharma.

Kerkop Panjang Wetan Pekalongan

Sepanjang pendeknya ingatan, kunjungan ke Kerkop Panjang Wetan Pekalongan ini merupakan inisiatif Dodi (rental mobil Bima Sakti, 0856 4004 5111), karena tidak ada dalam daftar kunjung yang saya kirimkan. Inisiatif yang saya hargai, yang menunjukkan bahwa Dodi belajar dalam waktu singkat tentang kesukaan tamunya.

Pura Lingga Buana Ksira Arnawa Pekalongan

Kami mampir di Pura Lingga Buana Ksira Arnawa Pekalongan karena melihatnya ketika melewati jalan bergelombang di depan pura yang berada di pinggiran pantai utara Kota Pekalongan. Pura Lingga Buana Ksira Arnawa Pekalongan memang berada tepat di pinggiran laut, hal yang lazim ditemui di tempat lain, termasuk di Bali.

Kelenteng Po An Thian Pekalongan

Sudah lewat jam empat sore ketika kami tiba di halaman Kelenteng Po An Thian Pekalongan . Lokasinya tepat di sudut Jalan Belimbing. Sepeda ontel dan sepeda motor terlihat diparkir di halaman kelenteng yang meski tak luas, namun teduh di sore hari berkat gedung lumayan tinggi yang berada di sisi sebelah kirinya.

Pekalongan Mangrove Park

Waktu sudah menunjukkan jam setengah enam sore ketika kami tiba di Pekalongan Mangrove Park atau Taman Mangrove Pekalongan, sebuah kawasan restorasi dan pengembangan hutan mangrove di wilayah pantai utara Pekalongan. Pekalongan Mangrove Park diresmikan Menteri Kehutanan RI pada 17 Desember 2013, dan berkembang menjadi kawasan wisata menarik.

Gulai Kepala Manyung Pak Rozi Pekalongan

Gulai Kepala Manyung Pak Rozi Pekalongan bisa saya kunjungi dan nikmati berkat sedikit petualangan, itu karena warungnya sangat sederhana, nyaris kumuh, dan saat itu warungnya sepi. Namun karena Dodi (0856 4004 5111, rental Bima Sakti) menawarkan apakah saya ingin mencobanya, maka saya pikir pasti ada alasannya.

Masjid Aulia Sapuro Pekalongan

Menyelesaikan perjalanan malam itu kami singgah di Masjid Aulia Sapuro Pekalongan , salah satu masjid tertua di kota habib ini. Masjid ini berjarak sekitar 250 meter dari Makam Habib Ahmad Sapuro, mengarah ke timur dan lalu ke utara. Letak Masjid Aulia Sapuro ada di pengkolan jalan, 50 meter dari Sungai Kupang.

Pantai Slamaran Indah Pekalongan

Kami ada di sekitar Pantai Slamaran Indah Pekalongan setidaknya tiga kali, sekali melihat area pinggir pantai dari atas Jembatan Slamaran saat hari mulai mendekati senja. Sekali melintas di dekatnya menuju tempat lain, dan sekali masuk ke area pantai di pagi yang agak pucat.

RM Soto Bang Dul Pekalongan

Malam masih muda ketika tiba di RM Soto Bang Dul Pekalongan Jl Dr Sutomo, depan Asrama Brimob Kota Pekalongan. Meskipun tidak terlalu besar, namun tersedia meja kursi yang cukup untuk puluhan orang. Mungkin kami tiba awal sehingga banyak meja kursi yang terlihat kosong.

Masjid Agung Al Jami Pekalongan

Meski sudah lewat beberapa kali, namun baru malam hari kami ke Masjid Agung Al Jami Pekalongan . Masjid ini ada di sisi Barat Alun-Alun Pekalongan, menghadap ke Timur, agak miring ke Tenggara. Sedikit ke sebelah selatan masjid adalah area Kampoeng Batik Kauman.

Rumah Makan Puas Pekalongan

Menutup perjalanan pada hari itu kami singgah di Rumah Makan Puas Pekalongan untuk mencicipi masakan Kampung Arab. Pekalongan merupakan salah satu daerah di Jawa yang lekat dengan imigran Arab yang datang untuk berdagang seraya menyebarkan ajaran agama Islam.

Lapangan Jetayu Pekalongan

Sudah beberapa kali saya lewati Lapangan Jetayu Pekalongan , baik di siang maupun malam. Namun malam terlihat lebih hidup. Area lapangan luas ini dikenal sebagai Kawasan Budaya Jetayu Pekalongan, merupakan kawasan terbuka hijau yang menjadi taman bermain segala usia.

Eks Rumah Dinas Residen Pekalongan

Bangunan tua peninggalan kolonial bernama Eks Rumah Dinas Residen Pekalongan itu kami kunjungi pada pagi cerah, menyajikan biru langit indah dengan sedikit awan melayang. Nama resminya Rumah Dinas Jabatan Kepala Badan Koordinator Wilayah (Bakorwil) III Jawa Tengah.

TPI Kota Pekalongan

Hari masih pagi ketika kami tiba di gerbang TPI Kota Pekalongan yang ada di kawasan PPNP (Pelabuhan Perikanan Nasional Pekalongan). Persis di samping Sungai Loji. Sungai selebar 100 meter-an ini dalam keadaan normal bisa dilalui oleh kapal nelayan berbobot 30 gross ton.

Wisata Bahari Pekalongan

Matahari sudah mulai tinggi ketika masuk gerbang Wisata Bahari Pekalongan di kompleks PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara) Pekalongan. Gerbang itu berjarak 280 meter dari warung Gulai Kepala Manyung Pak Rozi yang letaknya berseberangan dengan TPI Kota Pekalongan .

Pantai Pasir Kencana Pekalongan

Saat ke Pantai Pasir Kencana Pekalongan hari sudah siang, namun karena dekat lokasi maka kami masuk juga ke area pantai, melewati gerbang berbayar. Pantai ini ada di wilayah Kota Pekalongan, dekat dengan lokasi TPI Kota Pekalongan dan Wisata Bahari PPN Pekalongan .

Gereja Katolik Santo Petrus Pekalongan

Beberapa kali kami lewati Gereja Katolik Santo Petrus Pekalongan dan terkesan dengan gaya bangunannya yang menyerupai bangunan Eropa dengan pilar tinggi. Lokasi gereja ini sangat strategis, ada di dekat Jembatan Loji, di sisi kiri jalan pada arah ke Museum Batik Pekalongan .

Sop Buntut Bu Leman Pekalongan

Tulisan kuliner Sop Buntut Bu Leman Pekalongan ini menutup perjalanan di kota batik pesisir utara Jawa ini. Tengah hari baru saja lewat saat kami ke rumah makan dengan menu utama sop buntut ini. Meskipun ada beberapa orang tamu, namun pengunjung belum begitu ramai saat itu.

Pancuran 5 Sendang Sari Guci Tegal

Mengapa sampai bisa melihat Pancuran 5 Sendang Sari Guci Tegal adalah karena kami melanjutkan berkendara mengikuti terusan jalan simpang setelah berkunjung ke Hot Waterboom Guci-ku , ketimbang balik kembali ke arah kedatangan. Ada rasa ingin tahu kemana lanjutan jalan simpang itu akan membawa kami pergi.

Ekowisata Petungkriyono Pekalongan

Perjalanan ke kawasan Ekowisata Petungkriyono Pekalongan memakan waktu cukup lama, sekitar satu setengah jam lebih dari Kota Pekalongan dengan menempuh jarak sejauh 42-an km. Ekowisata Petungkriyono berada di ujung selatan Kabupaten Pekalongan, berbatas wilayah Kabupaten Batang, Banjarnegara dan Wonosobo.

Curug Bajing Petungkriyono Pekalongan

Perjalanan ke Curug Bajing Petungkriyono Pekalongan melewati jalan aspal mulus berliku dengan pemandangan sawah subur dan pegunungan yang sejuk dan elok dipandang mata. Lokasi Curug Bajing berada di Desa Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, masih cukup jauh dari Dusun Sokokembang di kawasan Ekowisata Petungkriyono Pekalongan yang sebelumnya kami kunjungi.

Situs Gedong Tlogopakis Petungkriyono Pekalongan

Petunjuk singkat tentang Situs Gedong Tlogopakis Petungkriyono Pekalongan serta perkiraan dimana lokasinya saya peroleh secara tak sengaja. Itu karena tatapan mata tertumbuk pada sebuah peta berisi denah lokasi tempat-tempat menarik di Kecamatan Petungkriyono. Denah itu berada di dekat pos loket penjualan karcis Curug Bajing .

Situs Lingga Yoni Petungkriyono Pekalongan

Untuk menuju ke Situs Linggayoni Petungkriyono Pekalongan kami terlebih dahulu mampir ke rumah kuncen situs yang bernama Ribut di ujung utara gerumbul dusun di Desa Tlogopakis. Meskipun berada satu desa dengan Curug Bajing dan Situs Gedong , namun ketiganya terpisah cukup jauh oleh persawahan tanpa ada permukiman.

Makam Syekh Maja Suta Petungkriyono Pekalongan

Makam Syekh Maja Suta Petungkriyono Pekalongan berada di area yang tak begitu besar, namun di tengah persawahan dan tegalan sangat luas di Desa Tlogopakis. Cungkup dan tembok luar makamnya terlihat saat kami mengambil jalan simpang melewati pematang sawah saat menuju ke Situs Lingga Yoni beberapa saat sebelumnya.

Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan

Berkunjung ke Curug Sibedug Petungkriyono Pekalongan sama sekali tidak perlu usaha ekstra karena dari tepi jalan jaraknya hanya 25 meter. Curug ini masih masuk wilayah Desa Kayupuring, diantara Desa Sokokembang dan Desa Tlogopakis, masih di dalam kawasan Ekowisata Petungkriyono , Kabupaten Pekalongan.

Gua Batu Doro Pekalongan

Kunjungan ke Gua Batu Doro Pekalongan terjadi karena tanda sederhana di tepi jalan, bukan kunjungan yang direncanakan. Begitu tujuan tanda, betapa pun sederhananya, untuk dibaca orang lewat dan jika beruntung maka bisa menarik perhatian mereka untuk mampir sejenak.

Makam Ki Gede Penatas Angin Doro Pekalongan

Lokasi Makam Ki Gede Penatas Angin Doro Pekalongan berada di ujung pedukuhan dekat hutan karet. Jalan di hutan karet itu, 2 km ke lokasi, bisa dilewati mobil dengan tebing di kanan dan jurang di kiri. Jalan desa sesudah itu juga sempit, namun ada bahu jalan di beberapa titik.

Situs Baron Sekeber Rogoselo Pekalongan

Kunjungan ke Situs Baron Sekeber Rogoselo Pekalongan dipandu Kedi, setelah di warungnya ia berbincang dengan Dodi dan Dodi memberitahu saya. Kesediaan Kedi menemani sangat kami apresiasi, apalagi ia menolak untuk menerima imbalan. Tak selamanya memang uang berbicara.